Berita Bisnis

Bank Akan Selektif Kucurkan Kredit

Kamis, 28 Februari 2019 | 06:54 WIB
Bank Akan Selektif Kucurkan Kredit

Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) perbankan kian melandai. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat akhir tahun lalu rasio NPL perbankan berada di level 2,36%, jumlah ini menyusut cukup dalam dibandingkan tahun 2017 yang sempat menyentuh 2,8%.

Meski risiko kredit mulai melandai, tahun ini perbankan akan selektif menyalurkan kredit dan memilih sektor yang terbilang aman. Ambil contoh Bank BNI yang mengerem kredit ke sektor pertambangan. Maklum, sektor tambang masih terpapar efek penurunan harga komoditas.

Walaupun begitu, Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, BNI berjanji akan menggelar ekspansi ke seluruh sektor kredit baik skala kecil, menengah maupun besar. Beberapa sektor yang dinilai potensial menurut BNI tahun ini antara lain infrastruktur, manufaktur, perdagangan, pertanian dan perkebunan.

Anggoro optimistis, rasio NPL perseroan ini baik secara gross maupun net bisa dijaga stabil masing-masing 1,9% dan di bawah 1%. "Caranya dengan mengucurkan kredit modal kerja dan kredit investasi ke sektor-sektor prioritas kami yang memiliki riwayat kredit baik," ujarnya, Rabu (27/2).

Lebih optimistis

Kendati situasi yang dihadapi kurang lebih sama, Bank Jatim optimistis bisa menekan NPL tahun ini. "NPL akan ada perbaikan karena peningkatan sisi kualitas analisis, dan penguatan dari sisi legal dan compliance officer," kata Ferdian Timur Satyagraha, Direktur Keuangan Bank Jatim.

Ferdian memprediksikan, rasio kredit macet bisa menyentuh 3% di tahun 2019. Proyeksi ini jauh lebih rendah dari realisasi akhir tahun perseroan sebesar 3,75%.

Selain selektif memberikan kredit, Bank Jatim memilih berfokus ke segmen yang aman. Bank Jatim, misalnya, akan berfokus pada penyaluran kredit konsumer ke debitur Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pensiunan.

Adapun beberapa sektor yang dihindari bank berkode saham BJTM ini antara lain pertambangan, ketenagalistrikan (swasta) dan subkontraktor. Bank Jatim ingin memprioritaskan supply chain financing terkait proyek pemerintah daerah (pemda) di Jawa Timur.

Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja menilai, sektor yang masih potensial tahun ini yakni manufaktur, perkebunan dan jasa. Tahun ini OCBC NISP menargetkan NPL berada di bawah level 2%. Sebagai perbandingan, NPL tahun lalu 1,7% atau menurun dari periode akhir tahun 2017 sebesar 1,8%. Menurutnya, selain faktor iklim ekonomi domestik, perbankan juga harus lebih aktif memantau kondisi ekonomi global yang hingga saat ini belum menunjukkan kepastian.

Terbaru