Berita Ekonomi

Prospek Ekonomi yang Lesu Mematasi Peningkatan Optimisme Konsumen per Mei

Kamis, 13 Juni 2019 | 07:52 WIB
Prospek Ekonomi yang Lesu Mematasi Peningkatan Optimisme Konsumen per Mei

Reporter: Benedicta Prima | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Optimisme konsumen bangkit menjelang perayaan Idul Fitri Tahun 2019. Perbaikan optimisme itu terekam dalam Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) versi Bank Indonesia untuk Mei 2019 yang sebesar 128,2 poin. Kenaikan memang terbilang tipis, hanya 0,1 poin dibandingkan IKK per April 2019.

Peningkatan optimisme konsumen tergambar dari peningkatan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) sebesar 2,1 poin menjadi 113,5. Kenaikan IKE ini, didorong oleh seluruh komponen pembentuknya, terutama indeks ketersediaan lapangan kerja naik 3,3 poin menjadi 98,7.

Adapun indeks penghasilan saat ini naik 1,4 poin menjadi 124,9. Laporan BI yang dirilis Rabu (12/6) menyebutkan kenaikan indeks penghasilan ini terjadi seiring dengan penerimaan Tunjangan Hari Raya (THR) dan meningkatnya pendapatan usaha.

Meningkatnya persepsi terhadap penghasilan diikuti pula oleh meningkatnya keyakinan untuk membeli barang tahan lama (durable goods). Utamanya peralatan elektronik dan komunikasi serta perabot rumah tangga. Indeks pembelian durable goods naik dari 114 menjadi 115,2. atau sebesar 1,2 poin.

Penurunan Indeks Ekspektasi Ekonomi (IEK) terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang menjadi penghambat optimisme konsumen untuk tumbuh lebih tinggi. Survei BI mencatat IEK Mei 2019 turun 1,9 poin menjadi 142,9. Ini disebabkan oleh menurunnya seluruh komponen indeks pembentuk terutama ekspektasi terhadap penghasilan pada enam bulan mendatang dengan penurunan sebesar 2,4 poin menjadi 150,4.

Sedangkan indeks ketersediaan lapangan kerja dan ekspektasi kegiatan usaha masing-masing mengalami penurunan 1,5 poin dan 1,9 poin menjadi 131,4 dan 146,8.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Hendri Saparini berpendapat, meningkatnya optimisme konsumen kali ini erat kaitannya dengan momentum puasa dan Lebaran serta kegiatan politik yang sudah selesai. Tapi Hendri menilai kondisi ini hanya jangka pendek, belum mencerminkan jangka menengah. Ia berharap perlu dibangun optimisme pelaku usaha maupun konsumen terhadap perekonomian Indonesia.

Terbaru