Waspada, Pastikan Perizinan Saat Memilih Layanan Homecare Covid-19


KONTAN.CO.ID -  Monica, 25 tahun, tak punya pilihan lain selain mencari layanan tes usap antigen untuk keluarganya yang tinggal di Bandung. Layanan tes usap antigen itu dilakukan karena salah satu dari orangtuanya mengalami gejala batuk dan demam. Karena sehari-hari bekerja di Magelang, Monica tak bisa mengantarkan orangtuanya yang ada di Bandung ke puskesmas.

"Saya browsing di internet dan menemukan layanan fasilitas layanan antigen yang bisa homecare ke rumah," kata Monica.

Monica sempat ragu dengan layanan tes usap antigen yang diperolehnya dari sebuah flyer di internet tersebut. Apalagi tak ada keterangan atau informasi apa pun soal nama perusahaan, alamat, atau web resmi dari penyedia jasa tes antigen itu.

Ini Artikel Spesial

Segera berlangganan sekarang untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap.

ATAU

Namun karena jauh, Monica kesulitan untuk mencari informasinya lebih dalam. Karena sudah panik dan ingin mengetahui kondisi keluarganya, Monica memutuskan tetap ikut pemeriksaan tes usap antigen pada lembaga yang ada di flyer tersebut. "Usai tes antigen dilakukan, salah satu dari tiga anggota keluarga ada yang positif, dua lainnya tidak," kata Monica.

Karena ada anggota keluarga yang lain bergejala, Monica menjadi ragu dengan hasil tes tersebut. Apalagi, penyedia jasa antigen itu tidak menyediakan layanan tes usap PCR. Monica akhirnya meminta semua anggota keluarga melapor ke puskemas terdekat agar segera mendapat layanan tes usap PCR.

Dari hasil PCR itulah baru diketahui, seluruh anggota keluarganya positif Covid-19 dan harus mendapat perawatan. "Untungnya isolasi di rumah dan berada dalam pengawasan petugas puskesmas," kata Monica.

Belajar dari kasus Monica tersebut, Anda yang memiliki gejala Covid-19 janganlah panik dan mencari layanan tes usap antigen atau tes usap PCR secara sembarangan. "Pasien  juga harus memastikan penyedia jasa tes usap itu, kalau meragukan mendingan jangan," kata Monica.

Monica sedari awal sudah menaruh curiga dengan adanya layanan tes usap antigen tersebut. Sebab, saat ingin mentransfer pembayaran tes usap antigen, nomor rekening tujuan tertera atas nama rekening perusahaan. "Saya sempat browsing, nama perusahaan pada nomor rekening itu bukanlah perusahaan yang memiliki bisnis pelayanan kesehatan," kata Monica.

Monica mengindikasikan, ada perusahaan lain yang bukan perusahaan pelayanan kesehatan ingin ambil cuan dari layanan tes usap antigen. Mereka ambil peluang bisnis saat permintaan tes usap antigen atau tes PCR naik. "Sebagai pasien, kita harus hati-hati," katanya.

Nah, jika ingin mendatangkan layanan homecare walau hanya tes antigen dan PCR, pastikan berasal dari layanan kesehatan yang berizin. Misalkan dari rumahsakit, atau klinik yang memang menyediakan layanan homecare. "Harus memastikan status dan izin penyedia fasilitasnya," kata Siti Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, kepada KONTAN, Kamis (15/7).

Menurut Nadia, lembaga yang menyediakan tes usap antigen atau tes usap PCR wajib memiliki izin yang dipantau dinas kesehatan daerah setempat. Begitu juga dalam hal layanan kesehatannya, harus memiliki izin praktik layanan kesehatan yang telah diatur Menteri Kesehatan.

Belajar dari pengalaman Monica, Nadia berharap dinas kesehatan memantau jasa penyedia layanan kesehatan homecare tersebut. Sebab, publik tak bisa mengenali perizinan dari lembaga tersebut.                            u

Editor: Asnil Amri