Ekonomi Loyo, Target Saham China Disunat

Sabtu, 26 Agustus 2023 | 04:45 WIB
Ekonomi Loyo, Target Saham China Disunat
[]
Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Morgan Stanley dan Goldman Sachs memangkas target harga saham pada indeks saham utama di China. Ini kedua kalinya Morgan Stanley melakukan pemangkasan dalam tiga bulan terakhir. Perusahaan keuangan ini berhati-hati masuk ke saham perusahaan China.

Dalam skenario dasar, Morgan Stanley memprediksi indeks MSCI China akan ada di 60 pada Juni 2024, lebih rendah 14% dari proyeksi sebelumnya, Dalam skenario bearish, indeks ini bisa turun hingga level 40. 

Analis Morgan Stanley Laura Wang dalam riset menulis, target berubah karena pertumbuhan ekonomi China melambat. "Penurunan target kami didorong kombinasi estimasi pendapatan yang jauh lebih rendah untuk tahun 2023 dan beberapa asumsi penilaian," kata dia, sebagaimana dikutip Bloomberg, kemarin.

Baca Juga: Morgan Stanley Pangkas Target Pasar Saham Tiongkok dan Hong Kong

Morgan Stanley juga menurunkan target indeks Hang Seng, indeks Hang Seng China Enterprises dan CSI 300 masing-masing menjadi 18.500, 6.450 dan 4.000 hingga Juni 2024. Selain itu, lantaran bobot saham China di indeks MSCI Emerging Market dan indeks MSCI Asia Pacific excluding Japan cukup besar, sekitar 30%, maka target harga kedua indeks ini juga diturunkan.

Efek real estate

Awal bulan ini, Morgan Stanley menyarankan investor melakukan profit taking saat pasar saham melesat berkat janji stimulus pemerintah China. Morgan Stanley sebelumnya memperbanyak kepemilikan saham China pada Desember, ketika ekonomi negara tersebut dibuka. Enam bulan setelahnya, bank ini justru memangkas target acuan. 

Wang menyebut tertundanya perbaikan ekonomi akan berdampak pada pendapatan perusahaan. Belum lagi, China dihadapkan pada pelemahan mata uang dan ketidakpastian geopolitik. Morgan Stanley mengatakan, saham real estate diturunkan peringkatnya karena penjualan yang mengecewakan serta risiko gagal bayar. 

Sebelumnya, Goldman Sachs Group Inc  memangkas target saham China sebesar 4% pada awal pekan ini. Goldman juga mengurangi eksposur pada saham teknologi informasi, mengingat perlambatan makroekonomi dan ketidakpastian geopolitik.

Strategist Goldman Sachs Timothy Moe dalam riset menulis, tekanan pada pasar properti China memperlambat pendapatan emiten. "Kami memangkas perkiraan pertumbuhan pendapatan regional di 2023 menjadi -2% dari 0%," tulis Moe. Goldman Sachs mamasang posisi overweight pada Korea Selatan dan Jepang sebagai negara tujuan di Asia. Alasannya, perbaikan tata kelola.                  

Baca Juga: Wall Street Terjun Akibat Penjualan Ritel yang Kuat

Bagikan

Berita Terbaru

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo
| Rabu, 03 Desember 2025 | 09:59 WIB

Membedah Saham TRIN, dari Agenda Ekspansi Hingga Masuknya Anak Hashim Djojohadikusumo

Hingga pengujung 2025 PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) membidik pertumbuhan marketing revenue Rp 1,8 triliun.

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:47 WIB

BSDE Siap Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 1,75 Triliun

Berdasarkan prospektus obligasi BSDE, seperti dikutip Selasa (2/12), emiten properti ini akan menerbitkan obligasi dalam empat seri.

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)
| Rabu, 03 Desember 2025 | 08:03 WIB

Proyek Sanur Bakal Jadi Sumber Pendapatan Utama PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA)

Perdagangan saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) kembali dibuka mulai sesi 1 hari ini, Rabu, 3 Desember 2025. 

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:46 WIB

Buyback Berakhir Hari Ini, tapi Harga Saham KLBF Kian Terpuruk Didera Sentimen MSCI

Tekanan jual investor asing dan rerating sektor konsumer menghantam saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:41 WIB

Calon Emiten Sarang Burung Wallet Ini Tetapkan Harga IPO di Rp 168 Per Saham

Saham RLCO lebih cocok dibeli oleh investor yang memang berniat untuk trading. Memanfaatkan tingginya spekulasi pada saham-saham IPO.

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun
| Rabu, 03 Desember 2025 | 07:00 WIB

Reksadana Saham Bangkit di Akhir Tahun

Berdasarkan data Infovesta, per November 2025 reksadana saham mencatat return 17,32% YtD, disusul return reksadana campuran tumbuh 13,26% YtD

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:46 WIB

Bayang-Bayang Bunga Utang Menggerogoti Fiskal

Utang publik global capai US$110,9 T, memicu suku bunga tinggi. Ini potensi risiko kenaikan biaya utang pemerintah Indonesia hingga Rp4.000 T. 

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:45 WIB

IHSG Lagi-Lagi Mencetak Rekor Sepanjang Hayat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pendorong penguatan IHSG berasal dari kenaikan harga saham emiten-emiten konglomerasi dan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:39 WIB

Perlindungan Proteksi Barang Milik Negara

Pemerintah perkuat ketahanan fiskal melalui Asuransi BMN berbasis PFB. Cakupan aset melonjak jadi Rp 91 triliun di tahun 2025.

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:37 WIB

Ekspor Lemas Karena Bergantung ke Komoditas

Ekspor Oktober 2025 turun 2,31% secara tahunan, tertekan anjloknya CPO dan batubara.                   

INDEKS BERITA

Terpopuler