Bunga Naik, Ini Pilihan Saham Tahan Banting

Sabtu, 24 September 2022 | 04:45 WIB
Bunga Naik, Ini Pilihan Saham Tahan Banting
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral ramai-ramai mengerek bunga acuan. The Fed menaikkan suku bunga 75 basis poin (bps). Bank Indonesia (BI) juga ikut mengerek bunga 7-day-RR 50 bps.

Efek kenaikan bunga, Kamis (22/9) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merespons positif dan naik 0,43%. Namun, di Jumat (23/9), IHSG anjlok 0,56% ke level 7.178,58.

Analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana mengatakan, suku bunga tinggi bisa menjadi ancaman bagi pasar saham. Sebab dana asing akan keluar dari pasar modal dalam negeri. Meski memang BI menyebut, kenaikan suku bunga BI 50 bps merupakan tindakan preventif mengantisipasi efek domino dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Baca Juga: Musim Suku Bunga Tinggi, Saham-saham Tahan Banting di Sektor ini Menarik Dicermati

Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih justru menyebut, efek kenaikan suku bunga akan membuat pasar beralih memegang aset yang lebih aman dan memiliki risiko lebih kecil. Contohnya, obligasi dan deposito, yang prospektif di tengah naiknya yield.

Raditya menyebut, suku bunga tinggi akan memperburuk prospek emiten yang memiliki debt to equity ratio (DER) tinggi. Sebaliknya, kebijakan tersebut berdampak positif pada emiten perbankan karena masyarakat kembali melirik deposito.

Menimbang kondisi makro ekonomi saat ini, Raditya memperkirakan emiten consumer non-cyclicals berpeluang terpapar angin segar. "Inflasi yang terjadi menurunkan daya beli. Sehingga proyeksi kami, masyarakat akan fokus mencukupi kebutuhan primer terlebih dulu," kata dia.

Menurut Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Cindy Alicia Ramadhania, jika inflasi tidak diiringi dengan kenaikan pendapatan, maka bisa melemahkan daya beli. Meski begitu, saham consumer mendapat sentimen positif setelah pandemi Covid-19 mulai terkendali dan pemulihan ekonomi terjaga. 

"Tantangan sektor consumer  saat ini lebih terkait kepada kenaikan harga bahan baku dan daya beli konsumen," sebut Cindy. Saham sektor kesehatan juga dinilai bisa mendapat ancaman jika tidak bisa mempertahankan kinerja setelah kasus Covid-19 melandai.

Saham pilihan

Menurut analisa Ratih, ada empat sektor yang relatif tahan banting di tengah tren suku bunga tinggi saat ini. Pertama, emiten sektor barang konsumen primer. Sektor ini masih menarik karena terjadi penurunan harga minyak sawit (CPO). "Ini jadi katalis positif bagi emiten primer karena menekan beban pokok penjualan, jadi margin profitabilitas akan meningkat," sebut dia.

Baca Juga: Sudah Naik Signifikan, Sejumlah Saham Grup Panin Ini Masih Bisa Lanjutkan Penguatan

Kedua, sektor kesehatan. Ratih bilang, kesadaran akan kesehatan yang semakin tinggi pasca pandemi membuat permintaan di sektor kesehatan meningkat. Grup bisnis besar seperti PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) bisa dilirik karena juga gencar ekspansi ke sektor kesehatan.

Ketiga, sektor energi. Permintaan komoditas ekspor seperti batubara masih tinggi. Terutama efek perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan gangguan pasokan pada komoditas energi, saat permintaan naik memasuki musim dingin di Eropa. 

Keempat, sektor telekomunikasi. Penggunaan data seluler semakin meningkat dan penetrasi internet di Indonesia masih potensial ke depan, didorong ekonomi digital yang terus terakselerasi. Dari keempat sektor tahan banting itu, Ratih merekomendasikan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). "ICBP bisa dibeli di harga Rp 8.750-Rp 8.850. Target resistance terdekat Rp 9.100. Pertimbangan cut loss bila break support Rp 8.450," kata dia.

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) juga bisa dilirik dengan target Rp 4.300 dan cut loss di Rp 3.900, PT Harum Energy Tbk (HRUM) dengan target di Rp 2.350 dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dengan target Rp 2.900. Kemudian, Ratih menyarankan buy on weakness saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan target Rp 4.520 dan cut loss bila break di Rp 4.200. 

Sementara, Raditya merekomendasikan buy saham UNVR, MYOR dan BBRI. Target harga masing-masing saham di Rp 6.500, Rp 2.200 dan Rp 5.000 per saham.  

Baca Juga: Meski Bunga Melesat, IHSG Tetap Menguat

Bagikan

Berita Terbaru

Bank Masih Sulit Pangkas Bunga KPR
| Sabtu, 16 November 2024 | 11:31 WIB

Bank Masih Sulit Pangkas Bunga KPR

Rata-rata bunga floating KPR bank besar masih tinggi kendati Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan

Beban Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat
| Sabtu, 16 November 2024 | 08:58 WIB

Beban Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat

Kenaikan imbal hasil US Treasury berisiko membuat biaya utang pemerintah saat ini maupun ke depan menjadi lebih mahal

Surplus Neraca Dagang Tidak Berefek ke Rupiah
| Sabtu, 16 November 2024 | 08:52 WIB

Surplus Neraca Dagang Tidak Berefek ke Rupiah

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus 54 bulan berturut-turut

Gagal Berkarier di Militer, Karier Kerry di Industri Otomotif Moncer
| Sabtu, 16 November 2024 | 07:35 WIB

Gagal Berkarier di Militer, Karier Kerry di Industri Otomotif Moncer

Perjalanan karier Kariyanto Hardjosoemarto hingga menjadi Direktur di PT Inchcape Indomobil Distribution Indonesia

Jelang Liburan, WEHA Banjir Pesanan
| Sabtu, 16 November 2024 | 07:30 WIB

Jelang Liburan, WEHA Banjir Pesanan

Pemesanan sewa bus WEHA untuk periode November hingga Desember mendatang sudah penuh, baik bus kapasitas 47-59 maupun 31-35 seat.

Data Center Topang Penjualan Lahan Industri
| Sabtu, 16 November 2024 | 07:11 WIB

Data Center Topang Penjualan Lahan Industri

Sektor yang banyak menyerap pasokan lahan industri tahun ini masih didominasi sektor data center dan otomotif.

Bos Baru Garuda Indonesia (GIAA) Lulusan Taruna Nusantara, Begini Targetnya
| Sabtu, 16 November 2024 | 06:21 WIB

Bos Baru Garuda Indonesia (GIAA) Lulusan Taruna Nusantara, Begini Targetnya

Wamildan siap melakukan aksi beres-beres di Garuda Indonesia. Ada tiga stragegi lulusan SMA Taruna Nusantara itu. 

Sepekan, Indeks Menjebol Level 7.100, Net Sell Asing Menyentuh Rp 6,34 Triliun
| Sabtu, 16 November 2024 | 06:15 WIB

Sepekan, Indeks Menjebol Level 7.100, Net Sell Asing Menyentuh Rp 6,34 Triliun

Pada Desember 2024 mendatang diprediksi tidak ada pemangkasan bunga The Fed. Ini memicu imbal hasil US Treasury 10 tahun dan indeks dolar menguat.

Upaya Menggenjot Kinerja, Telkom Indonesia (TLKM) Memperluas Investasi
| Sabtu, 16 November 2024 | 06:10 WIB

Upaya Menggenjot Kinerja, Telkom Indonesia (TLKM) Memperluas Investasi

Secara musiman, kinerja TLKM di kuartal IV biasanya lebih bagus. Terutama di segmen seluler, aktivitas tinggi. 

Aliran Dana ke Bitcoin Makin Deras
| Sabtu, 16 November 2024 | 05:50 WIB

Aliran Dana ke Bitcoin Makin Deras

Menakar peluang dan ancaman saat gelombang kenaikan harga aset kripto yang terangkat terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS.

INDEKS BERITA

Terpopuler