Bulog Siap Akuisisi Perusahaan Beras

Kamis, 13 Juni 2024 | 05:27 WIB
Bulog Siap Akuisisi Perusahaan Beras
[ILUSTRASI. Pekerja memanggul beras dalam karung di gudang Bulog Pasirhalang, Sukaraja, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (10/6/2024). Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat stok beras Bulog saat ini mencapai 1,8 juta ton sehingga mencukupi untuk kebutuhan masyarakat menjelang Idul Adha 2024. ANTARA FOTO/Henry Purba/agr/nym.]
Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Dadan M. Ramdan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Opsi pemerintah  mengamankan cadangan beras pemerintah bertambah. Selain dari pasokan dalam negeri dan impor, ada opsi teranyar, yakni rencana Bulog mengakuisisi perusahaan beras dari Kamboja.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim telah memperhitungkan secara matang rencana akuisisi perusahaan beras tersebut. Bahkan ia menyebutkan, upaya ekspansi ke luar negeri melalui investasi perusahaan pelat merah ini lebih baik daripada hanya sekadar melakukan pembelian beras dari Kamboja.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan pun siap menindaklanjuti rencana akuisisi tersebut. Dia sudah melakukan due diligence terhadap beberapa sumber beras di Kamboja.

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memastikan sudah berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Phnom Penh dan beberapa pelaku usaha beras di Kamboja terkait rencana ekspansi itu. "Pada dasarnya kami siap melaksanakan penugasan tersebut," jelas dia kepada KONTAN, kemarin.

Bayu optimistis rencana akuisisi tersebut bisa direalisasikan. Apalagi Bulog sudah melakukan perdagangan beras dengan Kamboja sejak 2023. Kerja sama itu lewat  skema business to business (B2B) maupun government to government (G2G).

Ihwal rencana akuisisi, Bulog juga telah melakukan pembicaraan awal dengan perbankan nasional. Hanya saja, Bayu tidak menyebut berapa nilai anggaran yang disiapkan oleh Bulog terkait rencana tersebut. "Intinya, kami juga melakukan pembicaraan awal dengan perbankan nasional terkait peluang investasi tersebut," jelas dia.

Pengamat Pertanian Center of Reform (Core) Indonesia, Eliza Mardian menilai, seharusnya pemerintah justru berinvestasi hal sejenis di pasar dalam negeri ketimbang negara lain. Sebab, investasi itu bakal melibatkan banyak pihak dan bisa menumbuhkan ekonomi serta tenaga kerja ketimbang hanya mengejar pangan murah. "Jika investasi dilakukan di dalam negeri tentu melibatkan petani," jelas dia, kemarin.
 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Saham-Saham Paling Banyak Dibeli Asing di Bulan Maret 2025, Ada Pergantian Pengendali
| Rabu, 02 April 2025 | 18:40 WIB

Saham-Saham Paling Banyak Dibeli Asing di Bulan Maret 2025, Ada Pergantian Pengendali

Vlume net sell asing mencapai 2,59 miliar saham. Saham-saham bank kelas kakap dan sejumlah saham tambang menjadi sasaran jual investor asing.

Volume Turun, Nilai Aset Saham Investor Asing Justru Naik pada Maret 2025
| Rabu, 02 April 2025 | 16:44 WIB

Volume Turun, Nilai Aset Saham Investor Asing Justru Naik pada Maret 2025

Investor asing mencatat net sell 2,59 miliar saham di BEI sepanjang bulan Maret 2025. Dari sisi nilai, aset saham asing justru naik.

Potensi Kinerja Indah Kiat (INKP) di Tengah Fluktuasi Harga Pulp Global
| Rabu, 02 April 2025 | 13:00 WIB

Potensi Kinerja Indah Kiat (INKP) di Tengah Fluktuasi Harga Pulp Global

Kontributor pendapatan masih didominasi dari ekspor pihak ketiga senilai US$1,76 miliar, denan ekspor berelasi menyumbang US$ 42,11 juta.

Menengok Prospek Pasar DME di Indonesia
| Rabu, 02 April 2025 | 11:00 WIB

Menengok Prospek Pasar DME di Indonesia

Penggunaan DME di Indonesia pada 2023 masih didominasi untuk kebutuhan aerosol propellant dengan pangsa pasar mencapai 24%.

Penjualan Mobil Meningkat Sebelum Harga Naik Akibat Tarif Trump
| Rabu, 02 April 2025 | 10:30 WIB

Penjualan Mobil Meningkat Sebelum Harga Naik Akibat Tarif Trump

Produsen mobil termasuk General Motors Co. dan Hyundai Motor Co. melaporkan kenaikan penjualan mobil di Amerika Serikat (AS) 

Kinerja Komoditas Emas Masih Merajai Sepanjang Maret, Aset Kripto Paling Keok
| Rabu, 02 April 2025 | 09:00 WIB

Kinerja Komoditas Emas Masih Merajai Sepanjang Maret, Aset Kripto Paling Keok

Permintaan safe haven yang semakin tinggi seiring ketidakpastian ekonomi di tengah tarif Trump membuat harga emas terus menanjak. 

Kasus Robot Trading Net89 dan Beda Pendapat Korban & Kejaksaan soal Cara Penyelesaian
| Rabu, 02 April 2025 | 09:00 WIB

Kasus Robot Trading Net89 dan Beda Pendapat Korban & Kejaksaan soal Cara Penyelesaian

Pihak korban yang diwakili oleh Onny menuntut agar penyelesaian kasus Net89 tetap diselesaikan menggunakan pendekatan restorative justice (RJ).

Profit 33,04% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Mengkerut (2 April 2025)
| Rabu, 02 April 2025 | 08:33 WIB

Profit 33,04% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Mengkerut (2 April 2025)

Harga emas Antam (2 April 2025) ukuran 1 gram masih Rp 1.819.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,04% jika menjual hari ini.

Ramadan dan Idulfitri Tak Kuat Angkat Pertumbuhan Ekonomi
| Rabu, 02 April 2025 | 08:14 WIB

Ramadan dan Idulfitri Tak Kuat Angkat Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2025, berpotensi berada di bawah angka 5% year on year (yoy)

Tiga Tahun Beruntun Bisnis Ketenagalistrikan MEDC Bukukan Rugi, Begini Ceritanya
| Rabu, 02 April 2025 | 08:00 WIB

Tiga Tahun Beruntun Bisnis Ketenagalistrikan MEDC Bukukan Rugi, Begini Ceritanya

Pada segmen IPP Hidro dan Energi Terbarukan, di saat pendapatannya melonjak justru rugi bersihnya malah membengkak.

INDEKS BERITA

Terpopuler