Berita Global

Terbitkan Obligasi Dolar, China Incar Perolehan Dana US$ 4 Miliar

Selasa, 19 Oktober 2021 | 11:53 WIB
Terbitkan Obligasi Dolar, China Incar Perolehan Dana US$ 4 Miliar

ILUSTRASI. Cerobong pembangkit listrik terpantul di jendela di Shanghai, China, 14 Oktober 2021. REUTERS/Aly Song

Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BENGALUR. China akan menerbitkan obligasi dolar Amerika Serikat (AS) dalam berbagai jangka waktu: tiga, lima, sepuluh dan 30 tahun, demikian keterangan dalam term sheet yang dilihat Reuters, Selasa (19/10). 

Kementerian keuangan Tiongkok, Senin (18/10), mengamanatkan 14 bank untuk penerbitan surat utang tersebut. Menurut dua sumber dengan mengetahui rencana tersebut, China mengincar dana US$ 4 miliar, atau lebih dari Rp 56 triliun, dari penerbitan surat utang tersebut.

Pedoman awal harga untuk penawaran obligasi bertenor tiga tahun adalah 35 basis poin di atas surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) alias treasury, demikian keterangan dalam term sheet. Sedang untuk tenor lima tahun, 10 tahun dan 30 tahun, masing-masing secara berurutan adalah 45 basis poin, 55 basis poin dan 85 basis poin di atas treasury.

Baca Juga: Kapal perang AS dan Kanada kembali melalui Selat Taiwan, ini reaksi militer China

Obligasi tersebut biasanya menuai permintaan yang tinggi karena kelangkaannya dan tingginya hasil yang ditawarkan.

Dalam penerbitan obligasi dolar terakhirnya, pada Oktober 2020, China mengantongi dana US$ 6 miliar. Itu merupakan obligasi China pertama yang dapat dibeli oleh investor yang berbasis di AS.

Lembaga pemeringkat Moody's, Senin (18/10), menyatakan telah menilai penerbitan yang diusulkan sebagai A1, yang merupakan peringkat tertinggi, dengan prospek stabil.

Penawaran obligasi muncul di saat ekonomi terbesar kedua di dunia itu mengalami laju pertumbuhan paling lambat dalam satu tahun terakhir di kuartal ketiga. Ekonomi China dibebani oleh pasokan listrik yang tersendat dan pasar properti yang terguncang. 

Selanjutnya: Bank Sentral India Dukungan Kebijakan Perlu agar Pemulihan Ekonomi Berlanjut

 

Terbaru