Imbal Hasil Lebih Tinggi, SR017 Telah Terjual Rp 11,41 Triliun

Selasa, 30 Agustus 2022 | 04:25 WIB
Imbal Hasil Lebih Tinggi, SR017 Telah Terjual Rp 11,41 Triliun
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Obligasi ritel seri sukuk negara ritel seri SR017 laris manis, meski Bank Indonesia baru saja menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate (DRRR) 25 basis poin menjadi 3,75% pada 23 Agustus kemarin. Baru 10 hari masa penawaran, atau sejak 19 Agustus, penjualan SR017 sudah mencapai Rp 11,41 triliun hingga Senin (29/8).

Kata Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah, penjualan SR017 sejak 19 Agustus, berkisar Rp 1,3 triliun-Rp 1,9 triliun per hari. "Harapan pemerintah pada penerbitan SR017 ini adalah memberikan kesempatan investor domestik lebih banyak berpartisipasi dengan membeli SR017 sekaligus meningkatkan peran investor domestik," tutur Dwi.

Dwi berharap investor individu melek investasi ikut membangun negeri sehingga mengurangi ketergantungan pada investor asing. Hingga akhir masa penawaran, pemerintah menargetkan menjual Rp 20 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang seri SR016 yang terjual Rp 18,4 triliun. Seri SR016 yang juga bersifat tradable ini memberi bunga 4,95% per tahun.

Baca Juga: Penjualan Sukuk Ritel SR017 di BNI Sudah Mencapai Rp 600 Milliar

Salah satu agen penjual PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menyebut imbal hasil SR017 lebih tinggi membuat seri ini terjual lebih cepat dari SR016 di minggu pertama. "Jika membandingkan SR017 dan SR016, maka imbal hasil menjadi salah satu faktor mempengaruhi minat masyarakat," tutur General Manager Divisi Wealth Management BNI Henny Eugenia.

Henny optimistis, BNI bisa memenuhi target minimum penjualan SR017 sebesar Rp 1 triliun. "Pemesanan SR017 melalui BNI, pada minggu pertama tercatat Rp 600 Miliar. Di sisa tiga minggu BNI bisa memenuhi target minimum penjualan SR017 Rp 1 triliun, " kata dia.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pun melihat minat masyarakat tinggi pada sukuk ritel seri SR017. Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn mengatakan penjualan SR017 hingga 25 Agustus 2022 mencapai Rp 2 triliun. "75% transaksi pemesanan dilakukan melalui aplikasi Welma dan 25% melalui KlikBCA Individual," ujar Hera Jumat (26/8).

Kata Hera, pembeli SR017 di BCA datang dari ragam profesi. Mulai dari pegawai, wiraswasta, hingga pelajar dan ibu rumah tangga. "Kami melihat SR017 banyak diminati milenial dan secara geografis melingkupi sebagian wilayah di Indonesia," kata dia.

Baca Juga: Suku Bunga Naik, Obligasi Pemerintah Masih Menarik

Bagikan

Berita Terbaru

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:28 WIB

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?

Analisis mendalam prospek saham BMRI dan BBRI di tengah pembagian dividen. Prediksi penguatan di 2026 didukung fundamental solid.

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:25 WIB

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways

Memasuki tahun 2026, pasar energi diprediksi akan berada dalam fase moderasi dan stabilisasi, harga minyak mentah cenderung tetap sideways.

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:20 WIB

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Risiko lanjutan aksi profit taking masih membayangi pergerakan indeks. Ditambah kurs rupiah melemah, menjebol level Rp 16.700 sejak pekan lalu. ​

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:15 WIB

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal

Pemicu pelemahan IHSG adalah tekanan pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan aksi ambil untung (profit taking) investor.

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:10 WIB

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan

Ruang pemulihan kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mulai terbuka, ditopang pengakuan awal penjualan lahan Subang Smartpolitan, 

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:59 WIB

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN

Bank Syariah Nasional langsung merangsek ke posisi dua dari sisi aset dan membawa DNA pembiayaan properti.

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:34 WIB

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang

Investor institusi global seperti Blackrock dan Vanguard mengakumulasi saham BUMI. Simak rekomendasi analis dan target harga terbarunya.

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:20 WIB

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026

Kadin melihat sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia pada tahun 2026,

INDEKS BERITA

Terpopuler