Bahan Baku Smelter Kurang, Pemerintah Harus Hitung Kesanggupan Pasokan Bijih ke Depan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku usaha meminta agar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama-sama memperhitungkan keseimbangan pasokan bijih nikel dan kebutuhan industri smelter dalam jangka panjang. Hal ini dibutuhkan demi memberikan kepastian bagi investor yang menanamkan uangnya di Indonesia untuk hilirisasi.
Sekjen Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian (AP3I), Haykal Hubeis menjelaskan, kekurangan pasokan bijih nikel ke smelter sejatinya sudah terjadi sejak pertengahan 2023 dan semakin parah saat ini. Penyebabnya, pemberian Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) untuk perusahaan tambang tersendat.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.