KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam terus mencetak rekor tertinggi.
Meski demikian, investor atau peminat emas fisik Antam tak perlu sungkan untuk terus melakukan pembelian emas.
Pasalnya, harga emas masih punya bekal sentimen positif untuk terus mendaki.
Pada Selasa (5/8) harga emas Antam dijual seharga Rp 739.000 per gram, atau naik Rp 15.000 per gram ketimbang hari sebelumnya.
Sementara untuk harga buyback, Antam menetapkan harga beli di Rp 666.000 per gram, atau naik Rp 13.000 ketimbang hari sebelumnya.
Nah, ada dua sentimen yang menjadi bahan bakar bagi kenaikan harga emas.
Pertama, kata Perencana Keuangan Ahmad Gozali, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) versus China bukan hal yang bisa selesai dalam waktu singkat.
Tindakan Presiden AS Donald Trump yang mengenakan tarif impor produk China akan berdampak panjang.
Masih bisa naik
Kedua, balasan China dengan mendevaluasi yuan tidak bisa berbalik begitu saja dan kembali ke nilai semula dalam tempo singkat.
"Jadi menurut saya kenaikan harga emas bisa jadi masih akan berlanjut," kata Gozali.
Belum lagi jika ada tambahan faktor semisal The Federal Reserve kembali memangkas fed funds rate. Maka prospek kenaikan harga emas akan kembali menyeruak.
Investor emas tak incar kenaikan harga
Pertimbangan lain yang tak kalah pentingnya, biasanya investor emas fisik tak gampang tergoda menjual emas batangannya hanya karena harga naik.
Ini berbeda dengan investor emas di pasar berjangka yang bisa melakukan short term trading dengan mengincar spread tipis.
"Investor emas fisik biasanya akumulasi terus sampai target kepemilikan tercapai. Karena targetnya bukan harga tapi jumlah gram," ujar Gozali.
Misalnya, untuk mengumpulkan biaya kuliah di kampus X yang sebesar Rp 150 juta setara 200 gram emas.
"Maka tidak perlu hitung future value saat tentukan target dan perlu hitung present value saat hitung nilai investasi bulanan," katanya.
Sebab, dengan asumsi harga emas mengikuti inflasi, maka target yang dipatok tetap mengumpulkan 200 gram emas.
Cukup atur strategi akumulasi
Yang perlu diatur selanjutnya tinggal strategi mengumpulkan emas tersebut.
Investor ritel bisa mencicil emas di bank syariah, mengumpulkan emas pecahan kecil sedikit demi sedikit. Atau, memanfaatkan layanan pool account.
Cara apa yang dipilih bergantung profil masing-masing investor.
Jika memiliki penghasilan yang pasti misalnya sebagai karyawan, pilihan mencicil di bank syariah dinilai lebih aman.
Sebab, di bank syariah cicilannya tetap sehingga bisa merencanakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan emas dalam jumlah tertentu.
Namun, jika investor tidak memiliki penghasilan yang pasti, mengumpulkan emas pecahan kecil atau memanfaatkan layanan pool account bisa jadi pilihan.
"Pool account hanya direkomendasikan untuk yang percaya menitipkan emasnya pada pihak lain dan tidak mau pegang sendiri," kata Gozali.