Dollar AS Menghasilkan Cuan Terbesar di Kuartal II Tahun Ini

Jumat, 01 Juli 2022 | 04:45 WIB
Dollar AS Menghasilkan Cuan Terbesar di Kuartal II Tahun Ini
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hampir semua instrumen investasi mengalami pelemahan kinerja di kuartal II. Hanya investor yang memiliki investasi di valuta asing, terutama dollar Amerika Serikat (AS), yang masih menghasilkan untung. 

Pada kuartal II tahun ini, dollar AS masih memberi imbal hasil 3,76%, lebih tinggi dibanding kuartal I-2022 yang mengalami kenaikan 0,7%. Dus, sepanjang tahun ini, dollar AS memberikan keuntungan sebesar 4,49%. 

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, tren kenaikan suku bunga di Amerika Serikat membuat mata uang Paman Sam ini kian perkasa. Bahkan tren penguatan dollar AS masih bisa lanjut.

Baca Juga: Loyo Hadapi Dolar AS, Rupiah Masih Bisa Perkasa Atas Sejumlah Mata Uang Ini  

Maklum, bank sentral AS The Fed masih berpotensi kembali menaikkan bunga hingga mendekati 4%. Kondisi ini membuat yield US Treasury meningkat. 

Karena itu, ke depan, Sutopo memperkirakan, kurs rupiah terhadap dollar AS masih berpotensi bergerak ke level Rp 15.000 per dollar AS. Sutopo menambahkan, kekhawatiran akan resesi mengakibatkan pelaku pasar memilih memegang aset yang lebih aman, seperti dollar AS yang dianggap sebagai safe haven currency saat ini. 

Mata uang lain yang masih memberi imbal hasil positif di kuartal II lalu adalah dollar Singapura, dengan return 0,72%. Angka ini lebih tinggi dari kenaikan kurs dollar Singapura terhadap rupiah di kuartal I-2022, sebesar 0,46%. 

Akibatnya investor yang memegang dollar Singapura sepanjang tahun ini masih menuai untung 1,19%. Penguatan tersebut disebabkan keputusan kenaikan bunga The Fed yang membuat rupiah dijauhi dan investor lebih memilih dollar Singapura. 

Baca Juga: Dolar AS Masih Jadi Primadona, Rupiah Terperosok ke Rp 14.903 Per Dolar AS

Instrumen lain yang juga menghasilkan imbal hasil positif di kuartal II adalah obligasi korporasi. Menilik pergerakan indeks Indobex Corporate Bond Total Return, cuannya 2,12%, lebih tinggi dari keuntungan di kuartal I, sebesar 1,28%. Sejak awal tahun, kenaikannya 3,42%.

Menurut Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi, sejatinya pergerakan obligasi korporasi dipandang tidak banyak gejolak. Apalagi kondisi perusahaan di Indonesia pun tengah diwarnai perbaikan daya beli. Ke depan dia memperkirakan instrumen obligasi korporasi secara rata-rata bisa memberi imbal hasil hingga 6%-7,5%. 

Kondisi ini berbeda dengan obligasi negara yang diwarnai tekanan karena inflasi tinggi dan normalisasi suku bunga. "Inflasi domestik yang ditargetkan berada di level 3,5% berpotensi naik ke 5% di tahun ini, karena kenaikan harga barang kebutuhan rumah tangga. Ini menjadi musuh bagi obligasi," ujar Reza. 

Karena itu, pilihan pada obligasi korporasi adalah hal tepat. Alasannya, pergerakan harganya stabil, apalagi jika dipegang hingga jatuh tempo. 

Baca Juga: Saham Big Cap Dilanda Aksi Jual, Begini Rekomendasi Sahamnya dari Analis

Bagikan

Berita Terbaru

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas
| Selasa, 16 Desember 2025 | 10:00 WIB

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas

Dengan level harga yang sudah naik cukup tinggi, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) rentan mengalami aksi ambil untung.

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:21 WIB

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer

Secara month-to-date, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)  sudah mengalami penurunan 5,09%. ​

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:16 WIB

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan

Emiten perhotelan, PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) mengumumkan perubahan pemegang saham pengendali.

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:11 WIB

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar

Besaran nilai dividen ini mengacu pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk KKGI per akhir 2024 sebesar US$ 40,08 juta. 

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:06 WIB

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada bulan ini, namun tetap ada peluang penurunan

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:46 WIB

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus

Saham-saham big caps atau berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia berpotensi terpapar fenomena reli Santa Claus.

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:42 WIB

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri

Utang luar negeri Indonesia per akhir Oktober 2025 tercatat sebesar US$ 423,94 miliar               

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi
| Selasa, 16 Desember 2025 | 07:00 WIB

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi

Pada Senin (15/12), kurs rupiah di pasar spot turun 0,13% menjadi Rp 16.667 per dolar Amerika Serikat (AS).

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah

Penerbitan surat utang korporasi pada tahun 2025 melonjak ke rekor tertinggi sebesar Rp 252,16 triliun hingga November.

 Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan

Momentum Harbolnas yang berlangsung menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong permintaan layanan paylater

INDEKS BERITA