Berita Global

Dapat Kredit Murah dari Australia, Iluka Mulai Bangun Fasilitas Tanah Jarang

Senin, 04 April 2022 | 14:07 WIB
Dapat Kredit Murah dari Australia, Iluka Mulai Bangun Fasilitas Tanah Jarang

ILUSTRASI. FILE PHOTO: Contoh mineral tanah jarang yang ditambang di Mountain Pass, California 29 Juni 2015. REUTERS/David Becker/File Photo/File Photo

Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Iluka Resources pada Senin mengungkap rencana pembangunan fasilitas penyulingan untuk mineral tanah jarang pertama di Australia. Perusahaan menyatakan komitmen itu setelah mendapatkan pinjaman berbiaya murah senilai A$1 miliar, atau sekitar Rp 10,8 triliun dari Pemerintah Australia, yang ingin mengurangi ketergantungan negerinya dari pasokan China.

Perusahaan memperkirakan pembangunan penyulingan Eneabba di Australia Barat akan menelan investasi berkisar A$ 1 miliar hingga A$ 1,2 miliar (Rp 12,9 triliun lebih). Kegiatan produksi mineral tanah jarang kelas yang digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai aplikasi teknologi, dijadwalkan bergulir pada 2025. 

Fasilitas baru ini merupakan sasaran utama dari upaya Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Australia dan Jepang, untuk mengembangkan sumber baru dari berbagai mineral penting, termasuk tanah jarang. Upaya tersebut merupakan bagian dari AS dan sekutunya untuk mengimbangi dominasi China dalam rantai pasokan mineral tanah jarang.

Baca Juga: Harga Bitcoin Turun, Sejumlah Mata Uang Kripto Ini Beri Keuntungan Besar

"Keputusan investasi akhir kami tidak akan diambil tanpa dukungan dari pemerintah Australia," demikian pernyataan tertulis Iluka, Senin. Pada tingkat kapasitas penuh, pabrik dapat memasok hingga 9% dari pasar oksida tanah jarang global, kata Menteri Sumber Daya Australia Keith Pitt.

Saham Iluka melonjak sebanyak 9% ke rekor A$12,50 setelah pengumuman tersebut.

Proyek tanah jarang di seluruh dunia telah menghadapi banyak kendala biaya dan pendanaan selama dekade terakhir. Untuk memastikan proyek ini berjalan, Iluka mendirikan kilang sebagai entitas terpisah dan merundingkan perjanjian pembagian risiko dengan pemerintah untuk menutupi ledakan biaya.

Iluka memberikan kontribusi ekuitas sebesar A$200 juta untuk biaya konstruksi, pabrik penyaringan, pabrik konsentrat, dan persediaan mineral monasit dan xenotime di Eneabba, yang mengandung tanah jarang.

Baca Juga: Sebagian Besar Pemilik Uang Kripto Baru Masuk di Tahun Lalu

Bahan masa depan untuk memasok kilang bisa berasal dari deposit lain yang dimiliki oleh Iluka dan perusahaan lain.

Pabrik tersebut akan memiliki kapasitas untuk memproduksi 5.500 ton per tahun oksida tanah jarang neodymium dan praseodymium (NdPr) dan 750.000 ton per tahun disprosium dan terbium (Dy+Tb).

Dalam proyek lain untuk mendiversifikasi pasokan, Lynas Corp LYC.AX Australia—produsen tanah jarang terbesar di dunia di luar China—sedang membangun pabrik pengolahan di Australia Barat yang akan memproduksi karbonat tanah jarang untuk memasok fasilitas pemisahan yang sedang dibangun di Amerika Serikat.

Terbaru