Ekonomi Bergerak, Premi Asuransi Umum Menguat

Jumat, 03 November 2023 | 04:55 WIB
Ekonomi Bergerak, Premi Asuransi Umum Menguat
[ILUSTRASI. Kegiatan ekonomi yang berjalan normal membantu pendapatan premi. pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/11/10/2023.]
Reporter: Ferry Saputra | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan premi perusahaan asuransi umum rata-rata mencatatkan pertumbuhan hingga September 2023. Ini sejalan dengan data industri yang dirilis OJK, yang memaparkan jika premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh 8,71% secara tahunan menjadi Rp 96,47 triliun. 

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Bern Dwiyanto menilai, kegiatan ekonomi yang berjalan normal membantu pendapatan premi. "Selain itu, meningkatnya daya beli dan mobilitas masyarakat, yang ditandai maraknya perjalanan dinas maupun wisata, mempengaruhi pendapatan premi," ucap dia, Kamis (2/11).

Bern mengungkapkan, lini bisnis yang menyumbang pendapatan premi terbesar masih dari asuransi harta benda dan asuransi kendaraan. Meskipun demikian, Bern menilai, nilai tukar rupiah dapat memperlambat perekonomian dan menganggu pendapatan premi asuransi. 

Baca Juga: OJK Beberkan Informasi Terbaru Terkait Likuidasi Wanaarta Life dan Kresna Life

Salah satunya pemain, yakni PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI), mencatatkan kenaikan pendapatan premi 12% jadi Rp 1,14 triliun hingga September 2023. Wakil Presiden Direktur ACPI Nico Prawiro mengatakan, produk asuransi properti berkontribusi 60% dari total premi. Sementara asuransi kendaraan bermotor menyumbang 30% dan sisanya dari asuransi rekayasa dan asuransi pengangkutan.

Hingga akhir tahun, ACPI menargetkan pendapatan premi bisa mencapai Rp 1,5 triliun. Nico menyebut akan bekerjasama dengan perbankan, perusahan pembiayaan, penunjang usaha asuransi atau broker untuk kejar target. 

Pendapatan premi PT Asuransi Simas Insurtech naik 70% secara tahunan menjadi Rp 1,4 triliun hingga September 2023. Direktur Utama Asuransi Simas Insurtech Teguh Aria Djana menuturkan, kenaikan premi karena banyak transaksi dari marketplace dan fintech. 

Hingga akhir 2023, Simas Insurtech menargetkan pendapatan premi bisa mencapai Rp 1,6 triliun. Untuk mencapai target, Teguh akan memperluas ekosistem saluran distribusi berbasis digital.

Sementara PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk mencatatkan kenaikan premi 15,36% menjadi Rp 5,45 triliun.Presiden Direktur Tugu Insurance Tatang Nurhidayat berujar, kenaikan premi berasal dari lini bisnis fire, engineering, marine hull & offshore. 

Baca Juga: Dua Bank Ini Masih Gencar Salurkan Kredit Lewat Fintech P2P Lending

Tatang menilai hingga akhir tahun ada peluang untuk terus meningkatkan premi. "Dengan captive market yang kuat, kami optimistis premi Tugu Insurance bisa terus tumbuh," jelas dia. 

 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas
| Selasa, 16 Desember 2025 | 10:00 WIB

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas

Dengan level harga yang sudah naik cukup tinggi, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) rentan mengalami aksi ambil untung.

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:21 WIB

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer

Secara month-to-date, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)  sudah mengalami penurunan 5,09%. ​

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:16 WIB

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan

Emiten perhotelan, PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) mengumumkan perubahan pemegang saham pengendali.

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:11 WIB

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar

Besaran nilai dividen ini mengacu pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk KKGI per akhir 2024 sebesar US$ 40,08 juta. 

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:06 WIB

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada bulan ini, namun tetap ada peluang penurunan

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:46 WIB

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus

Saham-saham big caps atau berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia berpotensi terpapar fenomena reli Santa Claus.

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:42 WIB

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri

Utang luar negeri Indonesia per akhir Oktober 2025 tercatat sebesar US$ 423,94 miliar               

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi
| Selasa, 16 Desember 2025 | 07:00 WIB

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi

Pada Senin (15/12), kurs rupiah di pasar spot turun 0,13% menjadi Rp 16.667 per dolar Amerika Serikat (AS).

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah

Penerbitan surat utang korporasi pada tahun 2025 melonjak ke rekor tertinggi sebesar Rp 252,16 triliun hingga November.

 Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan

Momentum Harbolnas yang berlangsung menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong permintaan layanan paylater

INDEKS BERITA