Berita Bisnis

Pendapatan Turun 11%, Laba Bersih Golden Agri-Resources Naik 55%

Selasa, 14 Mei 2019 | 13:46 WIB
Pendapatan Turun 11%, Laba Bersih Golden Agri-Resources Naik 55%

Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tren penurunan harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO), lengan bisnis Grup Sinar Mas di sektor perkebunan, Golden Agri-Resources Ltd, berhasil membukukan laba bersih sebesar US$ 18 juta.

Dibandingkan periode sama tahun lalu, laba bersih induk usaha PT Smart Tbk (SMAR) itu naik sebesar 55%. Manajemen Golden Agri menyebutkan, kenaikan laba tersebut terutama ditopang oleh keuntungan dari pelepasan anak usaha di Indonesia.

Meski laba bersih naik, pendapatan Golden Agri justru turun. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, Golden Agri membukukan pendapatan sebesar US$ 1,62 miliar. Dibandingkan periode sama tahun lalu, pendapatan Golden Agri di kuartal I-2019 turun sebesar 11%.

Manajemen Golden Agri mengatakan, penurunan harga CPO terus menjadi faktor utama yang memengaruhi kinerja Golden Agri tahun ini, terutama dari segmen perkebunan dan kelapa sawit.

Pendapatan segmen perkebunan dan kelapa sawit pada kuartal I-2019 sebesar US$ 307,8 juta, turun 10,2% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Penurunan tersebut disebabkan oleh harga CPO yang lebih rendah. Rata-rata harga internasional CPO (FOB Belawan) sepanjang tiga bulan pertama tahun ini sebesar US$ 512 per ton.

Rerata harga tersebut 20,6% lebih rendah dibandingkan rata-rata harga CPO pada kuartal I-2018 sebesar US$ 645 per ton.

Akibatnya, manajemen Golden Agri mengatakan, EBITDA segmen perkebunan dan kelapa sawit turun 35,9% menjadi US$ 60,8 juta.

Untungnya, sebagian penurunan harga CPO mampu diimbangi oleh volume penjualan yang lebih tinggi. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, produksi tandan buah segar (TBS) dan kelapa sawit naik masing-masing menjadi 2,17 juta ton dan 629.000 ton.

Sementara, pendapatan segmen produk olahan sepanjang tiga bulan pertama tahun ini turun 10,8% menjadi US$ 1,61 miliar. Penurunan itu  disebabkan terutama oleh penurunan harga CPO dan volume penjualan minyak biji-bijian yang lebih rendah di China.

Penurunan tersebut untungnya mampu diimbangi oleh permintaan biodiesel yang kuat di Indonesia. Sehingga, meski harga CPO lebih rendah, EBITDA segmen produk olahan naik lebih dari dua kali lipat menjadi 59,3 juta.

Total, EBITDA Golden Agri sepanjang tiga bulan pertama tahun ini sebesar US$ 121 juta, sama dengan pencapaian pada kuartal I-2018 lalu.

Franky O. Widjaja, Chairman dan Chief Executive Officer  Golden Agri-Resources, mengatakan, kinerja Golden Agri masih stabil di tengah tekanan harga CPO.

"Model bisnis  kami yang terintegrasi secara vertikal mampu mempertahankan kinerja berkat kontribusi bisnis hilir," ujar Franky dalam siaran pers perusahaan.

Franky melihat, harga CPO sepanjang kuartal I-2019 mulai mengalami pemulihan secara bertahap dibandingkan dengan kuartal IV-2018.

Franky berharap, permintaan biodiesel sebagai realisasi dari mandat biodiesel Indonesia  akan berkembang ke arah yang lebih positif.

Terbaru