Berita Saham

Efisiensi Proses Bisnis Bank Jatim (BJTM) Berkat ESG

Senin, 17 Juni 2024 | 06:00 WIB
Efisiensi Proses Bisnis Bank Jatim (BJTM) Berkat ESG

ILUSTRASI. Warga membayar pajak bumi dan bangunan pada gerai Bank Jatim di kantor Badan pendapatan daerah Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (14/3/2023). Berdasarkan data Bappeda Jombang, jumlah tunggakan pajak tahun 2022 mencapai Rp1,6 miliar naik dari tahun sebelumnya Rp1,5 miliar. ANTARA FOTO/Syaiful Arif/hp.

Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Penerapan prinsip lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola (ESG) oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk menjadi salah satu yang terbaik di sektornya. Wajar, kalau Bursa Efek Indonesia memasukkan saham BJTM sekaligus ke dalam dua indeks ESG. 

Untuk periode 3 Juni - 29 November, saham BJTM masuk dalam dua indeks yang peduli pada ESG, yaitu ESG Sector Leaders IDX KEHATI (ESGS Kehati) dan ESG Quality 45 IDX KEHATI (ESGQ Kehati).

Mengutip BEI, ESGS Kehati yaitu Indeks yang berisikan saham-saham dengan hasil penilaian kinerja ESG di atas rata-rata sektornya serta memiliki likuiditas yang baik. Klasifikasi industri mengacu kepada klasifikasi industrial BEI.

Sementara Indeks ESGQ kehati berisikan 45 saham terbaik dari hasil penilaian kinerja ESG dan kualitas keuangan perusahaan serta memiliki likuiditas yang baik.

Baik ESGS Kehati maupun ESGQ Kehati diluncurkan dan dikelola berkerjasama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Yayasan Kehati), yang peduli pada lingkungan hidup serta peningkatan ekonomi masyarakat. 

Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman mengaku mengapresiasi hal tersebut. Menurut dia, ini jadi penegasan, dalam pelaksanaan bisnis, BJTM tidak semata-mata berorientasi pada profit, tetapi juga bertanggung jawab memberi kontribusi pengembangan sosial melalui pertumbuhan ekonomi yang berwawasan lingkungan. "Sehingga, kontribusi BJTM terasa sangat nyata bagi eksternal," kata Busrul. 

Masuknya saham BJTM pada dua indeks tadi, dapat memberikan positioning positif di mata investor, khususnya yang punya kepedulian pada isu ESG dan bisnis yang berkelanjutan.

Direktur Utama BJTM Busrul mengatakan, BJTM mengimplementasikan prinsip ESG secara profesional dalam bisnisnya sejak tahun 2020 dan terus melakukan pengembangan dan perbaikan sesuai dengan kaidah internasional yang berlaku.

Dasar penerapan ESG ini yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten dan Perusahaan Publik.

Dengan ini, Bank Jatim memiliki komitmen untuk menerapkan nilai keberlanjutan dengan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang mengedepankan keselarasan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.  

Manajemen bilang, isu lingkungan, sosial dan tata kelola yang jadi perhatian BJTM relatif sama dengan isu yang jadi perhatian masyarakat. 

Namun, dalam usaha untuk turut berkontribusi dalam mengatasi isu tersebut, BJTM memprioritaskan pada dua implementasi yaitu, pengembangan produk dan jasa keuangan yang berwawasan pada konsep keberlanjutan; serta pengembangan kapasitas intern BJTM.

Sehingga, fokus ESG Bank Jatim yaitu pemasaran produk  berwawasan hijau dan pengembangan kapasitas dan awareness sumber daya manusia berbasis green banking.

Implementasi ESG antara lain diterapkan pada penyaluran kredit sesuai dengan sektor ekonomi unggulan di Jawa Timur yang mampu memberikan multiplier effect. Selain itu, sebagai bank, kehati-hatian menyalurkan kredit adalah hal utama. 

Kredit yang menjadi sasaran Bank Jatim antara lain industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, pertanian, kehutanan dan perikanan, konstruksi, penyedia akomodasi makan & minum, di luar captive market yaitu sektor konsumer.

Untuk mendukung green banking, Bank Jatim melakukan penyaluran kredit ke sektor-sektor usaha yang memenuhi prinsip Kriteria Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB), antara lain, dalam prosesnya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan. 

Dalam menyalurkan kredit, bank memberikan perhatian serius terhadap Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) bagi perusahaan yang besar atau berisiko tinggi dalam mengajukan kredit.

Nah, untuk kredit hijau ini, Bank Jatim memberikan bunga spesial. Untuk calon debitur yang memenuhi syarat di atas bisa mendapat insentif 0,1%-0,5% lebih rendah dari rate normal. 

Pada tahun 2023, kredit hijau yang disalurkan sejumlah Rp 1,36 triliun atau 2,56% dari total kredit yang diberikan. 

Penyaluran ini mengalir ke sektor energi terbarukan sebesar Rp 365 milir, transportasi ramah lingkungan sebesar Rp 999 miliar; produk yang dapat mengurangi penggunaan sumber daya dan menghasilkan lebih sedikit polusi (eco efficiency) sebesar Rp 303 juta; dan kegiatan UMKM terutama yang berkaitan/ relevan dengan sebesar Rp 14 miliar.

Adapun untuk sumber pendanaan, sementara waktu masih menggunakan dana dari pengelolaan dana pihak ketiga (DPK) atau dana masyarakat, belum khusus pada obligasi yang berwawasan lingkungan. 

Tahun 2024 ini, Bank Jatim mematok target pertumbuhan kredit yang disalurkan sebesar 13%. Nah, kredit hijau ditargetkan bisa naik menjadi Rp 1,86 triliun atau 2%-3% dari total kredit yang diberikan. 

"Kami meyakini mampu berkontribusi untuk mencapai target mengingat selain BJTM fokus pada hal tersebut, juga terdapat market yang memang khusus untuk ESG tersebut," kata Busrul.

Green banking

Implemantasi green banking lainnya yaitu pada digitalisasi pada produk dan layanan. Layanan berbasis digital seperti e-channel, e-form. Sedangkan beberapa produk digital Bank Jatim yang dikembangkan yaitu Jconnect, Jatim Kilat, Eloan, Agen Jatim, QRIS, BI Fast, E-TPD, Kartu Kredit Pemerintah (KKPD), Siskeudes, Siskeudes Link, Jatim Bejo. 

O, iya, Jconnect dirancang menjadi jagoan kanal digital Bank Jatim. Tahun ini, J Connect hadir dengan tampilan lebih modern, fitur yang multitasking, dan kemudahan membuka rekening via online. 

J Connect menjadi strategi Bank Jatim memenangkan persaingan perolehan dana murah seperti tabungan. Akhir Maret 2024 lalu, Bank Jatim mencatat kenaikan transaksi sebesar 36,31% di J Connect Mobile. Nilai transaksinya mencapai Rp 4,9 triliun.

Ke depan, Bank Jatim akan meluncurkan J Connect New Generation yang dilengkapi dengan fitur lebih lengkap mulai dari pembukaan rekening dan penempatan deposito secara online sampai portofolio rekening nasabah yang terintegrasi dalam satu layanan.

Bersamaan dengan ekspansi digital, Bank Jatim menyadari, kemudahan teknologi membawa dampak pada keamanan data nasabah. Karena itu, sembari mendorong produk dan layanan digital, Bank Jatim mengklaim meningkatkan perlindungan terhadap keamanan data nasabah. 

Maklumlah, bisnis bank erat dengan kepercayaan. Perlindungan data nasabah dipercaya dapat meningkatkan kepercayaan dan loyalitas nasabah.  Untuk mewujudkan ini, Bank Jatim menganggarkan biaya TI sampai Rp 273,5 miliar.

Pelaksanaan ESG ini bukan tanpa tantangan. Bank Jatim melihat, kurangnya literasi nasabah tentang ESG menjadi tantangan bagi penyaluran kredit. Pasar yang masih terbatas juga dikarenakan ekosistem pendukung yang belum maksimal. 

Nah, berbagai pengembangan produk dan jasa keuangan hijau ini tak lengkap tanpa peningkatan kapasitas SDM Bank Jatim akan pentingnya green banking dan keberlanjutan. Pasalnya, Bank Jatim melihat, perlunya peningkatan pemahaman mendalam serta menerapkan prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan di seluruh jajaran internal Bank. 

Bank Jatim berkomitmen secara berkesinambungan untuk memperkenalkan dan mengintegrasikan konsep keuangan berkelanjutan ke dalam seluruh aspek operasionalnya.

Beberapa strategi yang dilakukan Bank Jatim yaitu mengadakan workshop keuangan berkelanjutan untuk meningkatkan pemahaman tentang keuangan berkelanjutan. 

Bank juga menyediakan pelatihan analis lingkungan hidup (AMDAL) di tingkat manajemen dan analis kredit. Selain itu, bank melakukan standardisasi peraturan: ISO 27001:2013 untuk  Sistem Manajemen Keamanan Informasi JConnect Mobile, SMS Banking, dan Internet Banking. Tak lupa, Bank Jatim membentuk unit pengendalian gratifikasi. 

Upaya lain yang dilakukan Bank Jatim yaitu mengembangkan karier karyawan untuk mendukung pelaksanaan aksi keuangan berkelanjutan.

Untuk mendukung budaya keberlanjutan, Bank Jatim juga menerapkan implementasi green banking melalui penghematan kertas, air, listrik yang telah disosialisasikan dan dilaksanakan oleh seluruh karyawan. 

Kendati perlu sosialisasi secara berkesinambungan dan terus menerus, Bank Jatim menilai ada keuntungan dari menerapkan ESG. 

Beberapa keuntungan yang didapat dari penerapan ini, misalnya, memberi citra yang baik terhadap perusahaan. Bank juga merasakan efisiensi proses bisnis dan penggunaan energi. Nah, dengan dengan efisiensi dan efektifitas, dipercaya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Peningkatan Kinerja

Kinerja Bank Jatim lekat dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang juga positif. Pada 2023 lalu, Bank Jatim menyalurkan kredit Rp 54,76 triliun atau naik 18,54% (YoY). Angka penyaluran kredit tersebut tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan kredit nasional yang hanya sebesar 10,3%. Laba yang dicatat Bank Jatim di akhir 2023 yaitu 1,47 triliun. 

Pada  awal tahun 2024, Bank Jatim meneruskan kinerja positif mereka.  Bank Jatim, selama triwulan I -2024 mampu mencatatkan pertumbuhan kredit yang sangat baik yaitu sebesar 18,76% dibanding periode yang sama tahun lalu (YoY) menjadi Rp 57 triliun. Angka ini di atas pertumbuhan rata-rata nasional yang hanya sebesar 12,40%. 

Pertumbuhan signifikan terjadi di segmen UMKM yaitu 58,40%, yang mendorong pertumbuhan kredit produktif tumbuh 36,34% menjadi sebesar Rp 25,6 triliun. Sedangkan kredit konsumtif sebesar Rp 31,3 triliun, mengalami peningkatan 7,40%. 

Pengelolaan DPK meningkat 2,34% dengan kontribusi terbesar berasal dari jenis tabungan yang tumbuh 13,06%. Pertumbuhan DPK terjadi karena adanya pencairan THR yang berimplikasi pada meningkatnya outstanding tabungan. Sedangkan laba Bank Jatim naik 1,52% menjadi Rp 310 miliar di akhir Maret 2024.  

Busrul bilang, Bank Jatim  telah melakukan evaluasi atas beberapa hambatan sekaligus juga melanjutkan capaian selama 2023 kemarin yang terbagi dalam 5 besaran. Pertama, akuisisi pada market bisnis yang lebih luas yaitu pada sektor riil/produktif terutama untuk bisnis kredit di segmen mikro, kecil & menengah (UMKM). 

Kedua, penguatan captive market yaitu segmen konsumer dari pegawai pemda, melalui program retensi, akuisisi, sampai dengan turunan di captive market sebagai satu kesatuan ekosistem yang dikuasai oleh BJTM. Ekosistem ini misalnya pembiayaan proyek pemerintah daerah, pengadaan layanan transaksional antar BUMD dan BLUD di bawah kendali pemerintah daerah.

Ketiga, penetrasi layanan digital yang sekaligus sebagai ikhtiar dalam meningkatkan rasio CASA (dana murah) BJTM. Keempat, penggalian potensi income melalui layanan non kredit, seperti peningkatan transaksi di bisnis tresuri dan layanan devisa. 

Lalu, kelima, fokus pada pertumbuhan bisnis secara anorganik melalui kelompok usaha bank (KUB) dengan beberapa kandidat bank pembangunan daerah (BPD) lainnya.

Analis Binaartha Sekuritas Achmadi Hangradhika melihat, Bank Jatim punya keunggulan seperti pertumbuhan kuat penyaluran kredit dan perbaikan kredit macet (NPL) menjadi 2,82%. Dia memperkirakan, Bank Jatim bisa menekan kredit macet lagi hingga menjadi 2,38% di akhir 2024 nanti. 

Achmadi juga melihat likuiditas Bank Jatim semakin baik dengan peningkatan rasio dana murah yang mencapai 60,59% dari seluruh simpanan di bank. Kenaikan kredit juga mendorong rasio loan to deposit ratio (LDR) menjadi 70,49%. 

Dalam hitungan Achmadi, target harga Bank Jatim ada di Rp 670 untuk periode 12 bulan. Dia merekomendasikan hold saham Bank Jatim. Pada Kamis (13/6), harga Bank Jatim di Rp 510 per saham. 

Analis Sinarmas Sekuritas Ivan Purnama juga melihat pertumbuhan konsisten laba Bank Jatim. Dia menggarisbawahi peluang Bank Jatim dalam meningkatkan dana murah, seiring dengan peningkatan layanan dan produk digital, terutama J Connect New Generation. 

Bank cukup pede mencetak pertumbuhan seiring dengan inisiatif digital dan bisnis layanan remitansi. Peluang Bank Jatim juga datang dari potensi rekrutmen pemda Jawa Timur. 

Ivan melihat Bank Jatim berhasil menjaga pertumbuhan laba di tengah tren peningkatan tren bunga. Regulasi OJK agar BPD juga bekerjasama dengan bank lain diyakini bisa mendorong ekspansi Bank Jatim, meski dengan fase cukup panjang. Dia merekomendasikan beli BJTM dengan target harga Rp 690 per saham.       

Terbaru