Berita Market

Siap-siap, Bargain Hunting Saham-Saham Murah Bakal Dimulai September

Kamis, 08 Agustus 2019 | 07:52 WIB
Siap-siap, Bargain Hunting Saham-Saham Murah Bakal Dimulai September

Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi jual investor asing  masih melanda Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) .

Kemarin, Rabu (7/8), investor asing masih membukukan jual bersih alias net sell sebesar Rp 138 miliar di pasar reguler.

Alhasil,  net sell investor asing sepanjang tahun ini mencapai Rp 4,36 triliun.

Baca Juga: IHSG rebound, ini 10 saham pencetak untung terbesar, Rabu (7/8)

Kepala Riset OSO Sekuritas Ike Widiawati melihat, asing masih keluar dari emiten-emiten yang ikut tertekan penurunan harga komoditas, seperti komoditas batubara dan minyak sawit (CPO).

"Wajar asing melakukan aksi jual saham emiten produsen batubara. Sebab, komoditas batubara memang turun signifikan dibandingkan komoditas lain," ujar Ike, Rabu (7/8).

Harga batubara sepanjang tahun ini sudah merosot 30%.

Mengutip RTI, nilai jual bersih oleh investor asing di UNTR sebesar Rp 1,02 triliun sepanjang tahun ini. Sedangkan net sell asing di PTBA Rp 969 miliar, dan ADRO Rp 599 miliar.

Baca Juga: Proyeksi IHSG: Melanjutkan Penguatan

Saham lain yang juga terkena aksi jual asing adalah sektor peternakan, rokok dan infrastruktur di bidang telekomunikasi. Ike bilang, saham poultry tertekan karena harga unggas yang sempat jatuh.

Mengutip RTI, net sell asing di JPFA mencapai Rp 1,92 triliun sepanjang tahun ini. Sedangkan net sell asing di saham CPIN mencapai Rp 1,16 triliun, year to date.

Baca Juga: IHSG Bergejolak, Ini Pilihan Saham Defensif Rekomendasi Analis premium

Analis Paramitra Alfa Sekuritas Evan Fajrin menambahkan, asing juga melakukan aksi jual di bursa karena cemas akan adanya pelambatan ekonomi akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Ditambah lagi, ada potensi perang mata uang yang membuat investor lebih memilih instrumen lain yang dinilai lebih aman (safe heaven).

"Tidak ada yang tahu sampai kapan kondisi seperti ini terjadi. Namun, para pelaku pasar berharap adanya kemajuan dalam negosiasi antara AS dan China, sehingga dapat memberikan sentimen positif," ujar Evan.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengamati, secara pola teknikal, aksi jual asing akan terus berlanjut selama Agustus hingga September.

Lalu, Oktober menjadi masa netral dan asing wait and see. Sedangkan November sudah mulai ada aksi beli asing.

"Apalagi menjelang akhir tahun ada sentimen positif yang berkaitan dengan momen natal, tahun baru, dan juga window dressing," ujar Nafan.

Proyeksi Ike lebih cepat. Asing diperkirakan masuk kembali ke pasar saham Indonesia selambat-lambatnya pertengahan September hingga puncaknya jelang akhir tahun 2019.

Ketika harga saham sudah murah, akan muncul aksi bargain hunting saham-saham bluechips, baik dari asing maupun domestik.

Aksi berburu ini umumnya dilakukan pada saham yang memiliki kinerja keuangan solid dengan pertumbuhan laba bersih di atas 20%.

Dengan aksi beli tersebut, Ike memperkirakan, IHSG bisa rebound ke level 6.500.  Sementara Evan menghitung, IHSG berpeluang menguji support di 5.940 dan resistance di 6.430.

Baca Juga: Proyeksi IHSG: Melanjutkan Penguatan

 

Terbaru