Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk
| Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank daerah tengah mempersiapkan untuk memperkuat permodalan untuk mengejar pertumbuhan bisnis ke depan. Rencana penguatan modal tidak hanya oleh bank yang ingin memenuhi ketentuan modal inti minimal.
Anak usaha PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk yakni BJB Syariah berencana melakukan penguatan modal lewat pasar modal. Bank ini sedang melakukan kajian untuk menggelar initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sekretaris Perusahaan BJB Syariah, Roby Asmana mengatakan, pihaknya telah menggandeng konsultan independen untuk mempersiapkan kajian rencana aksi korporasi. "Mudah-mudahan akhir tahun ini kita bisa memutuskan rencana aksi korporasi itu dan eksekusinya tahun depan," katanya pada KONTAN, Kamis (30/9).
BJB Syariah juga masih terus menjajaki beberapa investor strategis sebagai alternatif calon investor pada saat IPO dilaksanakan. Rencana aksi korporasi itu bukan untuk memenuhi aturan modal inti. Pasalnya, bank ini sudah memenuhi aturan tersebut lewat Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan Bank BJB.
Bank DKI juga berencana melakukan IPO. Namun, masih menunggu momentum yang tepat untuk dapat melanjutkan berbagai rangkaian pelaksanaan IPO tersebut.
"Kami menilai kondisi pasar masih belum kondusif terutama dipengaruhi faktor global. Kami juga melihat Indeks Dow Jones, Nasdaq serta bursa saham Eropa mengalami penurunan yang cukup signifikan, tentunya itu sangat berpengaruh terhadap pasar domestik," kata Kepala Divisi Investor Relation Bank DKI, Arie Rinaldi, Jumat (1/10).
Bank DKI kami akan terus mengikuti perkembangan pasar. Namun, persiapan awal sudah dilakukan termasuk diantaranya penunjukkan Lembaga penunjang pelaksanaan IPO.
Tampaknya rencana IPO tersebut kemungkinan belum diwujudkan tahun ini. Arie mengatakan, proses persetujuan untuk pelepasan saham masih akan dibahas kembali dengan pemegang saham.
Sedangkan Bank Sumut akan melakukan IPO tahun 2022 dengan melepas saham sebanyak-banyaknya 30%. Rencana tersebut telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 10 September 2021 lalu.
Dirut Bank Sumut Rahmat, Fadillah Pohan menjelaskan, Bank Sumut saat ini tengah melakukan konsolidasi dengan yang akan mendampingi Bank Sumut dalam proses IPO tersebut. "Kami menargetkan 5 miliar saham dengan total nilai sebesar Rp 1 triliun dari IPO Bank Sumut. Dana IPO tersebut akan dipergunakan untuk peningkatan permodalan, infrastruktur dan teknologi Bank Sumut," kata Rahmat.
Sementara Bank Bengkulu, dalam proses mendapatkan tambahan modal lanjutan dari Mega Corpora.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.