IMF: Uang Digital Pacu Peralihan Dana di Bank

Rabu, 13 Juli 2022 | 08:07 WIB
IMF: Uang Digital Pacu Peralihan Dana di Bank
[ILUSTRASI. INFOGRAFIK: perkembangan mata uang digital bank sentral (CBDC) di sejumlah negara. Data: Anastasia Lilin/Grafik: Afrindo Mukti.]
Reporter: Siti Masitoh | Editor: Adinda Ade Mustami

KONTAN.CO.ID-BADUNG. Bank sentral berbagai negara termasuk Indonesia, tengah melakukan kajian terhadap mata uang digital alias central bank digital currency (CBDC). Namun, International Monetary Fund (IMF) pun mewanti-wanti risiko penerapan CBDC tersebut.

Division Chief in the Monetary and Capital Markets Department IMF Tommaso Mancini Griffoli mengingatkan, penerapan mata uang digital bisa memicu perpindahan dana dari perbankan. Menurutnya, nasabah rentan mencairkan deposito mereka di bank komersial dan beralih ke CBDC, meski proses pelarian dananya lambat. IMF berharap bank sentral mendesain CBDC dengan baik, tanpa menimbulkan efek kompetitif dari aset lain seperti deposito di bank komersial.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Subsidi Listrik Belum Efisien dan Bermasalah
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 07:59 WIB

Subsidi Listrik Belum Efisien dan Bermasalah

BPK menemukan konsumen yang tergolong mampu menikmati dana kompensasi listrik PLN sehingga membebani APBN

Kompensasi Energi di Awal Tetap Aman
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 07:47 WIB

Kompensasi Energi di Awal Tetap Aman

Menkeu Purbaya memastikan, dana yang dimiliki pemerintah untuk menjalankan kebijakan tersebut cukup 

Penggunaan Paket Data Menurun, Kinerja Emiten Telekomunikasi Diproyeksi Tertekan
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 07:37 WIB

Penggunaan Paket Data Menurun, Kinerja Emiten Telekomunikasi Diproyeksi Tertekan

Momen musiman seperti Natal dan Tahun Baru bisa menjadi booster ​bagi emiten operator telekomunikasi seperti TLKM, EXCL, dan ISAT.

Dua Saham Sawit Haji Isam PGUN dan JARR Bangkit dari ARB, Kini Melejit Tersulut B50
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 07:04 WIB

Dua Saham Sawit Haji Isam PGUN dan JARR Bangkit dari ARB, Kini Melejit Tersulut B50

Risiko utama datang dari beban belanja modal sehingga dalam jangka pendek bisa menekan arus kas dan rasio utang.

Rupiah Masih Akan Tertekan di Akhir Pekan Ini
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Rupiah Masih Akan Tertekan di Akhir Pekan Ini

Pemicu pelemahan mata uang Garuda karena pasar yang merespons negatif terhadap pernyataan BI terkait net outflow asing.

Memburu Dividen Emiten Keping Biru
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 06:54 WIB

Memburu Dividen Emiten Keping Biru

Dividend hunter mulai bisa membidik beberapa emiten yang secara historis kerap membagi dividen di akhir tahun seperti emiten bank dan konsumer

Volume Permintaan Mulai Pulih, Laba Unilever Indonesia Tumbuh 10,81%
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 06:30 WIB

Volume Permintaan Mulai Pulih, Laba Unilever Indonesia Tumbuh 10,81%

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencetak laba sebesar Rp 3,33 triliun per kuartal III-2025, tumbuh 10,81% year on year (yoy).

Total Pemesanan SR028 Mencapai Rp 15,5 Triliun
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 06:30 WIB

Total Pemesanan SR028 Mencapai Rp 15,5 Triliun

Total pemesanan ORI028T3 (tenor 3 tahun) sebanyak Rp 12 triliun dan ORI028T6 (tenor 6 tahun) sebesar Rp 3,50 triliun

Pasar Saham Butuh Dorongan Ekonomi dan Sektor Riil
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 06:28 WIB

Pasar Saham Butuh Dorongan Ekonomi dan Sektor Riil

Analis menilai Indonesia perlu memperkuat daya saing pasar modalnya agar tetap relevan di mata investor asing

Menyigi Wajib Pajak Besar Agar Shortfall Tak Lebar
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 06:27 WIB

Menyigi Wajib Pajak Besar Agar Shortfall Tak Lebar

Masih ada selisih penerimaan pajak sebesar Rp 894 triliun dibanding target dalam APBN 2025          

INDEKS BERITA

Terpopuler