Berita

Ekspansi bisnis agar tak bergantung pada bisnis penginapan

Senin, 18 Mei 2020 | 12:02 WIB
Ekspansi bisnis agar tak bergantung pada bisnis penginapan

ILUSTRASI. Kerjasama Ciputra dengan Travelio untuk pemasaran sewa apartemen Vida View

Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

KONTAN.CO.ID - Penurunan kinerja bisnis akibat wabah korona atau Covid-19 juga melanda bisnis penyewaan apartemen virtual Travelio. Meski sama-sama menawarkan ruang untuk menginap, namun Travelio hanya khusus menyewakan apartemen dalam jangka waktu pendek, menengah dan panjang. Akibat wabah korona, Travelio mengalami penurunan jumlah tamu yang menginap untuk jangka waktu pendek atau harian.
Dalam catatan Christina Suriadjaja, Direktur Travelio, penurunan sewa apartemen Travelio itu mencapai 20% jika dibandingkan waktu sebelum ada wabah korona. “Segmen usaha yang terkena dampak negatif adalah, persewaan apartemen untuk jangka pendek. Karena banyak ekspatriat pulang ke rumah akibat pembatasan perjalanan,” kata Christina kepada KONTAN.
Meski secara keseluruhan turun,  namun Travelio masih bisa bernafas lega. Karena Ada kenaikan pemesanan apartemen untuk jangka waktu panjang. Konsumen yang sebelumnya menyewa bulanan, belakangan memilih memperpanjang waktu penyewaan. “Covid-19 menghasilkan dampak positif bagi bisnis kami, karena pemesanan jangka waktu lama jadi naik,” jelas Christina.
Terkait dengan daya tahan Travelio menghadapi ancaman krisis akibat wabah korona ini, Christina bilang pihaknya sudah memiliki hitung-hitungan jangka panjangnya.  Dari sisi pendanaan, Travelio percaya diri masih bisa menjalankan bisnisnya, karena telah menyelesaikan putaran pendanaan Seri B yang dipimpin Gobi Partners bersama Pavilion Capital dengan nilai investasi US$18 juta akhir tahun 2019 lalu. 
Dari sisi kekuatan manajemen, Travelio menurut Christina memiliki hubungan dan semangat yang sama dengan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) yang tercatat sebagai investor awal dari Travelio. Karena punya ikatan, standar organisasi manajemen Travelio mengadopsi standar manajemen yang ada di SSIA. Nah, SSIA adalah perusahaan pengelola kawasan industri kelas kakap di Indonesia. 
Meski dari sisi dana dan manajemen tak ada masalah, namun Travelio tak mau berdiam diri dan bertumpu di bisnis  yang sudah ada.   Dengan mengandalkan sumber daya 370 orang, Travelio kini sedang menjajal bisnis baru. Bisnis yang mereka kembangkan adalah, bisnis ritel yang menjual produk kebutuhan harian atau fast-moving consumer goods. “Kami sudah luncurkan TravelioMart ini awal Mei lalu,” ujarnya.
  Meski baru, tetapi masa pengembangan TravelioMart telah dilakukan sejak tahun lalu. Platform anyar  ini sengaja diluncurkan bulan Mei karena adanya wabah pandemi korona. Christina bilang, peluncuran bisnis dilakukan saat pandemi karena melihat ada potensinya. Maklum saat wabah, banyak warga akan memilih tinggal di rumah atau apartemen. "Orang-orang memilih belanja antar ke alamat," jelas Christina.
Nah, pemilihan bisnis ritel dan kebutuhan harian itu bukan tanpa dasar. Travelio telah menyurvey tamunya, dan menemukan adanya kecenderungan konsumen memasak di apartemen. Setidaknya ada 70% dari penyewa apartemen Travelio memakai dapur apartemen tersebut selama menginap.  
Untuk mendukung bisnis anyarnya ini, manajemen Travelio telah membangun sistem distribusi barang sendiri, mulai dari pemasok, petani hingga layanan pengiriman kepada konsumen. Christina mengklaim, mereka telah memiliki ratusan hub untuk operasional pengiriman barang selain dari jasa vendor pihak ketiga. lain yang bisa dimanfaatkan juga .                                                             u

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Sudah berlangganan? Masuk

Berlangganan

Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan

Rp 20.000

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Terbaru
IHSG
7.163,67
0.15%
-10,86
LQ45
926,87
0.48%
-4,49
USD/IDR
16.244
0,12
EMAS
1.319.000
0,08%