Data Ekonomi Membaik, Lelang Sukuk Negara Diserbu Investor

Rabu, 16 November 2022 | 04:40 WIB
Data Ekonomi Membaik, Lelang Sukuk Negara Diserbu Investor
[]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peminat lelang sukuk negara alias surat berharga syariah negara (SBSN) pada Selasa (15/11) meningkat.

Jumlah penawaran yang masuk dalam lelang kemarin mencapai Rp 11,51 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi dari lelang SBSN pada awal November lalu.

Pada lelang SBSN tanggal 1 November 2022, pemerintah mencatatkan penawaran Rp 4,34 triliun, lalu Rp 1,45 triliun pada saat lelang SBSN tambahan sehari setelahnya. Padahal, target indikatif yang ditetapkan pemerintah sama besar, yakni Rp 5 triliun.

Baca Juga: Lelang SBSN Melampaui Target, Berikut Faktor Pendorongnya

Senior Vice President Head of Retail Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi  mengatakan, besarnya penawaran dalam lelang SBSN kali ini didorong pertumbuham ekonomi Indonesia yang mencapai 5,7% secara tahunan di kuartal III-2022. Realisasi ini naik dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2022, yakni 5,44%.

Faktor lainnya berasal inflasi di Amerika Serikat (AS) yang menurun, dari 8,2% pada September 2022 menjadi 7,7% pada Oktober 2022. "Kedua faktor tersebut membuat rupiah menguat dan pasar obligasi Indonesia kembali dilirik investor asing maupun domestik," kata Reza, kemarin.

Terlebih ada wacana Bank Indonesia akan dovish, bahkan menghentikan kenaikan suku bunga acuan BI 7-day reverse repo rate. Ini akan menurunkan yield. 

Jika menengok hasil lelang sukuk negara kemarin, seri PBS029 menjadi seri paling banyak diburu, yakni Rp 6,23 triliun. Pemerintah kemudian menyerap seri dengan tenor 12 tahun ini sebesar Rp 5,8 triliun, dengan yield rata-rata tertimbang di 7,64%. 

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, PBS029 menjadi idaman karena seri ini memiliki tenor yang mendekati 10 tahun. "Tenor tersebut menjadi standar imbal hasil suatu negara ketika dibandingkan dengan negara lain," kata dia. 

Kalau menurut Reza, seri PBS029 juga menawarkan imbal hasil yang lebih menarik di tengah isu resesi, yang menjadi faktor risiko bagi dunia investasi.

Baca Juga: Penawaran Lelang SBSN Meningkat Meski Yield Lebih Rendah

Bagikan

Berita Terbaru

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit
| Selasa, 18 November 2025 | 10:05 WIB

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit

Dalam menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang, perusahaan berfokus dalam penguatan fundamental bisnis yang disertai pemberian ruang eksplorasi

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia
| Selasa, 18 November 2025 | 09:50 WIB

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia

Hubungan dagang Indonesia–Australia selama ini didominasi oleh ekspor daging, gandum serta arus pelajar Indonesia ke Australia.

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:49 WIB

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis

Secara teknikal, saham PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) masih berpotensi melanjutkan penguatan. 

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat
| Selasa, 18 November 2025 | 08:15 WIB

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat

Hal ini dipengaruhi oleh normalisasi daya beli masyarakat yang masih lesu, permintaan pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya
| Selasa, 18 November 2025 | 08:11 WIB

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya

Salah satu yang terbesar ialah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Emiten pelat merah ini berencana menggelar private placement Rp 23,67 triliun

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:00 WIB

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis

Pertumbuhan kinerja didukung peningkatan volume pasien swasta serta permintaan layanan medis berintensitas lebih tinggi di sejumlah rumah sakit.

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar
| Selasa, 18 November 2025 | 07:46 WIB

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar

SMRA melakukan transaksi afiliasi berupa penambahan modal oleh perusahaan terkendali perseroan itu pada perusahaan terkendali lain.

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026
| Selasa, 18 November 2025 | 07:33 WIB

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026

EXCL berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 30,54 triliun. Nilai ini melonjak 20,44% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 25,36 triliun.​

Penurunan BI Rate Tak Mampu Dongkrak Kredit Multiguna
| Selasa, 18 November 2025 | 07:11 WIB

Penurunan BI Rate Tak Mampu Dongkrak Kredit Multiguna

Pemangkasan suku bunga acuan BI hingga  1,25% sepanjang tahun ini ke level 4,75% tak mampu mendongkrak kredit multiguna

ICBP Diproyeksi Sulit Penuhi Target Pertumbuhan Penjualan
| Selasa, 18 November 2025 | 07:10 WIB

ICBP Diproyeksi Sulit Penuhi Target Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan ICBP pada 2025 kemungkinan tidak mencapai target yang di tetapkan perusahaan, sekitar 7%-9%.

INDEKS BERITA

Terpopuler