Berita Market

Prospek Pergerakan Harga Saham-Saham Emiten Produsen Tambang

Selasa, 29 Januari 2019 | 06:52 WIB
Prospek Pergerakan Harga Saham-Saham Emiten Produsen Tambang

Reporter: Avanty Nurdiana, Yoliawan H | Editor: Yuwono triatmojo

 

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham emiten sektor tambang metal dan mineral kompak bergerak menguat di awal tahun ini. Harga saham PT Timah Tbk (TINS) naik paling kencang, mencapai 71,21% secara year to date (ytd), menjadi Rp 1.295 per saham.

Emiten lain yang juga harga sahamnya naik adalah saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang bila dihitung sejak awal tahun naik 18,95% menjadi Rp 910 per saham. Begitu juga saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang meningkat 8,9% secara ytd ke Rp 3.550 per saham.

Menurut Managing Director Head of Equity Capital Market Samuel International Harry Su, harga saham-saham tersebut menguat berkat pelemahan mata uang dollar Amerika Serikat (AS), yang mengakibatkan naiknya harga komoditas. Sepanjang tahun ini, harga komoditas nikel di LME untuk pengiriman tiga bulanan telah naik 11,92% secara ytd menjadi US$ 11.965 per metrik ton, per Jumat (25/1).

Tidak hanya itu, harga komoditas timah juga naik 6,16% menjadi US$ 20.675 per metrik ton. Harga emas di bursa NYMEX pada Senin (28/1) juga menguat ke level tertinggi sepanjang tahun ini, yakni sebesar US$ 1.306,4 per troi ons. Angka ini naik 1,45% sejak awal tahun.

Kenaikan harga komoditas tambang mineral, menurut Wijen Pontus, Analis Royal Investium Sekuritas masih akan berlanjut. "Nikel, timah dan emas arahnya hingga kuartal II akan baik, ekspektasi penjualan dan net profit akan meningkat," kata dia, Senin (28/1).

Namun menurut Harry, ada sedikit kekhawatiran karena kebijakan The Federal Reserve yang akan mengkaji lagi perihal kebijakan suku bunga acuan. "Tergantung rapat The Fed Maret 2019 nanti," ujar dia, Senin (28/1). Karena itu, bagi dia, sektor ini akan sangat rentan terkoreksi.

Wijen juga sependapat, kenaikan harga komoditas tambang mineral hanya akan berlangsung sementara. Sebab, perlambatan ekonomi dunia berpotensi menekan permintaan komoditas.

Sementara jumlah produksi komoditas cenderung stabil bahkan bertumbuh. Belum lagi, kondisi global sulit diprediksi dan sangat mempengaruhi harga komoditas.

Karena alasan tersebut pula, Harry merekomendasikan netral pada saham TINS, ANTM dan INCO. "Sektor metal bukan sektor yang defensif, pergerakan sektor ini sangat tergantung dari harga komoditas," ujar dia.

Wijen juga memperkirakan harga komoditas akan melemah pada kuartal III tahun ini. Karena itu, ia meramal harga saham tiga emiten tersebut cuma naik sampai satu-dua bulan ke depan.

Terbaru
IHSG
7.087,32
1.11%
-79,50
LQ45
920,31
1.62%
-15,20
USD/IDR
16.177
-0,39
EMAS
1.347.000
0,15%
Terpopuler