Ambil Gaji Duluan Kian Diminati Orang

Minggu, 06 November 2022 | 09:00 WIB
Ambil Gaji Duluan Kian Diminati Orang
[]
Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Nina Dwiantika

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siapa yang tak tahu cash bond? Fasilitas yang sudah familiar di dunia pekerjaan ini adalah pinjaman perusahaan, saat karyawan bisa mendapatkan sebagian gaji. Nantinya, pengembalian kasbon dilakukan melalui pemotongan gaji karyawan.

Belakangan, ada alternatif cash bond yakni program earned wage access (EWA). EWA adalah  layanan akses secara fleksibel, yang memungkinkan karyawan melakukan penarikan sebelum waktu gajian.

Salah satu penyedia layanan ini adalah GajiGesa, startup Kesejahteraan Karyawan yang   berdiri  tahun 2020. CEO GajiGesa, Vidit Agrawal bercerita, alasan bikin platform ini lantaran pihaknya ingin para pekerja kerah biru  mendapatkan akses atas gaji mereka sendiri kapanpun dibutuhkan.

Ide ini bermula dari riset pasar yang dilakukan, saat mereka menyadari banyak pekerja kerah biru yang tidak punya akses pada modal, sehingga mereka pergi ke rentenir atau melakukan pinjaman lain.

"GajiGesa menyediakan kemampuan menarik gaji Anda sendiri kapanpun. Jadi ketika Anda butuh uang, jangan pergi ke rentenir, jangan kasbon ke pemberi kerja, tetapi tarik saja gaji Anda sendiri. Begitu kami memulainya," terang Vidit.

Kini, pihaknya   tengah membangun ekosistem untuk seluruh layanan GajiGesa, sehingga platform ini tak hanya bisa digunakan untuk menarik uang secara instan, tetapi juga memindahkan ke dompet digital, membeli pulsa, dan paket data,  bayar tagihan hingga  beli berbagai jenis voucher. "Sehingga platform ini  jadi aplikasi sehari-hari   untuk kebutuhan finansial," tambah Vidit.

Vidit mencontohkan cara kerja EWA di GajiGesa. Misalnya seorang pekerja punya gaji sebesar Rp 3 juta per bulan, dengan hitungan hari kerja 30 hari, maka pendapatan hariannya sebesar Rp 100.000. Bila  melalui GajiGesa, dia mencairkan uang sebesar Rp 500.000, melakukan pembelian pulsa sebesar Rp 200.000 serta berbelanja sebesar Rp 100.000, di akhir bulan gaji yang diterimanya Rp 2,2 juta atau sudah dikurangi Rp 800.000. Bila ditotal, gaji yang diterimanya tetap Rp 3 juta.

Ada juga Mekari, perusahaan software-as-a-service (SaaS), yang punya layanan EWA melalui produknya Mekari Flex.

Financial Services Director Mekari, Jansen Jumino, menjelaskan, Mekari menghadirkan EWA melihat ada riset menunjukkan 88% dari karyawan di Indonesia bilang mereka membutuhkan dana darurat dalam 12 bulan terakhir.

"EWA dapat meningkatkan kesejahteraan finansial karena karyawan bisa dengan mudah dan cepat menarik sebagian dari gaji saat mereka butuh dana darurat," ujar Jansen.

Adapun, cara kerja Mekari Flex adalah karyawan akan diberi  batas pemakaian atau limit uang yang ditentukan perusahaan untuk dapat ditarik secara tunai ke rekening karyawan. Pada periode penggajian berikutnya. gaji karyawan akan dipotong sejumlah penggunaan EWA sebelumnya. Perusahaan tidak dikenai biaya atas penggunaan EWA ini.

Tak hanya produk EWA, layanan lain Mekari Flex ini adalah Flexible Benefit, yang membantu perusahaan  menyalurkan manfaat tambahan kepada karyawan. Dengan fitur ini, perusahaan bisa menyediakan berbagai benefit, seperti kacamata, paket ponsel, token listrik, hingga tes kesehatan.

Namun, untuk bisa menggunakan layanan EWA, perusahaan tempat karyawan bekerja harus bekerja sama atau terdaftar dalam platform penyedia EWA. Vidit menerangkan, pihaknya telah bekerja sama dengan beragam perusahaan, mulai dari industri tekstil, ritel, sekolah,  jaringan rumah sakit dan lainnya.

Sebelum bekerja sama, GajiGesa akan melakukan pemeriksaan terperinci lebih dulu. "Ini untuk memastikan perusahaan tersebut autentik dan kami dapat bermitra dengan mereka," terang Vidit.

Baca Juga: Link Download Pospay Untuk Cek Penerima, BSU Tahap 7 Bisa Diambil Di Kantor Pos

Tumbuh konsisten

Pengguna layanan EWA ini ternyata terus mengalami peningkatan. Menurut Vidit, dalam setahun terakhir  transaksi di GajiGesa tumbuh 9 kali lipat. Menurutnya, perusahaan dan karyawan   sudah terbiasa pakai platform ini dan mereka  jadi bagian dalam penggajian. "Pertumbuhannya sangat bagus dan sangat konsisten," katanya.


Layanan GajiGesa digunakan lebih dari 250 perusahaan dan sekitar 200.000 karyawan di Indonesia. Vidit menyebut tren penggunaan layanan keuangan lain di aplikasinya meningkat. Sekitar 38% transaksi di GajiGesa bukan penarikan uang. Ia meyakini bahwa dalam 6 bulan ke depan GajiGesa akan terus mencatat pertumbuhan.

Sementara, Jansen mengatakan transaksi di Mekari Flex tumbuh lebih dari 15 kali lipat   setahun terakhir. Mekari melayani puluhan ribu karyawan di Indonesia   di berbagai bidang, baik UMKM sampai perusahaan-perusahaan besar.


"Tren penggunaan Mekari Flex sangat menjanjikan, terutama karena pandemi Covid-19 telah berdampak pada kesejahteraan finansial karyawan. Banyak yang memerlukan dana darurat untuk kebutuhan mendesak, termasuk untuk biaya medis," ujar Jansen.  Menurutnya, layanan EWA juga bisa meringankan stress finansial karyawan.


Berdasarkan riset Mekari Whitepaper: Laporan Kesejahteraan Finansial Karyawan Indonesia,  disebutkan adanya program kesejahteraan finansial dipercaya bisa meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan loyalitas pada perusahaan hingga mempengaruhi pemilihan tempat kerja berikutnya.


Di sisi lain, Vidit mengatakan, data yang didapatkan  dari salah satu perusahaan klien GajiGesa, terlihat setelah menggunakan layanan ini pekerja mulai berhenti melakukan kasbon dan   meminjam pada rentenir.


Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Startup Teknologi Indonesia (Atsindo) Handito Joewono menilai layanan EWA ini merupakan pemanfaatan teknologi untuk mempermudah proses mendapatkan uang.


Tak hanya bagi pekerja, layanan ini bermanfaat bagi perusahaan. Menurutnya, ini bisa meringankan tugas administrasi perusahaan dibanding menyediakan kasbon, bahkan bisa membantu perusahaan yang tengah kesulitan arus kasnya. "Jadi   ada mekanisme dari pihak ketiga. Sebenarnya perusahaan ikut diuntungkan," ujarnya.


Handito memproyeksi platform EWA ini masih akan tumbuh, mengingat layanannya dibutuhkan. Namun, dia melihat hingga kini belum terbentuk penguasa pasar di industri EWA, sehingga masih mungkin terjadi persaingan antar pemain.


"Kalau pun ada yang dapat market share paling tinggi,   saya rasa pemanfaatannya secara nasional belum terlalu tinggi. Sehingga artinya masih ditunggu kehadiran penguasa industri startup EWA," ujar Handito.


Vidit pun meyakini bahwa platform ini masih akan terus bertumbuh melihat pasar Indonesia yang besar. Dia mengakui, kompetisi di bidang ini akan selalu ada, dan inilah yang membuat pihaknya terus melakukan inovasi dan bekerja lebih keras.


"Kami adalah product-driven company, sehingga kami mau melanjutkan inovasi, menghadirkan solusi lebih kepada perusahaan," kata Vidit.


Vidit optimistis pengguna GajiGesa akan terus meningkat ke depan. Pada akhir tahun depan, Vidit menargetkan akan ada 1 juta pengguna aktif GajiGesa. Menurutnya, untuk mencapai target ini, pihaknya akan lebih agresif. Dia meyakini target  bisa tercapai, mengingat saat ini sudah banyak yang tahu layanan EWA atau GajiGesa bila dibandingkan 2 tahun lalu.


Sementara, Jansen mengatakan platform kesejahteraan karyawan seperti Mekari Flex punya potensi pasar yang kuat melihat perusahaan yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas  ditambah banyak perusahaan tengah menjalankan transformasi digital  yang bisa mengotomasi pengoperasian bisnis.


Untuk mendorong penggunaan Mekari Flex, pihaknya terus menjalankan riset dan pengembangan, mengeluarkan fitur dan teknologi untuk semakin memperlancar transformasi digital bisnis hingga memberi pendampingan dan pelatihan untuk meningkatkan literasi digital.

Baca Juga: Unduh Pospay untuk Pencairan BSU Tahap 7, Jika Bingung Bisa ke Kantor Pos

 

Bagikan

Berita Terbaru

BEI Suspensi Belasan Saham Sepanjang November, Redam Euforia Lonjakan Harga Saham IPO
| Kamis, 21 November 2024 | 18:03 WIB

BEI Suspensi Belasan Saham Sepanjang November, Redam Euforia Lonjakan Harga Saham IPO

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) cukup getol menggembok saham emiten beberapa waktu terakhir, meski di tengah kondisi pasar yang lesu.

Pasar IPO Tahun 2024 Kurang Bergairah, Otoritas Perlu Berbenah untuk Tahun 2025
| Kamis, 21 November 2024 | 17:37 WIB

Pasar IPO Tahun 2024 Kurang Bergairah, Otoritas Perlu Berbenah untuk Tahun 2025

Deloitte mengungkapkan terjadi penurunan yang signifikan perusahaan yang melaksanakan IPO di Indonesia, dibandingkan tahun sebelumnya.

Dampak Perang Dagang AS-China, Ekspor RI Turun Hingga Kebanjiran Produk Murah China
| Kamis, 21 November 2024 | 16:59 WIB

Dampak Perang Dagang AS-China, Ekspor RI Turun Hingga Kebanjiran Produk Murah China

Terpilihnya Donald Trump menimbulkan kekhawatiran terjadi perang dagang Amerika Serikat-China, seperti yang terjadi tahun 2018 silam. 

 Investasi Hilirisasi Butuh Rp 9.800 T Hingga 2040, Berikut Perincian 28 Komoditasnya
| Kamis, 21 November 2024 | 09:12 WIB

Investasi Hilirisasi Butuh Rp 9.800 T Hingga 2040, Berikut Perincian 28 Komoditasnya

PTBA menggadang hilirisasi batubara menjadi Artificial graphite dan anode sheet. Sementara ADRO berambisi menjadikannya bahan baku pupuk.

Geber Pengembangan Energi Hijau, Indonesia Butuh Rp 1.000 T Satu Dekade ke Depan
| Kamis, 21 November 2024 | 08:54 WIB

Geber Pengembangan Energi Hijau, Indonesia Butuh Rp 1.000 T Satu Dekade ke Depan

Pemerintah mengklaim bakal membantu pembangunan transmisi dan gardu induk lantaran tidak mudah untuk mencapai nilai keekonomian.. 

Mata Uang Asia Masih Sulit Bangkit
| Kamis, 21 November 2024 | 08:45 WIB

Mata Uang Asia Masih Sulit Bangkit

Mata uang Asia masih berpeluang melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) setidaknya sampai akhir tahun 2024 ini.

Mengail Potensi Cuan Obligasi Korporasi
| Kamis, 21 November 2024 | 08:43 WIB

Mengail Potensi Cuan Obligasi Korporasi

Berinvestasi pada surat utang korporasi menjadi alternatif menarik bagi investor, Terlebih, di tengah kondisi pasar yang volatil 

Harga Amonia Memoles Prospek ESSA, Analis Beri Rekomendasi Buy
| Kamis, 21 November 2024 | 08:37 WIB

Harga Amonia Memoles Prospek ESSA, Analis Beri Rekomendasi Buy

Menakar prospek bisnis dan kinerja saham PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) di tengah tren laju harga amonia

Saham INDF Jadi Primadona Investor Asing, FMR Hingga SEI Investments Rajin Akumulasi
| Kamis, 21 November 2024 | 08:05 WIB

Saham INDF Jadi Primadona Investor Asing, FMR Hingga SEI Investments Rajin Akumulasi

Net foreign buy terbesar dalam lima hari terakhir tercatat berlangsung di saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Koperasi Bisa Kelola Sumur Minyak Ilegal
| Kamis, 21 November 2024 | 07:55 WIB

Koperasi Bisa Kelola Sumur Minyak Ilegal

Undang-Undang (UU) Migas memperbolehkan entitas koperasi untuk mengelola sumur minyak tua yang selama ini dibor secara ilegal oleh masyarakat.

INDEKS BERITA

Terpopuler