Berita Refleksi

Ketidakpastian

Oleh Khomarul Hidayat - Redaktur Pelaksana
Rabu, 23 Februari 2022 | 09:00 WIB
Ketidakpastian

Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia kembali diliputi ketidakpastian setelah konflik Rusia-Ukraina makin mendidih. Ini setelah Rusia mengumumkan mengakui kemerdekaan wilayah  Donetsk dan Luhansk yang merupakan wilayah separatis Ukraina.

Pengakuan Rusia atas wilayah separatis Ukraina Timur membuat geopolitik memanas dan memperuncing hubungan negara Barat dengan Rusia. Pengakuan kemerdekaan itu menjadi jalan Rusia masuk mengerahkan pasukan militer ke wilayah Ukraina Timur dengan dalih untuk menjaga perdamaian.

Tak ayal, keputusan Rusia itu memantik reaksi keras negara-negara yang selama ini memang berseberangan dengan Rusia.

Inggris menyebut invasi Rusia ke Ukraina sudah dimulai dan siap menjatuhkan sederet sanksi ekonomi atas Rusia. Segendang sepenarian, Amerika Serikat (AS) juga akan menjatuhkan sanksi keras bagi musuh bebuyutannya itu.

Tak hanya membuat geopolitik panas. Konflik Rusia-Ukraina juga membuat ekonomi dunia diambang ketidakpastian baru. Padahal, ekonomi global baru akan bangkit usai dihantam pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.

Kecemasan global itu sudah terlihat dari naiknya harga minyak karena dikhawatirkan krisis Ukraina-Rusia akan mengganggu pasokan di seluruh dunia. Selasa (22/2), harga minyak mentah Brent mencapai level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir di level US$ 97,76 per barel.

Investor juga mulai ketar-ketir. Sejumlah indeks saham di kawasan regional langsung bereaksi memerah. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 1,43% pada Selasa (22/2). Sementara, indeks Nikkei Jepang jatuh 1,71%. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga turun 0,59%.

Ancaman ketidakpastian global ini juga berpotensi menganggu ekonomi Indonesia. Ambil contoh, dari lonjakan harga minyak, tak cuma akan berimbas ke anggaran negara. Juga akan mendatangkan simalakama bagi pemerintah.

Menaikkan harga energi akan mengundang protes sana sini dan berpotensi menekan ekonomi. Sementara, kalau tidak ada penyesuaian harga, belanja subsidi energi bakal jebol. Padahal, pemerintah juga masih harus memprioritaskan stimulus anggaran untuk menangani efek pandemi.

Itu baru dari lonjakan harga minyak. Belum lagi kalau krisis Rusia-Ukraina merembet makin dalam ke pasar keuangan global.
Mudah-mudahan saja, situasi yang makin buruk tak sampai terjadi.   

Terbaru