Erajaya (ERAA) Konsisten Menerapkan ESG Saat Gencar Ekspansi
KONTAN.CO.ID - Memiliki skor terbaik pada penerapan aspek environment, social, and governance (ESG) yang baik, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mengaku tak punya jurus muluk-muluk. Perusahaan distribusi dan ritel gadget ini berkomitmen mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
“Dalam praktik bisnisnya, Erajaya berkomitmen untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan melalui pengelolaan bisnis yang ramah lingkungan dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang ada di masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” kata Head of Legal & Corporate Secretary Erajaya Swasembada Amelia Allen kepada KONTAN.
Namun, seiring dengan perubahan paradigma business as usual ke arah berkelanjutan, Erajaya menyadari berbagai risiko yang dihadapi perseroan tidak hanya mencakup risiko korporat, juga terintegrasi dengan risiko ESG. Itu sebabnya, tujuan penerapan ESG ini meningkatkan daya tahan serta mitigasi risiko lingkungan dan sosial yang bisa memengaruhi proses bisnis perusahaan.
Sekadar informasi, Erajaya mendapatkan skor risiko ESG terendah pada 2023 lalu versi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan lembaga penilainya adalah Sustainalytics. Skor ERAA 12,67. Masuk dalam rentang 10-20, skor ERAA berada dalam risiko ESG yang rendah.
Untuk penilaian, Sustainalytics menilai dua dimensi risiko: eksposur dan manajemen. Yang dimaksud dengan eksposur adalah risiko material environment, social, and governance yang perusahaan hadapi dan memengaruhi penilaian risiko ESG. Sedangkan penilaian untuk manajemen merupakan komitmen dan tindakan nyata perusahaan dalam menangani isu ESG melalui berbagai kebijakan dan program kerja.
Selain mendapat penilaian yang baik, saham Erajaya juga masuk dalam indeks ESG Sector Leaders IDX Kehati yang berlaku sampai Mei 2024 mendatang. Indeks ini berisikan saham-saham dengan hasil penilaian kinerja ESG di atas rata-rata sektornya, serta memiliki likuiditas yang baik.
Erajaya memang memiliki sederet program atau inisiatif yang mendukung penerapan ESG mereka dengan baik. Mengutip presentasi perusahaan kuartal III-2023, ada empat pilar yang menjadi pegangan Erajaya dalam memenuhi aspek ESG mereka. Nah, keempat pilar ini yang mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan perusahaan.
Pertama, Lentera Kasih yang mendukung pemberdayaan komunitas lokal untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan. Kedua, Lentera Cerdas yang mendukung kebutuhan bisnis lewat peningkatan kompetensi guru dan pelajar sesuai dengan bisnis inti Erajaya.
Ketiga, Lentera Sehat yang membantu meningkatkan kualitas kesehatan komunitas lokal. Keempat, Lentera Hijau yang mengembangkan area hutan dan edukasi berbasis lingkungan melibatkan masyarakat.
Contoh langkah yang mempertimbangkan aspek sosial, yakni sinergi antara pengembangan kompetensi karyawan internal yang diintegrasikan dengan program tanggungjawab sosial untuk pengembangan kompetensi lulusan sekolah kejuruan se-Indonesia. Bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Erajaya secara bertahap melakukan sinkronisasi kurikulum pendidikan vokasi dengan praktik bisnis di bidang ritel.
Melalui serangkaian program seperti guru tamu dan praktik kerja di gerai ritel, Erajaya mendukung pemerintah dalam mempersiapkan lulusan vokasi yang siap kerja dan memiliki kompetensi yang sesuai perkembangan industri ritel.
Contoh dalam aspek lingkungan, sebagai bentuk carbon responsibility dari carbon footprint perusahaan dalam rantai distribusi barang dan jasa, Erajaya sejak lima tahun terakhir konsisten melakukan kegiatan-kegiatan rehabilitasi dan konservasi kawasan hutan melalui program Wana Erajaya.
Bekerjasama dengan Balai Pendidikan dan Latihan (Diklat) Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Erajaya mengembangkan serangkaian program lingkungan yang juga membuka akses dan kesempatan ekonomi lokal bagi masyarakat di sekitar kawasan program tersebut.
Erajaya membantu masyarakat untuk mengakses sumber daya lokal dan menghasilkan komoditas bernilai ekonomi. Beberapa komoditas lokal ini antara lain aneka sayuran dan buah, madu, minyak atsiri, serta jamur tiram. Selain menjaga lingkungan, program ini juga diharapkan bisa mengentaskan kemiskinan masyarakat.
Perusahaan menyadari, kegiatan operasional Erajaya Group menghasilkan limbah padat yang jika tidak dikelola secara benar bisa membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Karena itu, Erajaya menerapkan praktik eco-friendly dalam operasional sehari-hari melalui penerapan digitalisasi.
Misalnya, mengoptimalkan platform digital yang ada untuk mempercepat proses distribusi informasi promosi kepada pelanggan melalui WhatsApp, e-mail, ataupun QR Code. Mereka juga mensosialisasikan digital approval di internal dan tagihan yang dikirim langsung melalui e-mail kepada para pelanggan sehingga mengurangi penggunaan kertas perusahaan.
“Oleh karena itu, kami telah menerapkan inisiatif go green di semua gerai Erajaya, dengan tidak lagi menggunakan tas plastik untuk konsumen yang berbelanja,” kata Amelia.
Diversifikasi usaha
Saat ini, Erajaya Group tengah berkembang dan mulai melakukan diversifikasi model bisnis. Tidak hanya bisnis di bidang ritel smartphone dan gadget, tetapi juga merambah bisnis lainnya di bidang lifestyle, kecantikan dan kesehatan, serta makanan dan minuman.
Selain menimbulkan tantangan ekspansi, diversifikasi Erajaya ini juga menjadi tantangan dalam penerapan ESG. “Hal ini menjadi tantangan tersendiri karena masing-masing unit dan model bisnis tersebut memiliki peluang dan arah yang mungkin bervariasi dalam penerapan ESG,” ungkap Amelia.
Untuk itu, mereka selalu mencoba untuk bisa selalu memadukan dan mengintegrasikan peluang-peluang tersebut dalam analisa risiko dan penerapan ESG secara kontinyu. Tentu, langkahnya sesuai dengan model bisnis yang relevan.
Saat ini, Erajaya memiliki lima lini usaha. Bukan hanya untuk distribusi dan perdagangan ritel perangkat telekomunikasi, seperti ponsel, tablet, kartu SIM, top up pulsa operator ponsel. Juga menawarkan gawai seperti komputer dan perangkat elektronik lainnya.
Di Erajaya Digital, Erajaya memiliki outlet Erafone, iBox, Samsung, Mi Store, dan Erablue. Di pasar Malaysia dan Singapura, Erajaya mengoperasikan sejumlah gerai distribusi gawai, seperti Urban Republic dan Switch. Kemudian, ada gerai Xiaomi, outlet Samsung, Huawei, serta Sony.
Yang terbaru, pada 23 Januari 2024 lalu, Erajaya membuka gerai Erablue ke-50. Sinergi Erajaya Digital dari Indonesia dan Mobile World Group yang berasal dari Vietnam ini adalah gerai ritel yang menjajakan produk-produk konsumer elektronik, mulai kulkas, TV, mesin cuci, perlengkapan rumahtangga lain, hingga gadget.
Lalu, pada lini lifestyle, Erajaya mengoperasikan gerai IoT smartwatch Garmin, IoT drone DJI, gerai speaker Marshall, dan apparel ASICS, serta outlet multibrand Urban.
Untuk lini beauty and wellness, Erajaya mengoperasikan apotek Wellings dan gerai The Face Shop. Sedangkan untuk divisi makanan dan minuman, Erajaya mengoperasikan gerai Paris Baguete, Sushi Tei Group, dan toserba Grand Lucky.
Biaya ekspansi
Ekspansi yang Erajaya lakukan masih lebih banyak menyedot biaya. Meski begitu, telah membuahkan hasil lantaran penjualan lebih tinggi.
Dari laporan keuangan kuartal III 2023, Erajaya mencatatkan penjualan mencapai Rp 42,81 triliun. Angka ini lebih tinggi 22,5% dibanding penjualan pada kuartal III 2022.
Namun, laba bersih Erajaya turun 27,26% menjadi Rp 494,83 miliar dibandingkan dengan sebelumnya Rp 680,28 miliar.
Penambahan gerai yang ekspansif menjadi pendorong penjualan, sekaligus jadi penyebab penurunan laba Erajaya. Dalam sembilan bulan pertama 2023 lalu, Erajaya membuka hingga 181 gerai baru, lebih banyak dibanding gerai yang mereka buka per akhir September 2022 yang hanya 153 gerai.
Manajemen menyebutkan, ada kenaikan biaya pembukaan gerai, upah untuk pengeluaran penjualan, biaya umum dan administrasi, hingga pencadangan untuk kerugian. Tapi, Erajaya mengungkapkan, toko-toko baru masih akan bertambah dan bakal mendorong potensi pendapatan.
Amelia bilang, Erajaya tetap menatap tahun 2024 dengan optimistis dan melihat ada potensi untuk terus tumbuh dan berkembang, terutama ke area atau bisnis baru serta belum ada penetrasi. Tentu saja, disertai dengan pengembangan bisnis yang sudah ada. Dan jelas, setiap pengembangan bisnis yang Erajaya lakukan akan mereka pertimbangkan dengan cermat. Strategi ini menyesuaikan dengan kondisi pasar serta daya beli masyarakat.
Toh, Erajaya memperoleh manfaat dari penerapan ESG. “Dalam implementasi yang konsisten sejauh ini, Erajaya menjadi lebih mendapatkan perhatian dan percaya diri dalam menjalin kemitraan atau kerjasama dengan berbagai stakeholder yang tidak terbatas pada kepentingan bisnis,” ujar Amelia.
James Stanley Widjaja, Equity Research Analyst Buana Capital Sekuritas, menilai, performa penjualan ERAA masih tetap solid. Pendorongnya adalah permintaan ponsel dan tablet yang terus berlanjut.
Hanya saja, menurut dia, ekspansi agresif ERAA yang ternyata melesatkan biaya pengeluaran operasional (opex), membuat kinerja laba ERAA meleset dari perkiraan. Belum lagi, debt to equity perusahaan yang naik menjadi 0,87 kali dari sebelumnya 0,58 kali.
Pada kuartal IV 2023, James memperkirakan, kondisi ERAA bisa membaik dari momentum peluncuran sejumlah ponsel baru, seperti iPhone 15, Infinix GT10Pro, serta Xiaomi 13T. Dia juga yakin, berbagai beban keuangan ERAA kemarin sudah priced in, sehingga mulai bisa menyumbang pertumbuhan laba di tahun 2024. Dia merekomendasikan untuk buy ERAA dengan target harga Rp 450 per saham .