Butuh Insentif Non Fiskal Dorong Sektor Geotermal

Senin, 11 November 2024 | 06:22 WIB
Butuh Insentif Non Fiskal Dorong Sektor Geotermal
[ILUSTRASI. Petani beraktivitas di sekitar sumur produksi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT Geo Dipa Energi di kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (6/9/2022). ANTARA FOTO/Anis Efizudin/tom.]
Reporter: Siti Masitoh | Editor: Adinda Ade Mustami

KONTAN.CO.ID-BANDUNG. Pemerintah telah memberikan berbagai insentif untuk mendorong investasi pada sektor panas bumi. Namun, insentif fiskal saja tak cukup untuk mempercepat pengembangan sektor ini, Terlebih, pemerintah menargetkan swasembada energi pada 2028-2029.

Adapun insentif fiskal terbaru yang diberikan pemerintah berupa pembebasan bea masuk dan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk impor barang terkait kegiatan usaha panas bumi. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 81 Tahun 2024. Beleid ini berlaku mulai 1 Januari 2025.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Saham MBMA dan MDKA melonjak, Ada Aksi Duet Edwin Soeyadjaja & Winato Kartono?
| Rabu, 13 November 2024 | 13:55 WIB

Saham MBMA dan MDKA melonjak, Ada Aksi Duet Edwin Soeyadjaja & Winato Kartono?

Hingga akhir sesi I perdagangan hari Rabu (13/11), harga dua saham tambang, MBMA dan MDKA kompak terbang.

Investor Asing Koleksi Saham GOTO, Terbaru Ada Nomura Holdings dan Franklin Resources
| Rabu, 13 November 2024 | 11:12 WIB

Investor Asing Koleksi Saham GOTO, Terbaru Ada Nomura Holdings dan Franklin Resources

Transaksi saham GOTO oleh investor asing kelas kakap sejauh ini lebih didominasi oleh pembelian ketimbang transaksi jual.

Dapat Fasilitas Pinjaman US$ 600 juta, BNI Akan Perluas Kapasitas Pendanaan
| Rabu, 13 November 2024 | 09:32 WIB

Dapat Fasilitas Pinjaman US$ 600 juta, BNI Akan Perluas Kapasitas Pendanaan

Secara umum kondisi likuiditas valas di Indonesia saat ini dinilai masih cukup baik terutama untuk bank-bank pelat merah dan bank swasta besar. 

Harga Emas Anjlok 5,25% dalam Sepekan, Investor Wait And See Kebijakan Trump
| Rabu, 13 November 2024 | 09:04 WIB

Harga Emas Anjlok 5,25% dalam Sepekan, Investor Wait And See Kebijakan Trump

Pembelian emas fisik sebagai safe haven berpotensi tidak menjadi prioritas sehingga harganya bisa turun akibat permintaan yang berkurang sesaat. 

Mengupas IPO Adaro Andalan Indonesia (AADI), Prospek hingga Kasus Hukum yang Dihadapi
| Rabu, 13 November 2024 | 08:42 WIB

Mengupas IPO Adaro Andalan Indonesia (AADI), Prospek hingga Kasus Hukum yang Dihadapi

Selain di PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), Boy Thohir kelak juga akan menjadi pengendali PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI).

Bank Milik Sejumlah Konglomerat Mencatatkan NPL Tinggi
| Rabu, 13 November 2024 | 08:13 WIB

Bank Milik Sejumlah Konglomerat Mencatatkan NPL Tinggi

Sejumlah bank milik konglomerat mencatatkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) tercatat tinggi, di atas level 3%. ​

Bank Kecil Hadapi Tekanan Kinerja Paling Besar
| Rabu, 13 November 2024 | 08:08 WIB

Bank Kecil Hadapi Tekanan Kinerja Paling Besar

Laba bank KBMI 1 selama delapan bulan pertama 2024 tergerus hingga 31,79% secara tahunan atau year on year (YoY). 

IHSG Hari Ini Masih Rawan Terkoreksi
| Rabu, 13 November 2024 | 07:35 WIB

IHSG Hari Ini Masih Rawan Terkoreksi

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Rabu (13/11) dipengaruhi oleh penantian rilis data inflasi Amerika Serikat (AS)

Kinerja Emiten Kertas Grup Sinarmas Masih Belum Bernas
| Rabu, 13 November 2024 | 07:30 WIB

Kinerja Emiten Kertas Grup Sinarmas Masih Belum Bernas

Pendapatan dan laba bersih duo emiten kertas Grup Sinarmas pada akhir kuartal ketiga 2024 masih merosot

Selektif Memilih Saham Pelat Merah
| Rabu, 13 November 2024 | 07:27 WIB

Selektif Memilih Saham Pelat Merah

Kinerja 20 saham yang tergabung di Indeks BUMN20 terkoreksi 9,98% sejak awal tahun atau year to date (ytd)

INDEKS BERITA

Terpopuler