KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jarum jam baru menunjukkan pukul 20.15, saat bakmi mentah di warung Katelu menipis. Bahkan, mereka sudah kehabisan nasi untuk bahan nasi goreng. Padahal, jadwal buka warung ini, seharusnya hingga jam 23.00.
Warung bakmi jawa di ruas Jalan Jogja-Solo ini memang diserbu pengunjung yang kelaparan dan mencari kehangatan di tengah cuaca hujan. "Malam ini kok ramai sekali, jadi bahan kami cepat habis," tutur karyawan di kasir sembari mengangsurkan uang kembalian.
Hawa liburan kembali berhembus kencang akhir tahun 2022 ini. Setelah dua tahun diwarnai berbagai pembatasan sosial karena Covid19, liburan Nataru tahun ini seperti jadi pelampiasan untuk piknik, padahal Pemerintah tidak menetapkan kebijakan cuti bersama, meski Hari Raya Natal dan Tahun Baru jatuh pada hari Minggu.
Pihak Angkasa Pura I, misalnya, memperkirakan hingga akhir tahun 2022, trafik penumpang pesawat Yogyakarta International Airport sejumlah 2,95 juta orang. Naik drastis dibandingkan tahun 2021 yang 1,4 juta orang.
Meskipun, selama libur Natal, hanya 13.448 penumpang yang lalulalang lewat bandara ini, bukan 15.000 penumpang seperti yang diperkirakan.
Jalan tol juga dipenuhi kendaraan. Jasa Marga mencatat, selama liburan Natal kemarin, arus kendaraan yang lewat jalan tol kelolaan mereka, naik rata-rata 40% dibandingkan dengan hari biasa.
Momen libur Nataru kali ini juga dimanfaatkan oleh KAI untuk meluncurkan kereta api panoramic, dengan rute Jakarta-Jogja. Rangkaian gerbong dengan jendela panoramic ini mendapat respon positif, tiketnya laris dibeli, kendati harganya lebih mahal daripada kereta biasa, yakni antara Rp 750 ribu - Rp 1 juta per penumpang.
Animo liburan akhir tahun tak luput dari pengamatan Kadin. Ketua Kadin Arsjad Rasjid yang memperkirakan ada 44,7 juta orang atau 11,9 juta keluarga yang bepergian ke seluruh pelosok tanah air.
Alhasil, Kadin memperkirakan perputaran uang dari rangkaian libur Nataru 2022 ini, sebanyak Rp 23,85 triliun. Menurut Kadin, peluang ini, seharusnya bisa dimanfaatkan oleh para pengusaha UMKM di Indonesia. Contohnya saja, seperti warung bakmi Katelu di awal tulisan ini.
Hawa liburan yang pekat kali ini, toh dihantui dengan rangkaian cuaca ekstrem dan munculnya varian baru virus Covid19 yang merebak dari China. Semoga saja, para pengusaha wisata dan UMKM tetap bisa mengalap berkah momen liburan.