Inflasi di Atas 2%, Fed Kerek Bunga

Senin, 07 Agustus 2023 | 04:10 WIB
Inflasi di Atas 2%, Fed Kerek Bunga
[]
Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Tren inflasi Amerika Serikat (AS) yang melandai tidak membuat bank sentral negara ini mengubah arah bunga. Gubernur Federal Reserve Michelle Bowman mengatakan, bank sentral AS masih perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk memulihkan stabilitas tingkat inflasi hingga mencapai target.

"Kenaikan suku bunga tambahan masih diperlukan untuk membuat inflasi turun ke target The Fed di 2%," kata Bowman seperti ditulis  Bloomberg. Dia mengaku, menjadi salah satu pendukung kenaikan suku bunga pada pertemuan Fed bulan lalu.

Bowman menambahkan, perlu lebih banyak bukti disinflasi berkelanjutan agar kebijakan suku bunga berubah. "Inflasi yang lebih rendah baru-baru ini positif, tetapi saya akan mencari bukti yang konsisten bahwa inflasi sudah bergerak menuju target 2%," ujar dia, Sabtu (5/8). 

Baca Juga: Kenaikan Suku Bunga Diramal Berakhir, Intip Prospek Harga Emas Spot di Akhir Tahun

Di sisi lain, Bowman mengaku akan terus memantau data yang menunjukkan bukti belanja konsumen mulai turun dan data tentang pasar tenaga kerja. "Saya mempertimbangkan kenaikan suku bunga lebih lanjut dan suku bunga Fed perlu tetap pada tingkat mendatar," kata dia. 

Juli lalu, The Fed menaikkan suku bunga mencapai kisaran 5,25%-5,5%. Ini adalah level tertinggi dalam 22 tahun terakhir. Estimasi median dari proyeksi triwulanan terbaru, pejabat Fed akan menaikkan suku bunga dua kali sepanjang tahun ini. Artinya, masih ada kenaikan satu kali lagi hingga akhir tahun.

Data tenaga kerja

Bowman mengatakan, para pembuat kebijakan akan memantau data yang masuk dan bersedia menaikkan suku bunga ke depan jika level inflasi masih belum tercapai. The Fed memiliki tiga pertemuan kebijakan lagi pada tahun ini.Pertemuan berikutnya dijadwalkan pada September.

Baca Juga: Prospek Unitlink Tergantung Pada Kinerja Aset Dasar

Tapi tak semua petinggi The Fed sependapat. Setelah rilis data tenaga kerja, sejumlah pejabat Fed menyebut non farm payroll (NFP) AS yang melambat menunjukkan pasar tenaga kerja mencapai keseimbangan. Jadi, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic berharap tidak ada kenaikan bunga tambahan. Dia mengaku level saat ini sudah cukup. 

Jumat (4/8), laporan Biro Statistik Tenaga Kerja menunjukkan NFP meningkat 187.000 bulan lalu. Angka ini lebih rendah dari perkiraan. Sementara tingkat pengangguran secara tak terduga turun menjadi 3,5%, level terendah dalam beberapa dekade.

Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee, seperti dikutip Bloomberg Television, mengatakan, pembuat kebijakan saat ini masih bersabar dan berharap dapat menurunkan inflasi ke target 2% tanpa menyebabkan resesi. 

Baca Juga: JPMorgan Tak Lagi Ramal Resesi Ekonomi AS Terjadi Tahun Ini

 

Bagikan

Berita Terbaru

Perang Diskon Sepeda Motor Listrik di Tengah Ketidakpastian Subsidi
| Minggu, 13 Juli 2025 | 06:05 WIB

Perang Diskon Sepeda Motor Listrik di Tengah Ketidakpastian Subsidi

Insentif pemerintah untuk sepeda motor listrik tak kunjung turun, produsen memutar siasat menebar diskon jumbo

Panen Raya Bisnis Buku Latihan Soal Sekolah
| Minggu, 13 Juli 2025 | 05:10 WIB

Panen Raya Bisnis Buku Latihan Soal Sekolah

Penerbit buku latihan soal untuk siswa panen menjelang tahun ajaran baru. Bukunya laris diborong orang tua siswa yang in

 
Ironi Bansos untuk Judol
| Minggu, 13 Juli 2025 | 05:05 WIB

Ironi Bansos untuk Judol

​Pemerintah menemukan ada 571.410 rekening penerima bansos terindikasi digunakan untuk aktivitas judi daring pada 2024.

Terdorong Sentimen Positif Domestik, IHSG Menguat Dalam Sepekan
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:30 WIB

Terdorong Sentimen Positif Domestik, IHSG Menguat Dalam Sepekan

Di akhir pekan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG menclok di 7.047,43, menguat 2,65% dalam sepekan. 

Sudah Penuhi Kewajiban, BEI Cabut Suspensi Saham Kimia Farma (KAEF)
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 11:24 WIB

Sudah Penuhi Kewajiban, BEI Cabut Suspensi Saham Kimia Farma (KAEF)

Sejak sesi pertama perdagangan saham di BEI kemarin, saham emiten farmasi pelat merah tersebut sudah kembali diperdagangkan.

Trump Tetap Patok Tarif 32%, Indonesia Patut Ikuti Langkah China Menjaring Mitra Baru
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 10:00 WIB

Trump Tetap Patok Tarif 32%, Indonesia Patut Ikuti Langkah China Menjaring Mitra Baru

Indonesia juga mesti memaksimalkan penggunaan LCS dan BCSA untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.

Profit 26,02% Setahun: Harga Emas Antam Hari Ini Menguat (12 Juli 2025)
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 09:19 WIB

Profit 26,02% Setahun: Harga Emas Antam Hari Ini Menguat (12 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat hari ini 11 Juli 2025 di Logammulia.com Rp 1.919.000 per gram, tapi harga buyback Rp 1.763.000 per gram.

Menengok Aksi Eks CEO SMAR, Borong Total 131,95 Juta Saham NSSS Sejak Maret 2025
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 09:00 WIB

Menengok Aksi Eks CEO SMAR, Borong Total 131,95 Juta Saham NSSS Sejak Maret 2025

Akumulasi saham PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS) yang teranyar per tanggal 8 Juli 2025.melibatkan 38.420.600 saham. 

Pembiayaan Multifinance ke Sektor Produktif Menantang
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 08:25 WIB

Pembiayaan Multifinance ke Sektor Produktif Menantang

Pembiayaan sejumlah perusahaan multifinance sektor produktif masih jauh dibawah target yang dicanangkan OJK sekitar 46%-48% ​

Rasio NPL Perbankan Masih Berpotensi Meningkat
| Sabtu, 12 Juli 2025 | 08:05 WIB

Rasio NPL Perbankan Masih Berpotensi Meningkat

NPL perbankan pada Mei 2025 sebesar 2,29% secara tahunan atau year on year (YoY), naik dari 2,24% pada April dan 2,08% pada Desember 2024.​

INDEKS BERITA

Terpopuler