BPOM Mengirim Tim Inspeksi Produksi Vaksin ke China
Oleh:
Ratih Waseso Syamsul Ashar
Jumat, 16 Oktober 2020 | 06:17 WIB
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar soal bakal datangnya vaksin Covid-19 ke Indonesia mulai bulan depan langsung direspon Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Rencananya otoritas pengawasan obat dan makanan di Indonesia ini akan mengirimkan tim untuk melakukan inspeksi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ke fasilitas produksi vaksin Covid-19 di China.
Direktur Registrasi Obat BPOM Lucia Rizka Andalusia mengatakan, inspeksi dilakukan guna memastikan mutu vaksin mulai pengamatan terhadap kepatuhan industri dan produksi vaksin sesuai dengan persyaratan CPOB.
Ini Artikel Spesial
Segera berlangganan sekarang untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap.
Inspeksi tersebut merupakan bentuk upaya BPOM dalam pengawalan terhadap khasiat, keamanan dan mutu vaksin Covid-19 yang nantinya akan digunakan di Indonesia.
"Tim Inspeksi BPOM akan melakukan inspeksi ke tiga sarana produksi yang ada di China yaitu Sinovac, Sinopharm, dan Cansino," jelas Lucia, Kamis (15/10).
Adapun dalam kesempatan ini tim BPOM melakukan inspeksi ke tiga sarana produksi vaksin Covid-19 di China, bersama tim dari Kementerian Kesehatan (Kemkes), Lembaga Pengkajian Pangan, Obat, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) dan PT Biofarma sebagai produsen yang akan mengimpor vaksin tersebut.
Kemudian untuk menyiapkan fasilitas produksi vaksin di Indonesia, BPOM juga mengadakan rapat koordinasi terkait persiapan industri farmasi di Indonesia.
"BPOM akan mengadakan rapat koordinasi terkait ketersediaan vaksin Covid-19 dan komitmen terhadap pemenuhan aspek khasiat, keamanan dan mutu vaksin," ujar Lucia.
Selain tiga produsen vaksin asal China, vaksin untuk Indonesia juga akan dipasok oleh perusahaan asal Eropa yakni AstraZeneca. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Indonesia mendapat komitmen untuk bisa membeli vaksin sebanyak 100 juta vaksin dari AstraZeneca.
Kesepakatan pembelian vaksin ini dilakukan saat pertemuan dengan Chief Executive Officer (CEO) AstraZeneca dengan Kementerian Kesehatan. "Pertemuan digunakan untuk membahas mengenai detail penyediaan vaksin Covid-19 di luar komitmen bilateral dari sebelumnya," kata Retno Marsudi.