Bunga dan Sindiran

Jumat, 20 September 2024 | 05:26 WIB
Bunga dan Sindiran
[ILUSTRASI. Jurnalis?KONTAN Tedy Gumilar. (Ilustrasi KONTAN/Indra Surya)]
Tedy Gumilar | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suku bunga acuan bank sentral bergerak turun. Kemarin, 18 September 2024 Bank Indonesia (BI) menggunting BI-Rate 25 basis poin (bps) menjadi 6,00%. Beberapa jam berselang, giliran Federal Reserve (The Fed) yang memangkas fed funds rate 50 bps menjadi 4,75-5,00%. Langkah bank sentral Amerika Serikat (AS) itu pun kemungkinan akan diikuti oleh bank sentral negara lain. 

Dari dalam negeri, keputusan BI segera disambut hangat para bankir. Seperti biasa saat bunga acuan disunat, fokus perbankan adalah menurunkan biaya dana. Simpanan berbunga tinggi seperti deposito bakal jadi sasaran utama. Tentu ada pertimbangan likuiditas sehingga respons setiap bank tidak akan terlihat dalam waktu yang sama.

Yang jelas targetnya serupa; biaya dana yang lebih rendah akan membuat margin bank semakin menebal. Buat para pemilik bank dan investor saham, ini tentu kabar gembira.
Namun, yang diharapkan oleh bank sentral terhadap para bankir bukanlah soal itu. Salah satu tujuan pemangkasan BI-Rate adalah untuk mendorong mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia yang belakangan ngos-ngosan. 

Saat bunga acuan diturunkan, perbankan diharapkan memberi respons dengan segera memangkas suku bunga kredit. Dengan demikian, pengusaha jadi lebih bergairah untuk menggelar ekspansi. Di sisi lain, beban angsuran kredit masyarakat menciut sehingga punya ruang lebih besar untuk dibelanjakan.

Cuma sayangnya, harapan itu sulit diwujudkan dalam waktu dekat. Pasalnya, bank dengan berbagai dalih, selalu butuh waktu hingga berbulan-bulan sebelum berkenan menurunkan bunga kredit. Ini kebiasaan yang polanya gampang ditebak lantaran sudah terpelihara sejak lama. 

Bank sentral seperti tak bisa berbuat apa-apa. Belum ada instrumen kebijakan yang bisa memaksa. Pun tiada insentif atau disinsentif yang jadi pemecut.

Sementara pemerintah yang notabene pemegang saham pengendali bank pelat merah, paling banter cuma bisa menyindir. Anda mungkin masih ingat ketika Presiden Joko Widodo menyoroti pertumbuhan laba dan bunga kredit perbankan di Mandiri Investment Forum (MIF) 2023, awal Februari tahun lalu. "Jangan-jangan bunganya ketinggian," kata Jokowi saat itu dan disambut gelak tawa hadirin.

Jadi, kalau nanti pemerintah kembali menyindir para bankir, mohon dimaklumi saja. Sebab, bisanya memang cuma sebatas itu.

Bagikan

Berita Terbaru

Catur Sentosa (CSAP) Bikin Anak Usaha Baru
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:48 WIB

Catur Sentosa (CSAP) Bikin Anak Usaha Baru

Emiten pengelola gerai Mitra10, PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) mendirikan entitas usaha baru, yakni PT Kairos Indah Sejahtera (KIS)..

Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Akan Stock Split di Rasio 1:2
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:43 WIB

Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Akan Stock Split di Rasio 1:2

Melalui aksi stock split, nilai nominal saham SAMF akan berubah dari Rp 100 menjadi Rp 50 per saham setelah stock split.​

Emiten Rumah Sakit Siap Ekspansi Pada 2025
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:39 WIB

Emiten Rumah Sakit Siap Ekspansi Pada 2025

Sederet emiten rumah sakit merencanakan berbagai aksi korporasi strategis pada tahun 2025. Mulai dari penerbitan obligasi hingga ekspansi.

Pergerakan Tak Wajar Saham-Saham Baru
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:38 WIB

Pergerakan Tak Wajar Saham-Saham Baru

Sejumlah saham yang baru mencatatkan sahamnya di BEI (IPO) masuk UMA dan sempat digembok bursa/suspensi 

Emiten Kecipratan Berkah Program Tiga Juta Rumah
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:33 WIB

Emiten Kecipratan Berkah Program Tiga Juta Rumah

Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal terlibat langsung dalam program 3 juta rumah yang dicanangkan pemerintah. 

Efek Donald Trump Mengendalikan Pasar Keuangan
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:18 WIB

Efek Donald Trump Mengendalikan Pasar Keuangan

Kebijakan Trump diproyeksi bakal berdampak ke ekonomi global. Terutama negara-negara yang menjadi target Trump. 

Perang Dagang Membayangi Prospek Pasar Valuta Asing
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:07 WIB

Perang Dagang Membayangi Prospek Pasar Valuta Asing

Tren pelemahan mata uang utama diperkirakan berlanjut karena kebijakan penerapan tarif masih tetap membayangi pasar.

Mendadak IHSG Menanjak dan Jadi Salah Satu Yang Terbaik
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:05 WIB

Mendadak IHSG Menanjak dan Jadi Salah Satu Yang Terbaik

Derasnya arus net sell selama dua hari terakhir menjadi sinyal waspada bagi para investor di bursa saham. 

Masa Suram Saham Gudang Garam
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:05 WIB

Masa Suram Saham Gudang Garam

Mencermati prospek kinerja dan harga saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tahun ini yang masih terus melemah 

Melampaui Ekspektasi, ACES Mengantongi Penjualan Rp 8,5 Triliun di 2024
| Rabu, 22 Januari 2025 | 07:02 WIB

Melampaui Ekspektasi, ACES Mengantongi Penjualan Rp 8,5 Triliun di 2024

ACES membukukan penjualan Rp 911 miliar pada Desember 2024, naik 26,5% secara bulanan dan naik 12,1% secara tahunan 

INDEKS BERITA

Terpopuler