Desember Kelabu

Rabu, 18 Desember 2024 | 06:14 WIB
Desember Kelabu
[ILUSTRASI. Jurnalis KONTAN Wahyu Tri Rahmawati. (Ilustrasi KONTAN/Steve GA)]
Wahyu Tri Rahmawati | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bulan ini menjadi Desember kelabu bagi pasar keuangan Indonesia. Padahal, mayoritas pasar keuangan global masih mencatat kinerja positif. Buktinya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kuartal terakhir ini tertekan. IHSG turun 8,38% dalam tiga bulan terakhir hingga Selasa (17/12). Sejak awal tahun, IHSG turun 1,58%.

Di Asia, hanya pasar saham Korea, Indonesia, dan Thailand yang melemah sejak awal tahun. Mayoritas indeks saham Asia dan Amerika menghijau. 

Pada pasar mata uang, kurs rupiah pun tertekan. Kurs rupiah di pasar spot melemah 4,56% sejak awal tahun. Kurs rupiah spot terakhir berada di Rp 16.101 per dolar AS.

Di Asia, hampir semua mata uang melemah terhadap dolar AS. Menurut data Bloomberg, mata uang won Korea mencatat pelemahan paling dalam yakni hingga 10% diikuti yen Jepang yang melemah lebih dari 8%. Tekanan di pasar saham dan mata uang Korea Selatan terutama disebabkan oleh kisruh kebijakan darurat militer yang berujung pada penggulingan presiden.

Ketidakpastian stimulus ekonomi China menjadi salah satu pemberat pasar menjelang akhir tahun. Selain itu, pasar pun menunggu pergantian pemerintahan AS yang baru akan terjadi awal tahun depan. Alhasil, aksi tunggu pasar di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia masih akan berlangsung hingga tahun depan.

Beda antara pasar saham China dan Indonesia adalah, indeks saham acuan China dan Hong Kong tercatat naik belasan persen sejak awal tahun. Padahal, kondisi ekonomi China dianggap masih tidak menentu dan menjadi sumber aksi tunggu. Para pengamat juga menilai stimulus yang diumumkan pemerintah China tidak akan cukup untuk menyokong ekonomi secara keseluruhan.

Artinya, sentimen domestik turut berpengaruh pada koreksi pasar saham dan mata uang Indonesia. Dari dalam negeri, pergantian pemerintahan sekaligus dimulainya berbagai program baru turut menjadi alasan aksi tunggu pasar. 

Kebijakan terbaru pemerintah juga masih menjadi polemik luas di masyarakat. Pemerintah baru-baru ini mengumumkan Pajak Pertambahan Nilai, Upah Minimum Regional, serta program baru seperti Makan Bergizi Gratis.

Itu hanya tiga dari sederet kebijakan pemerintahan baru yang efeknya menjadi sorotan dan menyebabkan aksi tunggu di pasar keuangan Indonesia.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Utang Luar Negeri Tinggi, Modal Asing Serbu SBN
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 08:48 WIB

Utang Luar Negeri Tinggi, Modal Asing Serbu SBN

Posisi ULN pemerintah tercatat US$ 210,1 miliar, tumbuh 10% secara tahunan per akhir Juni 2025      

Sudah 81.000 Koperasi Merah Putih Terbentuk
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 08:38 WIB

Sudah 81.000 Koperasi Merah Putih Terbentuk

Kopdeskel Merah Putih itu juga sudah berbadan hukum dan tersebar di seluruh penjuru Tanah Air       

DPR dan Pemerintah Selesaikan 14 RUU
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 08:33 WIB

DPR dan Pemerintah Selesaikan 14 RUU

DPR bersama pemerintah telah menyelesaikan pembahasan 14 rancangan undang-undang pada tahun pertama keanggotaan DPR RI periode 2024-2029

Anggaran Rp 1.300 Triliun untuk Masyarakat Berpenghasilan Mini
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 08:15 WIB

Anggaran Rp 1.300 Triliun untuk Masyarakat Berpenghasilan Mini

Presiden Prabowo Subianto disebut ingin APBN dinikmati oleh lebih banyak masyarakat                .​

Anggaran Jumbo MBG
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 07:00 WIB

Anggaran Jumbo MBG

Pemerintah harus memastikan program MBG dengan dana jumbo itu bisa menjangkau target yang dipatok lebih banyak dari jumlah orang miskin.

Menyikapi Polemik Pertumbuhan Ekonomi
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 07:00 WIB

Menyikapi Polemik Pertumbuhan Ekonomi

Badan Pusat Statistik (BPS) dituntut terbuka untuk menjabarkan metodologi dan asumsi perhitungan PDB.

Theo Lekatompessy Membagi Portofolio Sesuai Tujuan Investasi
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 06:20 WIB

Theo Lekatompessy Membagi Portofolio Sesuai Tujuan Investasi

Theo Lekatompessy, Komisaris Independen PT Temas Tbk (TMAS) membagikan strateginya dalam berinvestasi

Rukun Raharja (RAJA) dan Petrosea (PTRO) Berkongsi Akuisisi Entitas Grup Hafar
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 06:15 WIB

Rukun Raharja (RAJA) dan Petrosea (PTRO) Berkongsi Akuisisi Entitas Grup Hafar

Kedua emiten pertambangan ini berkongsi mengakuisisi dua perusahaan milik Grup Hafar. Yakni, PT Hafar Daya Konstruksi dan PT Hafar Daya Samudera.​

Upaya Arkora Hydro Tbk (ARKO) Lewat Anak Usaha Baru
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 06:10 WIB

Upaya Arkora Hydro Tbk (ARKO) Lewat Anak Usaha Baru

Mengupas profil dan strategi bisnis di sektor EBT dari PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) pasca membangun dua anak usaha baru 

Harga dan Permintaan Komoditas Mendaki, Saham Emiten CPO Melejit Tinggi
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 06:05 WIB

Harga dan Permintaan Komoditas Mendaki, Saham Emiten CPO Melejit Tinggi

Mayoritas saham emiten produsen minyak sawit (CPO) tumbuh kencang sejak awal tahun ini atau year to date (ytd). 

INDEKS BERITA