Berita Market

Bumi Lebih Hangat, Harga Gas Alam Tersendat

Sabtu, 11 Desember 2021 | 06:30 WIB
Bumi Lebih Hangat,  Harga Gas Alam Tersendat

Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga gas alam terus merosot sejak Oktober, ketika komoditas ini menyentuh harga tertingginya dalam tujuh tahun terakhir. Proyeksi suhu bumi yang semakin hangat membuat permintaan gas alam menurun.

Jumat (12/10), harga gas alam kontrak Januari 2022 di Commodity Exchange naik 0,89% ke US$ 3,84 per mmbtu. Namun, bila dihitung dalam sepekan, harga gas alam merosot 6,87%. Sedangkan dibanding Oktober, saat harga mencapai US$ 6,52 per mmbtu, harganya sudah merosot 41%.

Pergerakan harga gas alam ini tak seperti tahun-tahun biasanya. Jelang akhir tahun, saat musim dingin datang, harga gas alam lazimnya naik. Sebab gas digunakan sebagai bahan penghangat.

Gas alam bahkan digunakan menghangatkan separuh rumahtangga di Amerika Serikat. Namun, musim dingin ini tak sedingin biasanya. 

Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, suhu bumi yang lebih hangat membuat permintaan gas alam menurun. Sementara, pasokan dan produksi masih tinggi.

Harga gas alam juga biasanya mengikuti pergerakan harga minyak dunia. Jika tren komoditas energi mereda secara umum harga gas alam akan rentang kembali anjlok mendekati US$ 3 per mmbtu, bahkan bisa menurun menuju US$ 2 per mmbtu.

Namun, Wahyu memperkirakan potensi penurunan harga tersebut belum akan terjadi di akhir tahun ini. Dia menegaskan, pergerakan harga gas alam memang sangat volatil.

Di satu sisi harga gas alam berpotensi kembali naik ke US$ 4-US$ 5 per mmbtu jika pasokan dan distribusi gas dari Rusia ke kawasan Uni Eropa terganggu. "Badai pasokan yang menurun, kurangnya persediaan yang cukup dan sikap geopolitik antara Rusia dan Uni Eropa mengganggu pasokan gas alam," kata dia.

Menurut analisa Wahyu, harga gas alam rentan terkoreksi jika menyentuh US$ 4,5 per mmbtu. "Harga gas alam bisa naik atau turun sangat besar pada suatu waktu sebelum akhirnya konsolidasi," terang dia.

Wahyu menyimpulkan saat harga gas alam mendekati US$ 2 per mmmbtu investor bisa melakukan peluang buy on weakness. Namun, jika harga di atas US$ 4 per mmbtu, maka rekomendasinya adalah sell on strength. Sementara itu, konsolidasi harga di level US$ 3 per mmbtu juga sangat terbuka seperti saat ini.

 

Terbaru