KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kinerja emiten pelabuhan dihantui potensi penurunan permintaan dari pasar ekspor. Pelaksana tugas Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Kasan Muhri, menyebut, ekonomi di beberapa negara tujuan ekspor melambat. Kondisi ini berpotensi menurunkan permintaan ekspor.
Direktur Utama PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) Shanti Puruhita, mengatakan, jika permintaan ekspor melemah, hal ini akan memicu perubahan trafik pada beberapa pelabuhan yang dilayani oleh IPCM.
Saat ini IPCM melayani jasa pelabuhan umum, tersus (Terminal Khusus), ship to ship (STS), dan terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS).
Baca Juga: Bakal Bangun 2 Kapal, Jasa Armada (IPCM) Siapkan Rp 140 Miliar
Reza Priyambada, Investor Relation PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) menimpali, bisnis IPCC berkaitan dengan industri otomotif dan alat berat.
"Ketika kedua industri tersebut terganggu, maka bisnis kami terkena dampaknya," ujar Reza kepada Kontan, akhir pekan lalu.
Untuk memaksimalkan kinerja tahun ini, IPCC akan fokus genjot ekspansi di wilayah operasional. IPCC akan memanfaatkan bergabungnya Pelindo untuk menjajaki wilayah kerjasama operasional di luar wilayah Tanjung Priok.
Target pertumbuhan
Ekspansi lain, menyediakan lapangan penumpukan atau parkir di luar wilayah terminal yang disebut sebagai pre-delivery center.
"Kami juga tengah menjajaki ekspansi layanan all in atau disebut door to door service. Pelayanan dari terminal langsung menuju end user," papar Reza.
Dengan ekspansi tersebut, IPCC berharap, kinerjanya di tahun ini bisa tumbuh sebesar 15%-20% dari tahun lalu.
Strategi menggenjot kinerja juga dilakukan IPCM.
Baca Juga: IPCC Menyiapkan Capex Hingga Rp 200 Miliar di Tahun 2024
Shanti menjelaskan, selain akan menambah investasi armada, IPCM akan ekspansi pasar layanan pandu dan tunda kapal di pelabuhan umum serta TUKS di sejumlah wilayah.
Selain itu, IPCM mengembangkan digitalisasi proses permintaan layanan jasa pandu dan tunda kapal. Ini untuk menurunkan waiting time kapal. "Jadi, biaya logistik layanan angkutan laut akan semakin efisien," kata Shanti.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, menilai, di tengah melambatnya ekonomi global, emiten pelabuhan bisa mengoptimalkan pasar domestik. Terlebih, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terbilang stabil.
Untuk saham emiten pelabuhan, Nafan hanya merekomendasikan hold saham IPCC dengan target harga Rp 750.