ILUSTRASI. Pekerja memotong lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten, Kamis (7/2/2019). Pemerintah mendorong Krakatau Steel terus mengembangkan klaster industri baja untuk mewujudkan target pro
Reporter: Agung Hidayat, Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yuwono triatmojo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri hulu besi baja Indonesia belum maksimal memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal ini menyebabkan permintaan besi bekas (scrap) berpotensi terungkit sebagai bahan baku produk baja. Namun ada sejumlah tantangan, seperti kemampuan produksi dan regulasi yang belum mumpuni di sektor ini.
Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA), Yerry Idroes, menyebutkan pemasok scrap sebagai bahan baku baja tersebar di berbagai sudut negeri ini dan tidak ada yang terpusat. Kebutuhannya pun cenderung mengikuti gairah produksi baja di dalam negeri.
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.