Berita Refleksi

Teka-Teki Tak Terjawab

Oleh Hasbi Maulana - Managing Editor
Selasa, 08 Maret 2022 | 09:00 WIB
Teka-Teki Tak Terjawab

Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai tulisan ini naik cetak, keluhan tentang kelangkaan minyak goreng dengan harga eceran tertinggi (HET) masih muncul. Para penguasa dapur silih berganti mengeluh di media sosial dan grup obrolan online.

Mereka juga saling berbagi strategi berburu minyak goreng HET. Ada yang menyarankan teman satu grup obrolan untuk menunggu kedatangan truk pasokan di ritel model langganan, tak ketinggalan info kedatangan truk segala.

Ada juga yang menyumbang saran untuk memanfaatkan aplikasi belanja daring. Asal rajin buka aplikasi, ada saja warung mitra yang masih menawarkan minyak goreng dengan HET. Tapi, ya, kudu sabar dan rajin-rajin cek aplikasi, katanya.

Kehebohan mahalnya harga minyak goreng bukan baru kali ini terjadi. Meski tak sering-sering amat, keluhan serupa pernah mencuat pada tahun-tahun lalu.

Mungkin Anda masih ingat, dulu pernah muncul kiat memasak telor ceplok di atas daun pisang gara-gara harga minyak goreng melambung tinggi tak terjangkau anggaran rumah tangga.

Nah, yang tak lazim  terjadi adalah kelangkaan minyak goreng di pasaran. Mungkin karena Indonesia penghasil minyak sawit utama dunia. Meski harga mahal, minyak goreng masih relatif gampang ditemukan di warung-warung terdekat. Konsumen yang bersedia membeli minyak goreng dengan harga lebih mahal masih bisa mendapatkannya.

Lain dengan situasi sekarang. Sebagian konsumen masih kesulitan mendapatkan minyak goreng di gerai-gerai ritel modern terdekat. Stok minyak goreng kemasan di rak-rak toko-toko modern itu kosong.

Sebaliknya, rata-rata warung dan pasar tradisional masih memiliki stok minyak goreng. Tapi, harga yang mereka patok lebih tinggi dari HET ketentuan pemerintah
Rp 11.500–Rp 14.000 per liter sesuai jenis kemasan.

Sejauh ini Kementerian Perdagangan sendiri baru bisa menduga kelangkaan minyak goreng akibat konsumen panik berbelanja dan menimbun persediaan di rumah. Sebab, menurut data Kemendag pasokan saat ini sudah mengimbangi tingkat kebutuhan konsumen. Jadi teka-teki kelangkaan minyak goreng masih menjadi misteri.

Meski begitu pemerintah memprediksi, untuk kesekian kali, akhir Maret ketersediaan minyak goreng di seluruh Indonesia akan normal.

Syukurlah kalau begitu. Semoga minyak goreng bisa kembali mejeng di rak ritel-itel modern, tapi bukan karena kenaikan HET.

Terbaru
IHSG
7.288,81
0.29%
-21,28
LQ45
985,97
0.44%
-4,40
USD/IDR
15.853
0,35
EMAS
1.222.000
0,41%