Berita Market

Saham Properti Tetap Menarik Meski Kinerja Lesu

Rabu, 10 April 2019 | 06:16 WIB
Saham Properti Tetap Menarik Meski Kinerja Lesu

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas saham-saham properti mengisi jajaran emiten dengan penurunan pendapatan di 2018, berdasarkan Indeks Kompas100. Dari sepuluh emiten dengan penurunan pendapatan terbesar, lima di antaranya adalah emiten properti.

Sebutlah BSDE yang mencatatkan penurunan pendapatan terbesar yaitu sampai hampir 36%. Begitu juga APLN dengan penurunan 28,51%.

Kendati kinerja merosot, harga saham para emiten properti ini masih meningkat. Saham BSDE misalnya, dalam periode year to date masih naik 17%. APLN naik sekitar 13% untuk periode yang sama, tetapi sepekan terakhir terkoreksi 2,26%

Kepala Riset Narada Aset Manajemen Kiswoyo Adi Joe melihat, penurunan pendapatan di emiten properti terjadi karena siklus properti yang sedang lesu. "Gaung bisnis properti baru akan terasa nanti di 2021, puncaknya di 2023 dan tidak menutup kemungkinan potensi kenaikannya bisa 100%," kata dia, kemarin.

Pendapat Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga senada. Ia melihat ada peluang saham sektor properti tetap diminati. Sepanjang sepekan terakhir saja, indeks konstruksi dan properti di BEI masih naik 1,85%.

Kiswoyo dan William masih merekomendasikan beli bagi saham BSDE di antara emiten properti lainnya. Kiswoyo merekomendasikan beli untuk investasi jangka panjang dengan target harga Rp 1.470 per saham

Jangka panjang

Dia menjelaskan, mencermati sektor properti harus melihat kepemilikan landbank. BSDE misalnya, dalam catatannya masih memiliki 2.000 hektare landbank. Ini merupakan bekal bisnis properti, terutama saat gelombang harga properti memuncak.

Sedangkan William merekomendasikan beli dengan strategi buy on breakout di harga Rp 1.500. Saat ini, BSDE dinilai masih sideways sebelum bisa menembus resistance tersebut. "Melihat potensi dan minat masyarakat yang tinggi, BSDE punya akumulasi asing yang besar," kata William. Untuk APLN dan TOPS bisa dibeli dengan memperhatikan level support.

Secara umum, investor harus mencermati fundamental keuangan dan prospek emiten sebelum berinvestasi saham.

Terbaru