ESG: Strategi RS EMC (SAME) untuk Menjadi Rumahsakit Digital dan Ramah Lingkungan

Senin, 18 November 2024 | 08:56 WIB
ESG: Strategi RS EMC (SAME) untuk Menjadi Rumahsakit Digital dan Ramah Lingkungan
[ILUSTRASI. RS EMC milik PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME).]
Reporter: Akmalal Hamdhi, Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Pesatnya infrastruktur kesehatan di Indonesia, membuat PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) harus meningkatkan daya saing. Transformasi digital menjadi strategi SAME, sekaligus menjadi rumahsakit yang ramah lingkungan. 

Sekretaris Perusahaan PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk Rahmiyati Yahya mengatakan, perusahaannya melihat infrastruktur kesehatan yang ada saat ini sebagai tantangan untuk menaikkan standar dan kualitas pelayanan. Ini akan menjadi modal untuk bersaing di bisnis rumahsakit.

"Cara SAME yaitu dengan transformasi ke rumahsakit digital dengan sistem informasi yang terintegrasi serta memperoleh akreditasi rumahsakit yang diakui secara nasional (KARS) dan internasional (Joint Commission International/JCI)," kata Rahmiyati kepada KONTAN beberapa waktu lalu. 

Hingga pertengahan 2024, SAME mengelola 8 rumahsakit di bawah bendera EMC Healthcare, yang semuanya terakreditasi oleh KARS. Tiga di antaranya dapat restu dari JCI. 

Tahun ini, RS EMC Pekayon akan menyusul melakukan survei akreditasi JCI melengkapi tiga yang sudah: RS EMC Alam Sutera, RS EMC Tangerang, dan RS EMC Grha Kedoya.

Untuk menjadi rumahsakit dengan dukungan digitalisasi, SAME, yang dulunya dikenal dengan nama RS Omni, sudah menerapkan sistem informasi terpadu untuk dokumen atau electronic medical record (EMR) sejak 2021-2022 lewat InterSystems TrakCare. 

Lalu, pada Juni 2024, barulah implementasi sistem informasi digital komplit mereka terapkan di seluruh unit. Manajemen SAME menyebutkan, hal ini menandai dimulainya transformasi digital RS EMC.

Sembari bertansformasi menjadi rumahsakit digital, EMC Healthcare pada awal 2023 lalu memperbarui diri dengan meluncurkan contact center terpadu yang bisa masyarakat hubungi dalam waktu 24/7.  

Di awal 2024, SAME juga meluncurkan aplikasi mobile bernama EMCare, yang memungkinkan pasien membuat perjanjian dengan dokter, berkonsultasi dengan dokter secara virtual lewat telehealth, serta mengakses rekam medis. Dengan fitur di aplikasi ini, manajemen berharap, bisa mendorong kenyamanan pasien. 

Bukan hanya meningkatkan  sistem informasi, RS EMC juga meng-upgrade infrastruktur rumahsakit. Misalnya,  memasang fitur smart room pada kamar rawat inap, sekaligus mendorong efisiensi energi.

Transformasi digital menjadi salah satu strategi perusahaan  yang bergerak di bidang kesehatan untuk mengurangi emisi. Bisnis rumahsakit memang mendorong kualitas kesehatan masyarakat. Namun, emisi dan gas rumah kaca yang dihasilkan juga tinggi. Mengingat, bisnis rumahsakit membutuhkan energi yang besar.

Mengutip data Health Care Without Harm (HCWH) tahun 2019, jejak karbon industri kesehatan global setara dengan 4,4% emisi global, dengan melepaskan sekitar 2 gigaton karbondioksida ke alam. 

Emisi karbon dari sektor kesehatan dunia setara dengan 514 pembangkit listrik berbahan bakar batubara. Jika sektor ini adalah sebuah negara, maka menjadi penyumbang emisi terbesar kelima di dunia.

Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengingatkan, perubahan iklim, yang salah satunya terjadi karena pelepasan emisi gas rumah kaca (GRK), menjadi ancaman besar bagi kemanusiaan. Sebab, perubahan iklim memengaruhi udara bersih, ketersediaan air minum, kecukupan makanan, serta tempat tinggal yang aman dan layak. 

Wajar, RS EMC juga ingin menjadi rumahsakit ramah lingkungan dalam proses upgrade-nya. Dalam Laporan Keberlanjutannya, SAME menegaskan, kelestarian lingkungan menjadi hal penting bagi mereka. 

Lingkungan berpengaruh terhadap kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Karena itu, menjaga lingkungan sama dengan melestarikan sumber daya dan menjaga masa depan yang berkelanjutan. 

Inisiatif lingkungan

SAME memiliki kerangka strategi untuk membawa dampak positif bagi lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola (governance) atawa ESG. Untuk lingkungan, SAME memiliki tiga inisiatif, yakni pengelolaan limbah, penghematan energi dan emisi, serta pengelolaan air. 

Pengelolaan limbah menjadi inisiatif penting pertama SAME lantaran beragam jenisnya. Terutama limbah medis, jika tidak dikelola dengan benar, bisa berbahaya bagi lingkungan. 

"Kami telah mengimplementasikan standar dan prosedur yang ketat terkait pengelolaan limbah medis sesuai dengan Permenkes Nomor 18 Tahun 2020," ujar Rahmiyati. 

Langkah yang SAME lakukan antara lain dengan pemisahan limbah berdasarkan jenis, penggunaan wadah untuk penyimpanan sementara, serta proses pemusnahan atau daur ulang yang tepat sesuai sifat limbah. 

Untuk limbah medis, mereka simpan di tempat penyimpanan sementara limbah padat berbahaya/medis. Nantinya, limbah medis diangkut transporter yang tersertifikasi pihak ketiga untuk dibawa ke tempat pemusnahan limbah berbahaya.

"Dapat terlihat dari tidak adanya tumpahan limbah dalam pengelolaan sampah pada tahun 2023, sehingga tidak perlu ada penanganan limbah medis dari SAME," ucap Rahmiyati.

Pada 2023, jumlah limbah medis yang SAME hasilkan sebanyak 310,38 ton, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang sebanyak 299,34 ton. 

Limbah non-medis pun mereka tangani dengan ketat. SAME berupaya mengurangi limbah plastik dengan penggunaan paper bag atau spun-bound bag. Namun, untuk saham non-medis, SAME masih belum memiliki perangkat untuk menghitung secara akurat.   

Inisiatif berikutnya yang SAME lakukan adalah pengelolaan air. Bagi bisnis rumahsakit, air berperan penting dalam mendukung proses perawatan, penyembuhan, dan memelihara lingkungan yang sehat. 

Beberapa langkah yang SAME jalankan ialah mendorong penggunaan air bersih secara bertanggungjawab, memonitor konsumsi air harian dan kebocoran, dan penggunaan teknologi hemat air. Mengklaim tidak mengurangi kualitas layanan, efisiensi air mampu menekan konsumsi air 9,26% per pasien di tahun lalu.

RS EMC Tangerang adalah salah satu rumahsakit yang sudah merealisasikan inovasi penggunaan air, dengan melakukan penyulingan air dari sumber alternatif, yang kemudian digunakan untuk keperluan non-medis, seperti kebersihan dan penyiraman tanaman. Langkah ini bukan hanya mengurangi beban terhadap pasokan air bersih, juga dampak ekologis dari penarikan air tanah. 

Pengolahan air limbah pun SAME lakoni untuk menghindari risiko pencemaran. Pada 2023, jumlah pembuangan air pada instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sebanyak 179.831 m³. Sedangkan tahun sebelumnya, sekitar 99.758 m³. 

Inisiatif ketiga SAME di bidang lingkungan adalah penghematan energi dan emisi. SAME mengadopsi lampu LED yang hemat listrik di rumahsakit. Teknologi ini disebut mengurangi konsumsi energi dan mengurangi emisi, sehingga lebih ramah lingkungan.

SAME mempertimbangkan untuk menggunakan sumber terbarukan untuk energi listrik operasional rumahsakit. Sehingga, di masa mendatang bisa menjadi rumahsakit ramah lingkungan atau green hospitals. 

Kinerja saham

Tak hanya lingkungan, SAME, yang 78,5% sahamnya dimiliki PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) juga mendorong kesehatan masyarakat dengan aksi sosial. Contohnya, lewat bantuan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Programnya antara lain bakti sosial pemeriksaan gratis, donor darah, medical check up test, pemeriksaan EKG, pemeriksaan gigi, sampai USG gratis dan pelatihan perawatan bayi.

Tapi, di tengah transformasi bisnis menjadi rumahsakit digital, kinerja keuangan dan saham SAME masih belum menanjak. Pada akhir kuartal III 2024, masih mencatatkan rugi.   

Berdasarkan laporan keuangannya, SAME menorehkan pendapatan Rp 1,28 triliun di akhir September 2024, naik 13,66% dari posisi yang sama pada 2023 lalu di Rp 1,13 triliun. 

Namun, SAME mencatatkan hampir semua pos beban, baik beban pokok pendapatan, beban penjualan, maupun beban umum dan administrasi. 

Selain itu, RS EMC juga mencatatkan penurunan dari bagian atas laba entitas asosiasi menjadi Rp 9,5 miliar dari sebelumnya mencapai Rp 35,64 miliar. Ini adalah hasil investasi pada PT Nitrasanata Dharma (Jakarta Eye Center) sebanyak 28%.

Alhasil, SAME mencetak rugi Rp 3,42 miliar di akhir kuartal III, dari sebelumnya untung sebesar Rp 9,98 miliar.

Harga sahamnya pun merah. Kamis (14/11), saham SAME ada di Rp 248 per saham, anjlok 20,38% sepanjang tahun ini (year to date). Kapitalisasi pasarnya Rp 4,25 triliun.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta melihat, secara umum bisnis rumahsakit bertujuan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dengan layanan kuratif maupun preventif. Selama stabilitas ekonomi stabil, permintaan terhadap sektor kesehatan atau healthcare juga akan terjaga. Begitu juga selama pasien BPJS Kesehatan meningkat, maka kunjungan ke rumahsakit berpotensi meningkat. 

Saham rumahsakit yang ada di bursa, menurut dia, memang cenderung sideways saat ini, tak terkecuali SAME. Apalagi, pasar saham masih dilanda keluarnya dana asing.

Saham SAME juga masih terlihat dalam kosolidasi bearish. Jika tertarik, bisa dimanfaatkan untuk trading jangka pendek. "Tapi, untuk investasi jangka panjang, nanti dulu, deh, karena major trend-nya sudah masuk sideways," ungkap dia. 

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto juga melihat, secara teknikal, saham SAME masih cenderung bergerak melemah ke area support kuat Rp 232 hingga Rp 242. Meski sempat turun hingga ke level Rp 186 pada Juni lalu, dalam waktu singkat sudah kembali ke atas area support.

Jika dilihat dengan timeframe satu tahun terakhir, saat ini secara teknikal harga saham SAME sudah lumayan rendah. "Selalu menarik dicermati jika suatu saham bergerak mendekati support karena acap kali muncul perlawanan yang dapat kita manfaatkan untuk trading," kata Pandhu. 

Rekomendasi dia, buy on weakness saham SAME dengan area beli Rp 232-Rp 250. Target harga sekitar Rp 300 sampai Rp 324. Sedangkan stoploss di posisi Rp 220 per saham. 

Perlu diingat, rekomendasi saham ini bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham SAME, ya. Keputusan investasi tetap ada di tangan masing-masing. Jadi, sesuaikan dengan tujuan dan profil risiko.

Bagikan

Berita Terbaru

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas
| Selasa, 16 Desember 2025 | 10:00 WIB

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas

Dengan level harga yang sudah naik cukup tinggi, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) rentan mengalami aksi ambil untung.

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:21 WIB

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer

Secara month-to-date, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)  sudah mengalami penurunan 5,09%. ​

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:16 WIB

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan

Emiten perhotelan, PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) mengumumkan perubahan pemegang saham pengendali.

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:11 WIB

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar

Besaran nilai dividen ini mengacu pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk KKGI per akhir 2024 sebesar US$ 40,08 juta. 

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:06 WIB

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada bulan ini, namun tetap ada peluang penurunan

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:46 WIB

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus

Saham-saham big caps atau berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia berpotensi terpapar fenomena reli Santa Claus.

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:42 WIB

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri

Utang luar negeri Indonesia per akhir Oktober 2025 tercatat sebesar US$ 423,94 miliar               

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi
| Selasa, 16 Desember 2025 | 07:00 WIB

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi

Pada Senin (15/12), kurs rupiah di pasar spot turun 0,13% menjadi Rp 16.667 per dolar Amerika Serikat (AS).

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah

Penerbitan surat utang korporasi pada tahun 2025 melonjak ke rekor tertinggi sebesar Rp 252,16 triliun hingga November.

 Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan

Momentum Harbolnas yang berlangsung menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong permintaan layanan paylater

INDEKS BERITA