Berita Bisnis

Cadangan Bank Meningkat Tahun Ini

Jumat, 22 Februari 2019 | 06:19 WIB
Cadangan Bank Meningkat Tahun Ini

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit perbankan masih mengalir deras tahun lalu, kendati bunga acuan dalam tren naik. Bank Indonesia (BI) mencatat, kredit perbankan di 2018 tumbuh 11,75% lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit 2017 yang hanya tumbuh 8,2%.

Pertumbuhan kredit yang tinggi itu mendorong kenaikan pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) agar bank bisa mengantisipasi meningkatkan kredit bermasalah. Ambil contoh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang mencatatkan penyaluran kredit, khusus untuk bank saja, senilai Rp 483,42 triliun sepanjang 2018. Nilai ini tumbuh 15,88% dari tahun 2017 sebesar Rp 417,15 triliun.

Seiring dengan kenaikan kredit, CKPN BNI ikut naik. Pencadangan yang dibentuk sepanjang 2018 naik 0,86% menjadi Rp 14,05 triliun dari sebelumnya Rp 13,93 triliun.

Direktur Manajemen Resiko BNI Bob Tyasika Ananta mengatakan, peningkatan CKPN tahun 2018 selain karena pertumbuhan kredit juga karena BNI menaikkan coverage ratio dari 148% pada akhir 2017 menjadi 152% pada 2018.

"Ini dibarengi dengan kemampuan mengelola kualitas aset yang ditunjukkan dengan rasio non performing loan (NPL) pada level 1,9% di 2018. Sehingga kenaikan CKPN hanya sedikit," ujar Bob, Kamis (21/2). Per akhir 2017, NPL BNI berada di level 2,26%.

BNI menargetkan coverage ratio tahun ini lebih tinggi dibanding posisi per akhir tahun 2018 menjadi sekitar 155%. Ini merupakan langkah antisipatif pengelola bank terhadap kondisi ekonomi yang diproyeksikan belum sepenuhnya sesuai dengan harapan.

"Sektor kredit yang perlu diwaspadai tahun ini adalah komoditas, mengingat pergerakan harganya relatif fluktuatif," ujar Bob. BNI menginginkan agar rasio NPL di bukunya tidak melampaui 1,9% sepanjang 2019.

Begitupun dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mencatatkan kenaikan penyaluran kredit (bank only) di 2018 sebesar 13,60% menjadi Rp 804,3 triliun dari nilai per 2017 yang sebesar Rp 708 triliun.

Untuk dapat mempertahankan NPL, BRI menaikan CKPN sebesar 18,92% menjadi Rp 34,56 triliun pada 2018. Nilai ini naik dari posisi 2017 senilai Rp 29,06 triliun.

"BRI dari dulu cukup prudent, sehingga pembentukan CKPN bisa lebih tinggi dibandingkan pinjaman. Tahun ini strategi pembentukan CKPN tidak berubah," ujar Direktur Manajemen Risiko BRI Mohammad Irfan, Rabu (20/2).

BRI akan mewaspadai sektor industri yang bergerak di bisnis komoditi maupun sumber daya alam (SDA) beserta bisnis yang terkait. Meskipun telah menaikan CKPN, pada 2018 lalu, NPL Bank BRI naik tipis menjadi 2,14% dari posisi 2017 di level 2,1%.

Irfan mengaku penyumbang kredit bermasalah terbesar di BRI adalah debitur di segmen ritel menengah. Irfan berharap dari kenaikan CKPN di 2019 ini, dapat menekan NPL sehingga lebih baik dibandingkan pencapaian 2018.

CKPN PT Bank OCBC NISP Tbk pada 2018 juga naik 4,57% menjadi Rp 4,57 triliun dari posisi tahun 2017 sebesar Rp 4,15 triliun. Ini sejalan dengan pertumbuhan kredit 11% menjadi Rp 117,8 triliun di 2018. Sedangkan NPL bank dengan sandi NISP ini berada di level 1,7% di 2018.

Adapun untuk tahun 2019 CIMB Niaga juga akan menaikkan CKPN seiring dengan rencana pertumbuhan kredit di tahun 2019. Saldo CKPN pada akhir Desember 2019 diproyeksikan naik agar NPL tetap di bawah 2%.

Terbaru