Asa Industri Tekstil

Kamis, 30 Maret 2023 | 08:30 WIB
Asa Industri Tekstil
[]
Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Fahriyadi .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seorang pemerhati industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mengenang sukses industri tekstil di masa lampau. Melekat terngiang dalam benaknya, bagaimana riuh kemacetan yang timbul di sekitar pabrik tekstil di wilayah Bandung, saat buruh pulang bekerja.

Semua itu kini hampir tak terasa lagi. Alih-alih menyerap tenaga kerja, justru aksi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) buruh pabrik tekstil kian kerap terdengar.

"Padahal ya mas, industri ini pada masanya mampu menyerap tenaga kerja dengan pendidikan pas-pasan, dalam jumlah besar," ujarnya. Tidak diragukan, efek domino industri tekstil memang cukup besar.

Persoalannya, industri ini kerap mendapat hantaman dari berbagai sisi. Marak dalam dua tahun terakhir adalah persoalan impor pakaian bekas.

Sumber KONTAN bercerita, pakaian-pakaian bekas itu ada juga yang datang dari kawasan Eropa. Di Eropa, pakaian-pakaian tersebut sejatinya merupakan charity (sumbangan) kepada kaum tidak mampu di Asia dan Afrika.

Namun, charity ini diselewengkan dan menjadi bahan komoditi bagi para pemburu rente. Di Asia, barang-barang charity itu dibawa ke Pelabuhan Klang (Port Klang) Malaysia. Barang-barang itu pun tidak sampai masuk kawasan dalam negeri Malaysia, dan hanya parkir di pelabuhannya saja.

Di pelabuhan tersebut, pakaian bekas yang telah dipilah-pilah di Eropa sana, menemukan para pembelinya. "Pembeli dari Indonesia selalu mengambil dalam jumlah paling banyak," ucap sumber KONTAN.

Padahal, pemerintah Indonesia sudah terang-terangan melarang impor pakaian bekas. Hal ini pun menjadi perhatian Presiden Joko Widodo.

Menurut Jokowi, keberadaan pakaian bekas impor sangat mengganggu industri tekstil di dalam negeri. Alhasil, peredaran pakaian bekas impor tersebut harus segera dihentikan. “Sudah saya perintahkan untuk mencari betul. Sudah sehari-dua hari banyak yang ketemu (pakaian bekas impor),” ujar dia kepada awak media di Istora Senayan, Rabu (15/3).

Kawan saya pemerhati industri tekstil tadi, hanya tersenyum menanggapi isu impor pakaian bekas. Kata dia, impor pakaian bekas hanya satu persoalan, dari kasus-kasus besar seperti penyalahgunaan izin impor dari Kementerian Perindustrian dan Perdagangan. "Dan entah kenapa, sampai kini, safeguard produk benang dan kain juga belum diperpanjang Menkeu," tandasnya.

Bagikan

Berita Terbaru

Pertaruhan Besar Nikel RI: Banjir Pasokan di Gudang LME, Kalah Saing Lawan LFP
| Minggu, 28 Desember 2025 | 13:00 WIB

Pertaruhan Besar Nikel RI: Banjir Pasokan di Gudang LME, Kalah Saing Lawan LFP

Indonesia mengalami ketergantungan akut pada China di saat minat Negeri Tirai Bambu terhadap baterai nikel justru memudar.

Restrukturisasi Garuda Indonesia Masuk Babak Baru, Simak Prospek GIAA Menuju 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 11:15 WIB

Restrukturisasi Garuda Indonesia Masuk Babak Baru, Simak Prospek GIAA Menuju 2026

Restrukturisasi finansial saja tidak cukup untuk mengembalikan kepercayaan pasar secara total terhadap GIAA.​

Agar Kinerja Lebih Seksi, TBS Energi Utama (TOBA) Menggelar Aksi Pembelian Kembali
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:27 WIB

Agar Kinerja Lebih Seksi, TBS Energi Utama (TOBA) Menggelar Aksi Pembelian Kembali

Perkiraan dana pembelian kembali menggunakan harga saham perusahaan pada penutupan perdagangan 23 Desember 2025, yaitu Rp 710 per saham.

Provident Investasi Bersama (PALM) Tetap Fokus di Tiga Sektor Investasi di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:12 WIB

Provident Investasi Bersama (PALM) Tetap Fokus di Tiga Sektor Investasi di 2026

Tahun depan, PALM siap berinvetasi di sektor-sektor baru. Kami juga terbuka terhadap peluang investasi pada perusahaan tertutup.

Melalui Anak Usaha, Emiten Happy Hapsoro Ini Mencaplok Saham Kontraktor Hulu Migas
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:03 WIB

Melalui Anak Usaha, Emiten Happy Hapsoro Ini Mencaplok Saham Kontraktor Hulu Migas

HCM,  kontraktor kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi pada Wilayah Kerja Selat Madura berdasarkan production sharing contract dengan SKK Migas.

Okupansi Hotel Fluktuatif, DFAM Tancap Gas Garap Bisnis Katering
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:00 WIB

Okupansi Hotel Fluktuatif, DFAM Tancap Gas Garap Bisnis Katering

Penyesuaian pola belanja pemerintah pasca-efisiensi di tahun 2025 bisa membuat bisnis hotel lebih stabil.

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:20 WIB

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran

Diversifikasi reksadana campuran memungkinkan investor menikmati pertumbuhan saham sekaligus stabilitas dari obligasi dan pasar uang 

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:15 WIB

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi

Ekonomi dan konsumsi masyarakat berpotensi menguat di 2026. Simak strategi yang bisa Anda lakukan supaya keuangan tetap aman.

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:02 WIB

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang

Ramainya rencana penerbitan obligasi yang berlangsung pada awal  tahun 2026 dipengaruhi kebutuhan refinancing dan pendanaan ekspansi.

Catat Perbaikan Kinerja di Kuartal III-2025, PANR Optimis Menatap Bisnis di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:00 WIB

Catat Perbaikan Kinerja di Kuartal III-2025, PANR Optimis Menatap Bisnis di 2026

Faktor cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah memaksa wisatawan domestik memilih destinasi yang dekat.​

INDEKS BERITA

Terpopuler