Berita Global

Produksi dan Stok Gagal Mengimbangi Permintaan, AS Catat Defisit Perdagangan Terbesar

Selasa, 04 Mei 2021 | 22:19 WIB
Produksi dan Stok Gagal Mengimbangi Permintaan, AS Catat Defisit Perdagangan Terbesar

ILUSTRASI. Dokter Mayamk Amin menyuntikkan vaksin penyakit virus corona (COVID-19) kepada Donald B. Williams, pasien rumahan berusia 101 tahun di Collegeville, Pennsylvania, Amerika Serikat, Kamis (29/4/2021). REUTERS/Hannah Beier

Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Defisit perdagangan Amerika Serikat (AS) mencapai rekor tertingginya pada Maret, terdorong oleh peningkatan permintaan domestik. Defisit bisa melebar sejalan dengan prediksi ekonomi AS akan pulih lebih dulu dibandngkan negara-negara sekelompok.

Paket bantuan pandemi senilai US$ 1,9 triliun dan dan perluasan program vaksinasi COVID-19 untuk semua orang dewasa telah memicu ledakan permintaan di negeri itu, hingga melampaui pasokan yang masih terbatas. Perputaran roda ekonomi kian cepat berkat kebijakan moneter longgar yang dijalankan Federal Reserve.

Di saat kapasitas produksi tidak memadai dan persediaan terbatas, pebisnis harus mengimpor lebih banyak parang. Permintaan juga bergeser lebih berat ke barang daripada jasa, mengingat banyak orang harus berdiam di rumah selama pandemi.

Defisit perdagangan pada Maret meningkat 5,6% menjadi US$ 74,4 miliar, demikian pernyataan Kementerian Perdagangan AS, Selasa. Itu adalah rekor tertinggi defisit perdagangan AS sepanjang sejarah.

Baca Juga: AS: Rusia bergerak ke arah hubungan yang lebih stabil, kami juga akan melakukannya

Impor melonjak 6,3% hingga mencapai nilai tertingginya, yaitu US$ 274,5 miliar di bulan Maret. Impor barang melonjak 7,0% menjadi US$ 234,4 miliar, yang juga merupakan angka  tertinggi. Impor barang konsumsi adalah yang tertinggi dalam catatan, begitu pula untuk makanan dan barang modal.

Negara Paman Sam mengimpor berbagai barang, termasuk pakaian jadi, furnitur, mainan, semikonduktor, kendaraan bermotor, produk minyak bumi dan peralatan telekomunikasi. Tetapi impor pesawat sipil dan telepon seluler turun.

Ekspor melonjak 6,6% menjadi US$ 200,0 miliar, sedang ekspor barang melonjak 8,9% menjadi US$ 142,9 miliar. Peningkatan nilai ekspor dipimpin oleh barang industri, barang modal dan barang konsumen. Pandemi tetap menjadi penghambat ekspor jasa, terutama perjalanan. Dengan nilai sebesar US$ 17,1 miliar, surplus jasa di bulan Maret merupakan yang terkecil sejak Agustus 2012.

Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri proyeksi ekonomi kuartal I-2021 minus 0,32% yoy

Ketika disesuaikan dengan inflasi, defisit perdagangan barang AS untuk bulan Maret melonjak US$ 4,2 miliar menjadi US$ 103,1 miliar, yang merupakan rekor tertinggi. Memburuknya defisit perdagangan ditandai dalam laporan lanjutan yang diterbitkan minggu lalu.

Terlepas dari defisit perdagangan yang membengkak di bulan Maret, ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan 6,4% pada kuartal pertama. Itu adalah laju pertumbuhan produk domestik bruto tercepat kedua sejak kuartal ketiga tahun 2003. Permintaan domestic menjadi motor utama pertumbuhan

Sebagian besar ekonom mengharapkan pertumbuhan PDB AS mencapai dua digit pada kuartal ini. Jika prediksi itu tercapai, ekonomi AS berpeluang untuk membukukan pertumbuhan setidaknya 7%. Dan, ekonomi AS akan mencatat pemulihan yang tercepat sejak 1984. Perekonomian AS mengalami kontraksi 3,5% pada tahun 2020, yang merupakan hasil terburuk selama 74 tahun.

Selanjutnya: Anak Usahanya Diputus Pailit, HK Metals (HKMU) Akan Ajukan Proposal Perdamaian

 

Terbaru