Inflasi Tinggi, Lelang Sukuk Hanya Raup Rp 755 Miliar

Rabu, 05 Oktober 2022 | 04:55 WIB
Inflasi Tinggi, Lelang Sukuk Hanya Raup Rp 755 Miliar
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor tampak berhati-hati untuk kembali masuk ke pasar perdana surat berharga negara syariah (SBSN). Ini terbukti dari hasil lelang sukuk negara Selasa (4/10) yang lebih rendah. 

Total penawaran yang masuk dalam lelang sukuk negara kemarin sebesar Rp 7,05 triliun. Jumlah itu lebih rendah daripada penawaran yang masuk di lelang SBSN terdahulu, yaitu Rp 17,11 triliun. 
Pemerintah juga hanya menyerap Rp 755 miliar dari hasil lelang sukuk negara. Info saja, di lelang sebelumnya penyerapan pemerintah mencapai Rp 6,27 triliun.

Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan, penawaran masuk rendah karena tren kenaikan bunga, inflasi tinggi dan pergerakan dollar AS yang fluktuatif. Investor pun cenderung wait and see masuk di pasar perdana. 

Baca Juga: Lelang SBSN Didominasi Oleh Investor Domestik

Selain itu, banyak peserta lelang sukuk kemarin meminta yield tinggi, terutama perbankan dan investor asing yang kebanyakan mengincar sukuk negara tenor pendek. "Perbankan dan asing memasang yield tinggi, jadi tidak dimenangkan," ujar Dwi. 

Seri yang paling banyak diburu investor pada lelang kemarin adalah PBS0029, dengan permintaan Rp 2,62 triliun. Namun, pemerintah hanya memenangkan Rp 300 miliar dengan yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7,34%. Nilai yield tersebut, menurut Direktur Panin Asset Management Rudiyanto, cukup tinggi. 

Rudiyanto memperkirakan, ke depan yield seri ini bisa turun ke 7,25%. Artinya, harga saat ini cukup murah. Seri ini banyak diincar karena menjadi benchmark tahun depan.

Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi Riawan mengatakan, hasil lelang SBSN kemarin menunjukkan investor memilih mengurangi risiko fluktuasi. Ke depan, dia berpendapat, jika The Fed masih agresif menaikkan bunga, investor asing belum akan masuk dan dominasi investor domestik tetap besar.

Baca Juga: Lelang Sukuk Negara Sepi Peminat, Investor Minta Yield Tinggi

Bagikan

Berita Terbaru

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:07 WIB

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS

Bank CIMB Niaga berpotensi memiliki bank syariah beraset jumbo. Pasalnya, bank melakukan penjajakan untuk konsolidasi dengan bank syariah​

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 08:00 WIB

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati

Kondisi ekonomi global yang tak pasti serta suku bunga tinggi menekan industri barang mewah di tahun 2025

Berhentilah Menebang Masa Depan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:10 WIB

Berhentilah Menebang Masa Depan

Bencana  banjir dan longsor di tiga provinsi Sumatra jadi momentum reformasi kebijakan perizinan dan tata ruang Indonesia.​

Jangan Jadi Tradisi
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:00 WIB

Jangan Jadi Tradisi

Lonjakan harga-harga komoditas pangan menjelang Nataru ataupun saat puasa dan Lebaran harus disikapi serius pemerintah lewat kebijakan.

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:55 WIB

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang

Direktur Utama PT Martina Berto Tbk (MBTO), Bryan David Emil, memilih aset berjangka menengah panjang dalam portofolio investasinya.

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:50 WIB

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil

Pemangkasan target penjualan mobil baru oleh Gaikindo menjadi 780.000 unit menegaskan tekanan pada industri otomotif belum mereda.

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:48 WIB

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan

Pemulihan daya beli masyarakat mulai terlihat di Oktober 2025, namun belum merata. Kredit rumahtangga jadi penopang utama pertumbuhan kredit OJK.

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,18% secara harian ke Rp 16.646 per dolar AS pada Jumat (12/12).

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 05:20 WIB

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam

SMLE memperkuat bisnis nilam sebagai salah satu komoditas strategis di Indonesia dengan fokus pada kategori wewangian (fragrance & flavors).

INDEKS BERITA

Terpopuler