Berita Global

Mantan PM Inggris John Major Minta May Melunakkan Sikap soal Brexit

Minggu, 20 Januari 2019 | 05:59 WIB
Mantan PM Inggris John Major Minta May Melunakkan Sikap soal Brexit

Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - LONDON. Mantan perdana menteri Inggris John Major mendesak Theresa May untuk mencabut "garis merah" -nya pada Brexit. Maksudnya, Major meminta May mengizinkan parlemen menemukan jalan untuk menghindari kepergian dari Uni Eropa pada bulan Maret  tanpa kesepakatan yang merusak .

Major mengatakan, sebagai perdana menteri periode 1990 dan 1997 dia berkompromi pada keputusan-keputusan kunci pada proses perdamaian Irlandia Utara dan Perang Teluk pertama. May harus melakukan hal yang sama setelah rencana Brexit-nya ditolak oleh mayoritas besar di parlemen.

"Kesepakatannya sudah mati dan jujur saya tidak berpikir ​​bahwa bermain-main dengan itu akan membuat banyak perbedaan," kata Major yang turut berkampanye agar Inggris tetap bergabung dengan Uni Eropa (UE) menjelang referendum 2016, kepada BBC Radio.

May dijadwalkan memberi tahu parlemen pada hari Senin bagaimana dia hendak melanjutkan Brexit. Anggota parlemen kemudian dapat mengusulkan alternatif untuk melihat apakah ada yang bisa memberi dukungan secara mayoritas.

"Jika kita pergi dalam kekacauan dan tanpa kesepakatan, itu menurut saya menjadi yang terburuk dari semua hasil," kata Major.

Karena itu, May harus "berkeliling" kepada anggota parlemen di partainya yang mengatakan mereka siap menerima Brexit tanpa kesepakatan dan menaklukkan penentang pada masalah-masalah utama dalam perundingan, sambaung Major.

May telah mengesampingkan kemungkinan tetap bersama pasar tunggal UE, opsi yang dianggap kurang merusak secara ekonomi, karena Inggris tidak akan mampu mengendalikan imigran  dari tetangganya. Dia juga menolak tetap bergabung dengan serikat pabean Uni Eropa.

Jika May tidak dapat berkompromi, ia harus membiarkan parlemen menemukan cara mengatasi perpecahannya, kata Major. "Saya pikir ada tanda-tanda parlemen mungkin dapat mencapai konsensus," katanya.

Komentar Major ini ditolak sebagai "sisa-sisa pandangan elit" oleh anggota parlemen Konservatif yang mengatakan May akan mengingkari janjinya kepada pemilih. 

Jika May mempertimbangkan tetap berada di pasar tunggal Uni Eropa atau serikat pabean atau mengadakan referendum kedua, maka ""Brexit akan menjadi tidak berarti. Kita tidak akan meninggalkan Uni Eropa, kita akan tinggal di Uni Eropa," kata Suella Braverman kepada BBC.

Terbaru