Daya Tarik Dolar

Senin, 10 Oktober 2022 | 08:00 WIB
Daya Tarik Dolar
[]
Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengapa dollar Amerika Serikat (AS) menguat? Pertanyaan ini sangat mungkin menganggu benak banyak orang di saat ini.

Untuk mereka yang ingin membiakkan uang, mendapat jawaban bagi pertanyaan di atas, akan membantu untuk mengambil keputusan investasi. 

Jika menelusuri berbagai literatur saat ini, jawaban atas pertanyaan di atas gampang-gampang sulit. Gampang kalau kita menganggap imbal hasil yang ditawarkan sebuah valuta sebagai alasan ia menguat. 

Fed fund rate yang merupakan acuan bagi bunga dollar memang berlari kencang sepanjang tahun ini.

Fed sudah lima kali menaikkan bunga acuan sepanjang tahun ini. Bunga yang awal tahun ini masih di kisaran 0%-0,25% per awal Maret,  kini berada di kisaran 3,00%-3,25%. 

Pada tiga bulan yang tersisa di tahun ini, Fed tidak menutup kemungkinan bunga naik lagi. Proyeksi terbaru, bunga acuan di akhir tahun akan berada di kisaran 4%-4,25%.

Namun, besaran bunga yang diberikan sebuah valuta tentu bukan satu-satunya penentu arah nilai tukar valuta tersebut. Teori yang berlaku selama ini, kondisi ekonomi negara asal valuta, juga ikut memainkan peran.

Nah, di sini sulitnya. Banyak pedoman yang lazim digunakan untuk mengukur bagus tidaknya valuta, seperti tidak berlaku saat ini. Bukankah kita selama ini kerap mendengar peringatan banyak pihak, termasuk Fed, bahwa ekonomi AS akan resesi? 

Kesan dollar tidak berharga juga tercermin dari laju pasokan uang. Untuk menggulirkan paket insentif terkait perlindungan Covid-19 plus perbaikan infrastruktur, otoritas di AS mencetak uang baru hingga  US$ 13 triliun.

Pasokan baru dollar AS yang biasanya tumbuh 7% per tahun, naik dua kali lipat menjadi 14% per tahun.

Tak heran, laju inflasi di AS berlari kencang. Data terakhir, per akhir Agustus, menunjukkan laju inflasi tahunan di AS sebesar 8,26%.

Kalaupun akhirnya dollar menguat, kebanyakan ekonom menyebut itu semata-mata situasi negara lain, terutama para pemilik hard currency juga jauh dari ideal. 

Negara-negara Eropa yang memiliki euro, jelas tengah tertekan perang Ukraina. Sedang Jepang terkendala, tidak cuma perang, tetapi juga kebijakan otoritas moneternya, yang ngotot menjaga bunga murah. 

Jadi? Alasan dollar menguat ya semata karena pasar masih menilai greenback sebagai valuta yang mampu menjadi safe haven di saat dunia terjebak ketidakpastian. 

Bagikan

Berita Terbaru

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau

Pada hari perdagangan perdananya, DKHH menyentuh auto reject atas (ARA) usai melesat 34,85% ke level Rp 178, dari harga IPO di Rp 132 per saham.

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh

Heboh daftar iris bisa mendapatkang uang, ini sebenarnya tujuan kehadiran teknologi proof of human. Yuk simak

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi
| Minggu, 11 Mei 2025 | 13:00 WIB

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi

Sektor manufaktur dan energi menjadi roda penggerak bagi pertumbuhan kredit perbankan di kuartal pertama ini. 

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT
| Minggu, 11 Mei 2025 | 10:00 WIB

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT

Per Maret 2025 jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 13,71 juta, bertambah dibandingkan dengan Februari sebanyak 13,31 juta.

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 09:12 WIB

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian

Besaran dana IPO yang berhasil dihimpun sejak awal tahun sampai dengan 8 Mei 2025 sudah mencapai Rp 7 triliun.

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:53 WIB

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (11 Mei 2025) 1 gram Rp 1.928.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,31% jika menjual hari ini.

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:20 WIB

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya

PTPP tidak dalam kondisi likuiditas yang seret. Aset lancarnya masih mencukupi untuk digunakan memenuhi semua liabilitas jangka pendeknya.

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 06:00 WIB

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian

Membuka relasi menjadi salah satu kunci sukses sebagai seorang sineas. Agar relasi terjalin, bergabung di komunitas adal

 
Mengejar Ambisi Biar Bisa Berpaling dari Batubara
| Minggu, 11 Mei 2025 | 05:10 WIB

Mengejar Ambisi Biar Bisa Berpaling dari Batubara

Kondang sebagai penambang batubara tak menyurutkan semangat PT Indika Energy Tbk (INDY) transisi ke bisnis yang rendah karbon. 

 
Adu Kebut Mobil Listrik, Polytron Mulai Masuk Arena
| Minggu, 11 Mei 2025 | 04:50 WIB

Adu Kebut Mobil Listrik, Polytron Mulai Masuk Arena

Kelar garap sepeda motor listrik, Polytron merambah pasar mobil listrik dengan target penjualan yang aduhai.

INDEKS BERITA

Terpopuler