Didukung Banyak Faktor, MBSS Lanjutkan Tren Pertumbuhan Kinerja Hingga Akhir 2025

Selasa, 23 September 2025 | 13:00 WIB
Didukung Banyak Faktor, MBSS Lanjutkan Tren Pertumbuhan Kinerja Hingga Akhir 2025
[ILUSTRASI. Kapal tunda atau tugboat milik PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS).]
Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten logistik tambang, PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) diproyeksikan terus cemerlang hingga tutup tahun 2025.

Proyeksi kinerja tersebut, juga diperkirakan masih akan melanjutkan tren yang dicatat Perseroan di paruh pertama 2025. Sebagai gambaran, di paruh pertama 2025, MBSS mencatat pertumbuhan kinerja cukup apik dengan kenaikan pendapatan sebesar 27,63% year on year (YoY) di angka Rp 479,27 miliar dari Rp 375,49 miliar pada semester I-2024.

Pada pos laba bersih, MBSS mencatat kenaikan 56,09% di angka Rp 202,94 miliar dari periode yang sama tahun lalu di angka Rp 130,01 miliar.

Riset dari UOB Kay Hian Sekuritas yang tayang pada Kamis  (18/9) menyebutkan beberapa faktor yang mendukung kinerja Perseroan di sisa tahun ini. Salah satunya adalah tingginya utilisasi pengangkutan produk nikel dari kapal-kapalnya, yakni 6 dari 7 kapal tug and barge yang dimiliki Perseroan, telah mencapai 100% hingga September 2025.

Faktor pendorong lainnya ialah meningkatnya pengangkutan bijih nikel seiring dengan tren harga nikel yang menguat. Asal tahu saja, saat ini, kontribusi produk nikel MBSS telah mencapai 40% dari total pendapatan Perseroan di semester I-2025.

Ditambah lagi, adanya momen musiman meningkatnya permintaan baru bara di musim dingin serta awal tahun 2026 untuk pengadaan cadangan batubara industri.

"Keuntungan MBSS juga bisa didapatkan dari penjualan kapal-kapal lama yang diremajakan oleh Perseroan," tulis tim analis UOB Kay Hian yang dikutip KONTAN, Senin (22/9).

MBSS juga telah menyebutkan bahwa harga kapal bekas yang berumur 16-18 tahun adalah sekitar Rp15 miliar hingga 20 miliar.

Tak hanya itu saja, hubungan kerjasama yang kuat dengan pelanggan, turut mendorong MBSS mencapai keuntungan lebih dalam. MBSS telah menandatangani kontrak dengan tambang milik Adaro Group dengan perpanjangan 1 tahun dari perjanjian yang telah berlangsung lebih dari 12 tahun.

Perjanjian kerjasama untuk kontrak pengangkutan batubara bersama Adaro Group telah memberikan kontribusi sebanyak 60% terhadap total pendapatan Perseroan.

Lebih lanjut, MBSS tahun ini mengalokasikan belanja modal senilai Rp 480 miliar hingga Rp 650 miliar untuk pembelian 8 hingga 10 set kapal baru. Modal belanja ini berasal dari kas internal dengan kas dan setara kas senilai Rp 2,25 triliun pada semester I-2025.

Adapun investasi untuk satu set kapal adalah senilai Rp 60 miliar hingga Rp 65 miliar. Biaya satu set kapal ini lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun lalu yang ada di kisaran Rp 70 miliar hingga Rp 75 miliar.


"Walaupun investasi tahun 2025 lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu, namun Perseroan optimistis dapat mencapai target kinerja," ucap manajemen MBSS dalam keterangan resmi.

Memandang hal tersebut, tim riset UOB Kay Hian menilai bahwa valuasi saham MBSS masih menarik. Dengan menggunakan estimasi price to earning ratio (PE) 2025 sebesar 7,98 kali, atau lebih rendah dibandingkan dengan PE saham-saham di sektor transportasi laut yang sebesar 17,1 kali, membuat valuasi saham MBSS relatif lebih murah.

UOB Kay Hian merekomendasikan buy saham MBSS dengan target harga Rp 2.150. Analis menyorot beberapa risiko yang berpotensi menjadi tantangan ke depannya, di antaranya adalah peraturan Pemerintah mengenai Rancangan Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) perusahaan tambang yang berisiko menunda pengiriman produk tambang.

"Lamanya waktu persetujuan RKAB perusahaan tambang berpotensi menunda pengiriman produk tambang," imbuh analis.

Selain itu, likuiditas perdagangan saham Perseroan dinilai relatif rendah, terlihat dari rata-rata nilai perdagangan bulanan terakhir sebesar Rp 5,6 miliar per hari.

Secara teknikal, lanjutnya, harga saham MBSS secara teknikal menunjukkan pola bullish. Level resistance saham MBSS berada di level Rp 1.905–Rp 2.160, sementara level support berada di Rp 1.480–Rp 1.315. Hingga penutupan perdagangan Senin (22/9), saham MBSS mengalami koreksi 4,66% ke Rp 1.635.

Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah Berlangganan?
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama dan gunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Business Insight
Artikel pilihan editor Kontan yang menyajikan analisis mendalam, didukung data dan investigasi.
Kontan Digital Premium Access
Paket bundling Kontan berisi Business Insight, e-paper harian dan tabloid serta arsip e-paper selama 30 hari.
Masuk untuk Melanjutkan Proses Berlangganan
Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam
| Kamis, 25 Desember 2025 | 08:10 WIB

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam

Fitur Fixed Price di aplikasi MyBluebird mencatatkan pertumbuhan penggunaan tertinggi, menandakan preferensi konsumen terhadap kepastian harga.

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026
| Kamis, 25 Desember 2025 | 07:10 WIB

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026

Santika Hotels & Resorts menyiapkan rebranding logo agar lebih relevan dan dapat diterima oleh seluruh lapisan generasi.

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:37 WIB

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)

Pemerintah rem produksi nikel ke 250 juta ton 2026 untuk atasi surplus 209 juta ton. NCKL proyeksi laba Rp 10,03 triliun, rekomendasi buy TP 1.500

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:00 WIB

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?

Kenaikan harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) belakangan ini dinilai lebih bersifat spekulatif jangka pendek.

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:28 WIB

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?

Analisis mendalam prospek saham BMRI dan BBRI di tengah pembagian dividen. Prediksi penguatan di 2026 didukung fundamental solid.

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:25 WIB

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways

Memasuki tahun 2026, pasar energi diprediksi akan berada dalam fase moderasi dan stabilisasi, harga minyak mentah cenderung tetap sideways.

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:20 WIB

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Risiko lanjutan aksi profit taking masih membayangi pergerakan indeks. Ditambah kurs rupiah melemah, menjebol level Rp 16.700 sejak pekan lalu. ​

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:15 WIB

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal

Pemicu pelemahan IHSG adalah tekanan pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan aksi ambil untung (profit taking) investor.

INDEKS BERITA

Terpopuler