kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

CDS Indonesia masih berpotensi berbalik arah dalam waktu dekat


Kamis, 08 November 2018 / 20:43 WIB
CDS Indonesia masih berpotensi berbalik arah dalam waktu dekat
ILUSTRASI. Ilustrasi CDS


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Credit default swap (CDS) Indonesia masih rentan mengalami pembalikan arah dalam waktu dekat dan terus bergerak volatil hingga akhir tahun nanti. Hal ini akibat masih banyaknya sentimen negatif yang berpotensi terjadi secara jangka pendek maupun jangka panjang.

Sebagai pengingat, persepsi risiko Indonesia yang tercermin melalui CDS tenor 5 tahun berada di level 142,06 pada perdagangan Kamis (11/8) alias turun 10,91% dari posisi pada tanggal 29 Oktober lalu. Kala itu, CDS tenor 5 tahun bertengger di level tertinggi di tahun ini yaitu 159,47.

Research Analyst Capital Asset Management, Desmon Silitonga mengatakan, tidak menutup kemungkinan CDS Indonesia akan kembali mengalami kenaikan dalam waktu dekat.

Pasalnya, hasil Federal Open Market Committee akan segera terlihat di hari ini waktu setempat. Walau tidak terjadi kenaikan suku bunga acuan AS di bulan ini, pernyataan The Federal Reserves terkait prospek ekonomi dan kebijakan moneter AS bisa memengaruhi pasar.

Selain itu, data neraca pembayaran Indonesia di kuartal III juga akan dirilis pada perdagangan besok (9/11). Diperkirakan, defisit transaksi berjalan Indonesia akan kembali melebar lebih dari 3% pada kuartal III lalu.

“Kalau defisitnya melebar bisa berdampak negatif bagi persepsi risiko investasi Indonesia, karena para pelaku pasar memandang fundamental Indonesia belum sepenuhnya kuat walau data-data lainnya positif,” terangnya, hari ini.

Fikri C. Permana, Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia menyampaikan, pergerakan rupiah masih akan sangat mempengaruhi posisi CDS Indonesia dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini mengingat profil risiko investor baik domestik dan asing di pasar keuangan Indonesia yang relatif sensitif terhadap kurs.

Dia pun memandang, volatilitas rupiah masih bisa meningkat bergantung pada kelanjutan perang dagang antara AS dan China serta ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS di Desember nanti dan di tahun depan. “Rupiah masih memiliki potensi volatilitas yang besar hingga akhir tahun,” katanya.

Dengan demikian, CDS Indonesia juga berpotensi bergerak volatil dalam artian bisa kembali naik sewaktu-waktu nanti.

Maka dari itu, Desmon berpendapat, terjaganya volatilitas nilai tukar rupiah merupakan hal yang patut diprioritaskan agar CDS Indonesia bisa bergerak stabil.

Sebab, posisi yield Surat Utang Negara (SUN) terkini sudah cukup ideal bagi para investor asing. Jika rupiah tetap stabil, investor tersebut bisa memperoleh imbal hasil optimal mengingat berkurangnya risiko kerugian kurs.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×