Berita Bisnis

Pemerintah Perlu Memperkuat Sektor Hulu

Selasa, 14 Mei 2019 | 16:25 WIB
Pemerintah Perlu Memperkuat Sektor Hulu

Reporter: Kenia Intan | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian ingin lebih giat mendorong pertumbuhan sektor potensial seperti otomotif, tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, makanan dan minuman, logam dasar serta kimia. Tujuannya untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat manufaktur di Asia Tenggara​.

Indonesia memiliki sumber daya batubara, mineral, gas, karet alam, minyak sawit hingga tenaga kerja. Sementara pasar dalam negeri yang besar berpeluang mendorong tumbuhnya skala industri yang ekonomis dan kompetitif.

Jika aneka sumber daya tadi termanfaatkan secara optimal, besar kemungkinan Indonesia menjadi negara manufaktur kuat di masa mendatang. Masalahnya, hingga kini tantangan industri manufaktur dalam negeri bejibun.

Inaplas menyarankan, industri baja dan kimia mestinya diperkuat terlebih dahulu. "Kalau kedua industri itu kuat, Indonesia bisa membangun industri hilir yang sangat beragam untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor," kata Suhat Miyarso, Wakil Ketua Industri Plastik Indonesia (Inaplas) kepada KONTAN, Minggu (12/5).

Dihubungi secara terpisah, Yerry Indroes, Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA) mengatakan, perlu ada kerjasama antara industri hulu dengan industri hilir dalam proses manufaktur. Pemerintah bisa turut memperkuat itu dalam wujud kebijakan penggunaan bahan baku baja dalam negeri.

Dalam catatan IISIA sejauh ini, sekitar 60% hingga 70% produk baja diserap untuk oleh sektor konstruksi. Lalu sisanya, menjadi rebutan sektor manufaktur.

Ade Sudrajat Usman, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) sepakat tentang penguatan sektor hulu. Dia mencontohkan, Indonesia memerlukan bahan baku parasilin tapi hingga kini industri dalam negeri belum bisa memenuhinya.

Padahal, bahan baku parasilin yakni minyak, gas atau sawit tersedia. "Kalau tidak punya industri hulu, sangat sulit untuk merealisasikan Indonesia sebagai pusat industri," katanya kepada KONTAN, Minggu (12/5).

Selama kuartal I-2019, nilai investasi yang masuk ke Indonesia mencapai Rp 195,1 triliun. Sebanyak 22,7% masuk industri manufaktur.

Terbaru