Berita Bisnis

Kekayaan Lima Taipan Indonesia Tergerus Pandemi Corona (Covid-19)

Senin, 27 April 2020 | 06:21 WIB
Kekayaan Lima Taipan Indonesia Tergerus Pandemi Corona (Covid-19)

ILUSTRASI. Atlet Bridge Indonesia, Michael Bambang Hartono(78) merupakan atlet tertua di Asian Games18 ini serta merupakan orang terkaya di Indonesia yang turun di nomor Super Mixed Team Asian Games 2018 di Jakarta, Sabtu (25/08). ANTARA FOTO/INASGOC/Peter F Momor/T

Reporter: Agung Hidayat, Muhammad Julian | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah virus corona (Covid-19) tak pandang bulu. Boleh jadi, pertumbuhan ekonomi dunia yang sedang melambat akibat pandemi corona turut mengikis kekayaan para taipan. Termasuk, para taipan Indonesia.

Hingga Minggu 26 April 2020, lima pengusaha asal Indonesia masuk dalam daftar 500 orang terkaya di dunia versi Indeks Bloomberg Billionaires.

Biarpun masih memiliki kekayaan bersih bejibun, total duit para taipan yang menguap sejak akhir tahun lalu alias periode year to date (ytd) juga bikin mulut menganga.

Salah satu pemilik Grup Djarum, Budi Hartono kehilangan kekayaan hingga US$ 6,44 miliar ytd atau sekitar Rp 100,16 triliun jika menggunakan acuan kurs tengah Bank Indonesia (BEI) akhir pekan lalu pada yakni Rp 15.553 per dollar AS.

Baca Juga: Bill Gates: Kita belum setengah jalan menghadapi virus corona

Kekayaannya menguap paling banyak di antara empat pengusaha lain. Meskipun begitu, Budi Hartono tetap nangkring di urutan pertama untuk kategori Indonesia dan peringkat ke-126 kategori pengusaha dunia.

Berikutnya yakni Michael Hartono yang tak lain adalah kakak Budi Hartono. Jika kekayaan hilang mereka digabungkan, maka totalnya sampai US$ 12,65 miliar atau setara Rp 196,75 triliun.

Dua bersaudara Hartono sudah langganan masuk dalam daftar orang kaya dunia menurut sejumlah versi. Bisnis Grup Djarum menggurita mulai dari manufaktur, perbankan, properti, telekomunikasi hingga digital.

Sementara Prajogo Pangestu harus rela kehilangan US$ 2,35 miliar. Dengan acuan nilai tukar yang sama, kekayaannya menguap Rp 36,55 triliun ytd.

Kiprah bisnis dari pengusaha yang Mei nanti berusia 76 tahun itu, berawal dari industri perkayuan dan kini membesar ke sektor petrokimia dan energi di bawah bendera Grup Barito.

Biarpun kekayaan pribadi sang pemilik mengempis, manajemen PT Barito Pacific Tbk (BRPT) optimistis prospek bisnis petrokimia masih menjanjikan.

"Margin masih baik meski permintaan up and down maka susah untuk diperkirakan," tutur Agus Salim Pangestu, Direktur Utama PT Barito Pacific Tbk kepada KONTAN, Jumat (24/4).

Selanjutnya, Tan Siok Tjien yang merupakan istri mendiang pendiri Gudang Garam, Surya Wonowidjojo. Kekayaannya berkurang US$ 2,21 miliar atau Rp 34,37 triliun.

Sementara pengusaha petrokimia dan tekstil di bawah payung Indorama Corporation yakni Prakash Lohia, paling sedikit kehilangan kekayaan yakni US$ 769 juta atau kurang lebih Rp 11,96 triliun (lihat tabel).

Taipan Indonesia dalam Daftar 500 Indeks Bloomberg Billionaires
Peringkat Nama Pengusaha Total kekayaan bersih Perubahan kekayaan (ytd) Kelompok usaha
126 Budi Hartono US$ 10,7 miliar -US$ 6,44 miliar Grup Djarum
141 Michael Hartono US$ 9,87 miliar -US$ 6,21 miliar Grup Djarum
253 Prajogo Pangestu US$ 6,29 miliar -US$ 2,35 miliar Grup Barito
311 Tan Siok Tjien US$ 5,61 miliar -US$ 2,21 miliar Grup Gudang Garam
396 Prakash Lohia US$ 4,66 miliar -US$ 769 juta Grup Indorama

Hans Kwee, Direktur Anugerah Mega Investama menilai, grup usaha besar tersebut memiliki berbagai lini usaha sehingga kekayaannya tak akan surut total pada tahun ini.

Kinerja bisnis yang terpapar Covid-19 kemungkinan turun di bawah 10%.

"Bisnis yang low impact seperti telekomunikasi dengan tren pemakaian data dan rokok yang konsumsinya masih terus ada," kata dia.

Sementara kinerja bisnis terdampak menengah tahun ini akan turun sekitar 10%-30%. Sektornya antara lain pertambangan, perkebunan, otomotif dan pembiayaan.

Lebih dari itu adalah sektor terdampak berat dengan perkiraan penurunan kinerja di atas 30%.

Terbaru