Indosat (ISAT) Mulai Memanen Hasil Merger

Rabu, 12 Oktober 2022 | 04:20 WIB
Indosat (ISAT) Mulai Memanen Hasil Merger
[]
Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek saham PT Indosat Tbk (ISAT) masih cerah setelah penggabungan usaha dengan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I). Aksi merger tersebut bakal memberi peluang bagi Indosat menjadi pemimpin di pasar operator seluler Indonesia.

Secara kinerja,  terlihat pendapatan seluler Indosat di semester I-2022 naik 57,58% menjadi Rp 19,54 triliun. Hal ini membuat total pendapatan Indosat naik 50,4% menjadi Rp 22,53 triliun. 

Kenaikan pendapatan juga ditopang dari pendapatan multimedia, komunikasi data, internet (MIDI) sebesar Rp 2,62 triliun di semester I-2022. Lalu, pendapatan telekomunikasi senilai Rp 371,52 miliar di periode Januari-Juni 2022.

Baca Juga: Prospek Cerah Pasca Merger, Simak Rekomendasi Saham Indosat (ISAT)

Analis Maybank Sekuritas Etta Rusdiana Putra dalam riset 4 Oktober 2022 menjelaskan, merger Indosat dengan Hutchinson 3 Indonesia akan meningkatkan daya saing. 

Sebab, pasca merger pada 4 Januari 2022, jaringan Base Transceiver Station (BTS) ISAT meningkat. Per semester I-2022, jumlah BTS ISAT mencapai 198.567 BTS. Sebanyak 123.901 ata setara 62% merupakan BTS 4G. Jumlah total BTS Indosat telah meningkat dari posisi akhir tahun lalu sejumlah 162.282 unit.

Penggabungan usaha tersebut membuat ISAT menjadi lebih efisiens. ISAT juga akan berkolaborasi dengan pemain FTTH (Fiber-to-the-Home) lainnya untuk menciptakan layanan konvergensi. "Jaringan yang lebih cepat akan membuat permintaan lebih tinggi sehingga masih ada ruang ekspansi di FTTH melalui kolaborasi," tulis Etta.

Karena itu, Etta optimistis, ISAT akan mampu bersaing secara head-to-head dengan Telkomsel. Sebab frekuensi ISAT meningkat menjadi 135 Mhz, terbesar kedua setelah Telkomsel sebesar 155 Mhz. Sementara itu, jumlah pelanggan ISAT melonjak 50% dari 62,9 juta pada 2021 menjadi 96,2 juta per semester I-2022.

Etta memperkirakan, pendapatan ISAT akan mendapatkan compound annual growth rate (CAGR) 19,4% dari Rp 31,3 triliun di 2021 menjadi Rp 53,4 triliun di tahun 2024. Dia juga meyakini, margin ISAT menjadi lebih tinggi karena biaya operasional jaringan lebih efisien. 

Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan mengatakan, kinerja ISAT memang sudah menunjukkan profitabilitas sebelum merger bersama H3I. Di kuartal IV-2021, ISAT sukses membalikkan rugi bersih menjadi laba bersih. Padahal, dampak merger belum terasa karena perusahaan hasil gabungan baru beroperasi penuh pada 4 Januari 2022.

Baca Juga: Indosat (ISAT) Kian Tangguh Pasca Merger, Simak Rekomendasi Sahamnya

Layanan internet rumah

Steven memperkirakan, EBITDA Indosat hingga akhir 2022 bisa menjadi Rp 20 triliun dari Rp 19 triliun di akhir tahun lalu. Sementara pendapatan ISAT diperkirakan menjadi Rp 46,7 triliun.

Memang, Average Revenue per User (ARPU) gabungan pada kuartal II-2022 lebih rendah 0,6% secara yoy menjadi Rp 35.000. Namun ARPU gabungan masih naik 9,2% secara kuartalan. 

Analis Trimegah Sekuritas Indonesia Richardson Raymond dalam riset 16 September 2022 menjelaskan, Indosat baru-baru ini meluncurkan layanan broadband tetap FTTH  bernama HiFi, yang menyasar internet rumah tangga dan perkantoran.  

Dibandingkan pesaingnya, layanan HiFi sangat menarik karena menawarkan harga kompetitif dengan tarif terdiskon 16%-28%. Raymond menilai, ISAT mampu menangkap peluang permintaan data telekomunikasi di Indonesia. 

Potensi layanan broadband ini akan memanfaatkan akses langsung ke 96,2 juta pelanggan Indosat. Di masa mendatang, HiFi akan menawarkan paket bundling seperti TV berbayar. 

Etta dan Steven merekomendasikan buy untuk saham ISAT dengan target harga masing-masing sebesar di Rp 9.000 dan Rp 7.900. Sementara Raymond yang juga menyarankan beli saham ISAT dengan target Rp 10.500 per saham.  

Baca Juga: PHK 300 Lebih Karyawan, Simak Bisnis dan Rekomendasi Saham Indosat (ISAT)

Bagikan

Berita Terbaru

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 09:13 WIB

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026

Saham TLKM tertekan jelang tutup tahun, namun analis melihat harapan dari FMC dan disiplin biaya untuk kinerja positif di 2026.

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:43 WIB

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis

Simak wawancara KONTAN dengan Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani soal siklon tropis yang kerap terjadi di Indonesia dan perubahan iklim.

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:19 WIB

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue

Menjelang tutup tahun 2025, sejumlah emiten gencar mencari pendanaan lewat rights issue. Pada 2026, aksi rights issue diperkirakan semakin ramai.

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:11 WIB

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi

Menjelang libur akhir tahun 2025, transaksi perdagangan saham di BEI diproyeksi cenderung sepi. Volatilitas IHSG pun diperkirakan akan rendah. 

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:05 WIB

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic

Bagi yang tidak setuju merger, MORA menyediakan mekanisme pembelian kembali (buyback) dengan harga Rp 432 per saham.

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:58 WIB

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026

Restitusi pajak yang tinggi, menekan penerimaan negara pada awal tahun mendatang.                          

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:53 WIB

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban

Mandiri Business Survey 2025 ungkap mayoritas UKM alami omzet stagnan atau memburuk. Tantangan persaingan dan daya beli jadi penyebab. 

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:43 WIB

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap

Pola serapan belanja daerah yang tertahan mencerminkan lemahnya tatakelola fiskal daerah.                          

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:41 WIB

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara

Target penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) untuk tahun fiskal 2026 dipatok di angka 4.300 unit.

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:32 WIB

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan

kendaraan dengan trailer atau gandengan, serta angkutan yang membawa hasil galian, tambang, dan bahan bangunan.

INDEKS BERITA

Terpopuler