KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak hanya di pasar modal, minat investor ritel untuk berinvestasi di financial technology (fintech) lending dengan menjadi pendana alias lender terus tumbuh. Generasi milenial mendominasi sebagai lender ritel tersebut.
Menilik data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah lender ritel di Juli 2021 telah mencapai 179.000 entitas dengan nilai pinjaman mencapai Rp 5,48 triliun. Jumlah lender tersebut telah tumbuh 4,3% month-on-month (mom) dan lebih tinggi dari pertumbuhan Juni yang sebesar 1,3% mom.
Pertumbuhan lender ritel pun dirasakan oleh pelaku usaha fintech lending seperti Amartha. Lender di Amartha hingga September 2021 telah mencapai 100.000 lender. Sekitar 68% dari total lender berasal dari kalangan usia 25 tahun-35 tahun.
Andi Taufan Garuda Putra, Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Amartha bilang, potensi pertumbuhan lender ritel masih cukup besar dan bisa terus tumbuh. Ini seiring meningkatnya literasi keuangan dan digital di kalangan millenial.
“Pertumbuhan lender ritel antara semester 1-2020 dan semester 1-2021 terlihat adanya peningkatan sebanyak 22%,” ujar Taufan.
Saat ini Amartha menawarkan imbal hasil yang beragam tergantung dengan risk appetite portofolio yang dipilih untuk didanai. Secara rata-rata, investor ritel bisa memperoleh imbal hasil mencapai 15% flat per tahun.
“Porsi lender ritel di Amartha saat ini 40% dengan investasi rata-rata sekitar Rp 4 juta per portofolio,” imbuh Taufan, Jumat (24/9).
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.