Berita

Mereka yang Pusing Akibat Kebijakan Minuman Beralkohol

Minggu, 14 Maret 2021 | 08:25 WIB
Mereka yang Pusing Akibat Kebijakan Minuman Beralkohol

ILUSTRASI. Owner Ferruccio Grimaldi tastes a Barolo red wine in the Grimaldi's cave in Barolo, northern Italy, October 19, 2018. REUTERS/Stefano Rellandini

Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

KONTAN.CO.ID -  Anais, seroang warga Yogyakarta, sudah delapan tahun mengembangkan minuman beralkohol dari hasil fermentasi. Sejumlah produk minuman dari olahan biji-bijian dan buah-buahan telah dihasilkannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan handai taulannya. Anais memproduksi minuman beralkohol sendiri setelah adanya larangan menjual khamar di minimarket pada tahun 2015 silam.

Tahun berganti, kemampuan Anais bertambah. Varian produk minuman beralkohol hasil fermentasinya pun makin banyak. Kini, ada tujuh varian minuman beralkohol yang bisa dia produksi, mulai dari makkoli, sake, shochu, dan lainnya. Semua khamar itu dijual terbatas tanpa cukai untuk teman dan komunitas yang dikenal saja. Saya tak bisa menjual terbuka, kata Anais.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Sudah berlangganan? Masuk

Berlangganan

Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan

Rp 20.000

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Terbaru
IHSG
7.063,10
1.45%
-103,72
LQ45
919,20
1.74%
-16,32
USD/IDR
16.240
0,40
EMAS
1.345.000
0,75%