Berita *Global

Mulai Ujicoba Tahun Ini, Commonwealth Tawarkan Kripto ke Nasabah Ritel

Rabu, 03 November 2021 | 12:09 WIB
Mulai Ujicoba Tahun Ini, Commonwealth Tawarkan Kripto ke Nasabah Ritel

ILUSTRASI. FILE PHOTO - Logo Commonwealth Bank of Australia (CBA) terpasang di kantor cabang bank tersebut di Sydney, Australia, 21 Maret 2016. REUTERS/David Gray/File Photo.

Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Commonwealth Bank of Australia (CBA) akan menjadi bank pertama di negara itu yang menawarkan layanan crypto ke klien ritel. Layanan terbaru bank terbesar di Australia yang diumumkan pada Rabu (3/11), menandakan perubahan sikap perbankan, yang pernah menolak untuk melakukan bisnis dengan penyedia cryptocurrency.

Dimulai dengan uji coba tahun ini, Commonwealth Bank akan bermitra dengan Gemini Trust Company LLC, bursa uang kripto yang berbasis di New York, untuk menawarkan perdagangan sekitar sepuluh cryptocurrency, melalui aplikasi perbankannya. Ada sekitar 6,4 juta nasabah CBA yang menggunakan aplikasi itu.

Langkah ini kontras dengan tiga rekan CBA yang lebih kecil, National Australia Bank (NAB), Westpac Banking Corp dan Australia and New Zealand Banking Group Ltd. Ketiganya pada bulan September menghadapi kritik karena menolak melakukan bisnis dengan penyedia cryptocurrency.

Pada saat itu, Kepala Eksekutif Commonwealth Bank Matt Comyn mengatakan sedang mempelajari ruang tersebut.

Baca Juga: Bisa US$ 8.000 di akhir tahun, harga Ethereum kembali cetak rekor tertinggi baru

“Munculnya dan meningkatnya permintaan mata uang digital dari pelanggan menciptakan tantangan dan peluang bagi sektor jasa keuangan, yang telah melihat sejumlah besar pemain dan model bisnis baru berinovasi di bidang ini,” kata Comyn dalam sebuah pernyataan, Rabu.

“Kami percaya kami dapat memainkan peran penting dalam crypto untuk mengatasi apa yang jelas-jelas merupakan kebutuhan pelanggan yang berkembang.”

Bank akan menawarkan sekitar 10 cryptocurrency pada tahun 2022 termasuk Bitcoin, Ethereum dan Litecoin. Untuk memantau kepatuhan hukum dan mengurangi ancaman tindak kejahatan di dunia maya, CBA menggandeng platform data blockchain AS Chainalysis.

"Pelanggan telah menyatakan keprihatinannya mengenai beberapa layanan kripto di pasar saat ini, termasuk gesekan menggunakan pertukaran pihak ketiga, risiko penipuan, dan kurangnya kepercayaan pada beberapa penyedia baru. Inilah mengapa kami melihat ini sebagai peluang untuk membawa pengalaman tepercaya dan aman bagi pelanggan kami," kata Comyn dalam pernyataannya.

Selanjutnya: Nilai Cryptocurrency Squid Jatuh Hampir Nol Setelah Sempat Reli, Ada Dugaan Penipuan

 

Terbaru